Tantangan Bebas Kendaraan di Malioboro Saat Weekend

Uji coba Malioboro bebas kendaraan bermotor kedua, Selasa, 23 Juli 2019 dinilai positif. Muncul usulan uji coba saat weekend.
Gubernur DIY Sri Sultan HB X didampingi Walikota Yogyakarta Haryadi Suyuti dan Wakil Walikota Heroe Poerwadi saat meninjau uji coba perdana Malioboro bebas kendaraan bermotor, Selasa 18 Juni 2019. (Foto: Tagar/Ridwan Anshori)

Yogyakarta - Sejumlah kalangan menilai uji coba Malioboro bebas kendaraan bermotor untuk kali kedua pada Selasa, 23 Juli 2019 menuai hasil positif. Muncul usulan melakukan uji coba saat weekend.

Warga dan wisatawan mengapresiasi uji coba tersebut. Begitu juga kendaraan bermesin mulai tertib dibanding uji coba yang pertama pada Selasa wage, 35 hari sebelumnya. Bagaimana jika uji coba Malioboro bebas kendaraan digelar saat weekend? Saat di mana kawasan heritage yang menjadi ikon Kota Yogyakarta tersebut dibanjiri wisatawan?

Usulan tersebut disampaikan anggota Komisi C DPRD DIY Huda Tri Yudiana. 

"Selasa wage itu kan pedagang Malioboro pada libur jualan. Berani nggak, uji coba dilakukan saat Sabtu dan Minggu, saat warga dan wisatawan berlibur di Malioboro," kata dia di DPRD DIY Jalan Malioboro Yogyakarta, Kamis 25 Juli 2019.

Huda mengatakan uji coba Malioboro bebas kendaraan bermotor pada saat weekend akan lebih terasa dampaknya. Dengan kata lain, bisa menjadi indikator keberhasilan penerapan Malioboro sebagai kawasan semi pedestrian yang dicita-citakan.

Selasa wage itu kan pedagang Malioboro pada libur jualan. Berani nggak, uji coba dilakukan saat Sabtu dan Minggu, saat warga dan wisatawan berlibur di Malioboro.

Saat weekend, menurut dia, kendaraan bermotor tidak boleh melintas Malioboro, praktis membutuhkan kantong parkir. Wisatawan akan mencari lokasi parkir, lalu jalan kaki menikmati suasana Malioboro.

Huda mengatakan dalam kondisi itu bisa terlihat kesiapan kantong parkirnya. Juga kesiapan warga dan wisatawan untuk tertib menjalankan aturan uji coba tidak melewati malioboro dengan kendaraan bermotor.

Keuntungan Ganda

Politikus PKS ini mengatakan jika Malioboro bisa bebas kendaraan bermotor saat weekend, ada keuntungan ganda. Pertama, wisatawan jauh lebih nyaman menikmati suasana Malioboro.

Kedua, rezeki lebih banyak dinikmati para penjaja jasa skala kecil seperti becak dan andong. Moda transportasi Trans Jogja yang dikelola pemerintah daerah juga meningkat pendapatannya.

"Karena hanya becak, andong dan Trans Jogja yang boleh melintas Malioboro," kata dia.

Lebih lanjut Huda mengusulkan bus pariwisata ukuran besar tidak dizinkan masuk kota. Langkah ini sinergis dalam mendukung konsep semi pedestrian Malioboro. 

"Bus berbadan besar dilarang masuk ke dalam kota. Di pinggiran kota disiapkan lahan parkir khusus bus," kata dia.

Sedangkan kantong parkir di dalam kota hanya untuk parkir mobil dan motor saja. "Nah, wisatawan yang naik bus besar, karena parkirnya di pinggiran kota, dijemput pakai ke kota menggunakan shuttle," ujar Huda.

Bus Trans Jogja bisa dimanfaatkan sebagai shuttle. Selain itu, bisa memanfaatkan Si Thole, shuttle mini bus milik Pemkot Yogyakarta.

"Bus Transjogja bisa dijadikan shuttle dari luar kota, sehingga di pinggiran kota juga ada kawasan baru yang berkembang," tuturnya.

Secara terpisah, Kepala Dinas Perhubungan DIY Sigit Sapto Raharjo menyambut positif usulan Malioboro bebas kendaraan bermotor pada akhir pekan. Pemerintah daerah memang sudah ada rencana ke arah itu.

Menurut dia, rencananya uji coba Sabtu dan Minggu akan dilakukan setelah tiga sampai empat kali uji coba tiap Selasa Wage.

Untuk larangan bus besar masuk kota, sudah mengusulkannya ke Pemkot Yogyakarta. "Karena itu domainnya Pemkot," ujar mantan Pejabat Bupati Bantul ini. []

Baca juga:

Cabai Rawit Lebih Mahal dari Harga Ayam di Yogyakarta

Berita terkait