Yogyakarta - Mutasi SARS-CoV-2 menjadi D164G ditemukan di Indonesia, tak terkecuali di Yogyakarta. Mutasi ini disebut-sebut 10 kali lebih menular dari virus Covid-19 atau C-19. Bagaimana tanggapan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X mengenai hal ini?
Sri Sultan HB X mengaku belum mengetahui mutasi virus corona yakni D614G. Mutasi ini disebut-sebut 10 kali lebih menular dari Covid-19. "Saya belum tahu macamnya virus ki opo wae (jenisnya apa saja)," katanya, Selasa, 1 September 2020.
Menurut Raja Yogyakarta itu, yang terpenting ialah menjaga protokol kesehatan. "Yang penting cuci tangan, jaga jarak, dan pakai masker," ungkapnya.
Covid-19, kata dia, adalah penyakit yang paling murah biaya pengobatannya. Orang tinggal berdiam diri rumah. Namun banyak orang tidak tahan untuk diam di rumah saja. "Mereka lalu beraktivitas di luar rumah jadi berisiko tertular Covid-19," katanya.
Ia berharap masyarakat tidak mengabaikan protokol kesehatan. Pemerintah DIY tidak melarang masyarakat untuk beraktivitas atau bekerja. Akan tetapi wajib menerapkan protokol kesehatan.
"Mau berdagang silakan, mall dan hotel juga tidak pernah saya tutup. Tapi ya itu kalau tidak bisa menerapkan protokol kesehatan saya tutup," tegasnya.
Terpisah, Ketua Pokja Genetik FK-KMK UGM Yogyakarta, Gunadi menjelaskan bahwa pihaknya telah berhasil mengidentifikasi Whole Genome Sequencing (WGS) empat isolat dari Yogyakarta dan Jawa Tengah, dan telah dipublikasikan di Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID), tiga diantaranya mengandung mutasi D614G.
Yang penting cuci tangan, jaga jarak, dan pakai masker.
“Saat ini, mutasi D614G pada virus SARS-CoV-2 yang mempunyai daya infeksius 10 kali lebih tinggi telah tersebar hampir di seluruh pelosok dunia, yaitu 77.5 persen dari total 92.090 isolat mengandung mutasi D614G," paparnya.
Sedangkan, di Indonesia sendiri sudah dilaporkan sebanyak sembilan dari 24 isolat yang dipublikasi di GISAID mengandung mutasi D614G. Sepertiganya terdeteksi di Yogyakarta dan Jawa Tengah.
Dokter Gunadi, menambahkan meskipun data dari Indonesia ini masih jauh dari ideal dibandingkan data dunia untuk kepentingan data persebaran virus di populasi (epidemiologi), pengembangan vaksin dan atau terapi Covid-19 di dunia, khususnya di Indonesia.
Namun, dengan fakta terdeteksinya virus SARS-CoV-2 dengan mutasi D614G di Indonesia tersebut, sudah seharusnya semua pihak lebih disiplin untuk menerapkan protokol kesehatan, seperti cuci tangan, menggunakan masker, hindari kerumunan. []