Tanah 340 Ribu Hektare Ditanami Sawit, Ini Hasilnya

Menakar keuntungan dari perkebunan sawit seluas 340 ribu hektare.
Ilustrasi - Pohon kelapa sawit. (Foto: Pixabay)

Jakarta, (Tagar 21/2/2019) - Perkebunan kelapa sawit merupakan bisnis yang banyak diminati, namun juga perlu kehati-hatian dalam memulainya.

Kelapa sawit atau dalam bahasa latinnya disebut sebagai Elaeis merupakan tanaman dalam kelompok Palma. Pohon kelapa sawit merupakan tanaman tropis yang dapat tumbuh hingga ketinggian 24 meter dengan habitat idealnya pada ketinggian 0-500 meter dari permukaan laut dan kelembapan 80-90 %.

Ada tiga tipe pohon kelapa sawit yang biasanya ditanam di perkebunan. Yaitu, kelapa sawit jenis Dura, Pisifera dan Tenera. Tiap jenis memiliki keunggulan dan kekurangan masing-masing.

Menurut penelusuran Tagar News dari berbagai sumber, perhitungan biaya dan hasil dalam bisnis perkebunan kelapa sawit dapat dijabarkan sebagai berikut:

Lahan dan Bibit merupakan instrumen utama jika ingin memulai perkebunan kelapa sawit. Di Kalimantan sendiri, harga tanah berkisar antara  9 - 15 Juta per Hektare (1 H = 100m x 100m).

Satu hektar lahan perkebunan dapat ditanami hingga 136 pokok (bibit sawit), karena jarak penanaman antar pohon berkisar 9 meter. Harga satu pokok dengan umur lebih kurang 18 bulan, sekitar 30 ribu rupiah.

Jadi, untuk membeli bibit satu hektar kebun sawit akan membutuhkan sekitar Rp 4.080.000. Total biaya Lahan + Bibit yang dibutuhkan sekitar 14 juta sampai dengan 20 Juta per hektare.

Pada perjalanannya, petani sawit harus mengeluarkan biaya cukup besar untuk kebutuhan pupuk. Biaya untuk pemupukan dibagi dalam 2 kriteria usia pohon.

1. Pohon sawit dengan usia di bawah 3 tahun:

Pupuk Urea 0,4-0,6 kg per pohon dalam 2 x setahun. Dalam satu hektar dibutuhkan 136 kg pupuk urea per tahun. Dengan harga Rp 3.900,- / kg, maka total biaya Rp 530.000 / tahun.

Pupuk KCL 0,2-0,5 kg per pohon dalam 2 x setahun. Dalam satu hektare dibutuhkan 136 kg pupuk KCL per tahun. Dengan harga Rp 3.900 / kg, maka total biaya Rp 530.000 / tahun.

Pupuk Kiserit 0,1-0,2 kg per pohon dalam 2 x setahun. Dalam satu hektare dibutuhkan 54.4 kg pupuk Kiserit per tahun. Dengan harga Rp. 1.300 / kg, maka total biaya Rp. 70.720 / tahun.

Borate 0,02-0,05 kg dalam 2 x setahun. Dalam satu hektare dibutuhkan 13,6 kg Borate per tahun. Dengan harga Rp. 10.100 / kg, maka total biaya Rp. 137.360 / tahun.

Maka total biaya pupuk untuk pohon sawit usia di bawah 3 tahun diperlukan Rp. 1.268.080 per hektare per tahun.

2. Pohon sawit dengan usia panen 3 tahun ke atas:

Pupuk Urea 2-2,5 kg per pohon dalam 2 x setahun. Dalam satu hektar dibutuhkan 680 kg pupuk urea per tahun. Dengan harga Rp. 3.900,- / kg, maka total biaya Rp. 2.652.000,- / tahun.

Pupuk KCL 2,5-3 kg per pohon dalam 2 x setahun. Dalam satu hektar dibutuhkan 816 kg pupuk KCL per tahun. Dengan harga Rp. 3.900,- / kg, maka total biaya Rp. 3.182.400,- / tahun.

Pupuk Kiserit 1-1,5 kg per pohon dalam 2x setahun. Dalam satu hektar dibutuhkan 408 kg pupuk Kiserit per tahun. Dengan harga Rp. 1.300 / kg, maka total biaya Rp. 530.400 / tahun.

Borate 0,05-0,1 kg dalam 2 x setahun. Dalam satu hektare dibutuhkan 27,2 kg Borate per tahun. Dengan harga Rp 10.100 / kg, maka total biaya Rp 274.720 / tahun.

Khusus untuk SP-36 0,75-1 kg diberikan 1x setahun. Dalam satu hektar dibutuhkan 272 kg Borate per tahun. Dengan harga Rp 4.850 / kg, maka total biaya Rp 1.319.200 / tahun.

Maka total biaya pupuk untuk pohon sawit usia panen 3 tahun ke atas diperlukan Rp 7.958.720 per hektare per tahun.

Pohon Sawit sudah mulai bisa dipanen dari usia 3 tahun. Biasanya proses panen dilakukan 2 x dalam satu bulan untuk 2 hektare kebun.

Rata-rata berat tandan buah segar (tbs) dapat mencapai 50 kg tergantung pada perawatan dan jenis bibit, semakin tua umur sawit, semakin berat juga hasil tbs. Itu berarti jika kita memiliki 1 hektare kebun sawit dengan 136 pohon, anggapan tiap pohon menghasilkan satu tandan 50 kg per bulan, maka dalam 1 hektare dapat dihasilkan 6,8 ton per bulan, dengan rata-rata harga tds (tandan buah segar) sawit sekitar Rp 1.300 per kilogram, maka dihasilkan Rp 8.840.000 per bulan, atau dalam satu tahun didapat Rp 106.080.000 per hektare.

Jadi jika dibandingkan dengan biaya pupuk dengan luas lahan 1 hektare, maka bisa diambil keuntungan bisnis kelapa sawit hingga Rp 98.000.000 per tahun.

Hitungan tersebut belum termasuk biaya operasional dan hal-hal teknis seperti gaji buruh harian lepas (HPL) yang berkisar RP 60-78 ribu per hari, gaji buruh panen yang berkisar antara Rp 250-300 ribu per ton TBS (data Desember 2018), biaya angkut dan lain sebagainya.

Penghitungan jumlah buruh dalam satu hektare area perkebunan juga bergantung kepada kebutuhan dan menyesuaikan hasil panen. []

Berita terkait
0
Sejarah Ulang Tahun Jakarta yang Diperingati Setiap 22 Juni
Dalam sejarah Hari Ulang Tahun Jakarta 2022 jatuh pada Rabu, 22 Juni 2022. Tahun ini, Jakarta berusia 495 tahun. Simak sejarah singkatnya.