Jakarta - PKS tegas mengatakan kepada publik tetap menjadi oposisi pemerintahan. Namun, bagaimana dengan PAN yang belum menyebut kepastian posisi mereka apakah oposisi atau berkoalisi dengan partai pendukung Jokowi-Ma'ruf?
Sekretaris Jenderal PAN Eddy Soeparno enggan disebut sebagai oposisi. Dia mengaku, pernyataan itu sudah tidak tepat untuk diucapkan lagi.
"Kita tidak ada koalisi lagi ya, kita sekarang semuanya sudah bercampur baur sudah menjadi merah putih. Tidak ada lagi dikotomi sekarang, koalisi atau eks koalisi itu sudah tidak ada lagi. Jadi saya pikir semuanya kita sudah bekerja sama," kata Eddy di Kompleks Parlemen Senayan Jakarta pada Rabu 23 Oktober 2019.
Begini, kalau dilihat dari perspektif yang sempit, apakah berada di dalam atau di luar pemerintahan itu tolak ukurnya adalah kita merepresentasikan diri kita di kabinet atau tidak, saya kira itu tidak pas.
Dia menegaskan, kerja sama antar partai pun sampai saat ini masih berjalan baik, apalagi menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2020.
"Nanti dalam agenda besar menghadapi Pilkada 2020, itu semua akan serba cair. Tidak ada lagi pembedaan, tidak ada lagi garis tegas antar eks 01 dan 02. Semua akan bercampur baur karena memang tujuannya itu nanti akan berbeda-beda," ujar dia.
Keikutsertaan menjalin kerja sama dengan pemerintah, dijelaskannya semata-mata bukanlah karena ingin membidik jabatan.
"Begini, kalau dilihat dari perspektif yang sempit, apakah berada di dalam atau di luar pemerintahan itu tolak ukurnya adalah kita merepresentasikan diri kita di kabinet atau tidak, saya kira itu tidak pas," kata dia.
Eddy juga mengatakan, walaupun partai mereka berkontribusi untuk memenangkan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno pada Pilpres 2019 tetapi PAN tidak kecewa dan tetap menghormati keputusan dua politikus Partai Gerindra tersebut bergabung dengan Kabinet Jokowi-Ma'ruf.
"Pak Zulhas (Ketua Umm PAN Zulkifli Hasan) menghormati pilihan Pak Prabowo dan ketika dijelaskan latar belakang dari niat Pak Prabowo untuk membantu pemerintah, kami memahami dan kita selalu berpikiran terbuka dan berpikiran positif dalam hal-hal seperti itu," ujar Eddy
Sebelumnya, Presiden PKS Sohibul Iman mengatakan akan tetap menjadi oposisi demi mengkritisi kebijakan pemerintah yang tidak pro rakyat.
Hal itu diungkapkannya usai melakukan pertemuan dengan Prabowo di Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Selasa, 22 Oktober 2019.
"Kami harus menjaga marwah demokrasi kita. Jadi demokrasi itu sejatinya harus ada check and balance, jadi kalau misal teman-teman tidak memilih di luar pemerintahan, biarlah PKS di luar pemerintahan," ujarnya.