Tak Hanya Covid-19, Banjir Jadi Masalah di Pessel

Tokoh Perantau Asal Nagari Tuik Pessel Ermanto banjir sudah menjadi masalah kronis di desa tersebut sehingga mengganggu aktivitas warga.
Banjir yang melanda Nagari Tuik Kecamatan Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan pada Jumat, 10 April 2020. (Foto: Dokumen Tagar/Teddy Setiawan)

Pesisir Selatan - Di tengah pandemi Covid-19 atau virus corona, Nagari atau Desa Tuik, Kecamatan Batang Kapas, Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel) diterjang banjir. Banjir tersebut membuat masyarakat dan perantau Desa Tuik, Kecamatan Batang Kapas, Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel), Sumatera Barat meminta bupati menuntaskan persoalan tersebut.

Seorang tokoh Perantau Asal Ermanto menyampaikan bupati harus cepat tanggap. Banjir sudah menjadi masalah kronis di desa tersebut sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari, termasuk merusak area pertanian warga.

Harus ada penyidikkan lebih lanjut. Kami dari perantau sangat prihatin atas kejadian ini.

"Akibatnya berdampak secara ekonomis. Kami sebagai perantau sangat prihatin terhadap persoalan ini, apalagi menyangkut ekonomi masyarakat," ujarnya pada Tagar melalui WhatsApp Grup Forum Tuik Maimbau di Painan, Sabtu, 11 April 2020.

Banjir dengan ketinggian 1,5 meter itu mulai terjadi pada Jumat, 10 April 2020 sekitar pukul 17.45 WIB akibat curah hujan ketika itu cukup tinggi. Akibanya, ratusan rumah warga terendam air.

Persawahan dan ladang jagung masyarakat yang hendak ditanami turut terendam. Bahkan, banjir sempat memutus akes jalan dari Nagari Sungai Nyalo menuju Nagari Tuik dan turut merendam fasilitas ibadah.

Genangan air baru mulai surut sekitar pukul 20.00 WIB. Karena itu, lanjut Ermanto, perlu perhatian serius dari pemerintah daerah. Selain kondisi pengendalian banjir yang tidak baik, persoalan bisa saja terjadi akibat aksi penebangan hutan di hulu sungai.

"Harus ada penyidikkan lebih lanjut. Kami dari perantau sangat prihatin atas kejadian ini. Jangan sampai masyarakat yang jadi korban atas buruknya pengendalian banjir dan aksi penebangan hutan," ujarnya.

Sementara, Marsal, salah seorang tokoh perantau lainnya mengegaskan haru ada perhatian bupati terhadap persoalan banjir. Sebab, peristiwa semacam itu sudah menjadi persoalan klasik yang tidak berujung di Nagari Tuik dan Sungai Nyalo.

Pemerintah daerah hendaknya mulai berfikir tentang penyiapan pengendalian banjir di kedua nagari itu. Aoalagi, Tuik dan Sungai Nyalo merupakan salah satu nagari penghasil pangan di Kecamatan Batang Kapas.

"Kami berharap bupati dan camat Batang Kapas memberikan perhatian atas musibah banjir yang melanda kampung dan nagari kelahiran kami ini," ucapnya.

Secara terpisah, Camat Batang Kapas, Wendra Rovikto membenarkan adanya kejadian banjir tersebut. Menurutnya, banjir terjadi akibat luapan sungai, seiring dengan tingginya curah hujan pada Jumat, 11 April 2020.

Saat ini, pihak kecamatan dan nagari tengah melakukan pendataan terkait jumlah kerugian yang dialami masyarakat. 

"Kami kini tengah inventarisir jumlah kerugian. Selanjutnya akan kami sampaikan ke Dinas Sosial di Painan," tuturnya. []

Berita terkait
Rencana 10 Ribu Masker untuk Warga Pessel
Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan berencana mencetak 10 ribu masker untuk masyarakat.
Satu Warga Pessel Positif Sembuh dari Covid-19
Satu dari empat warga Pesisir Selatan yang positif terpapar dinyatakan sembuh dari covid-19.