Taiwan Mencermati Respon AS Terhadap Rusia dan Ukraina

Banyak pihak di Taiwan mengamati dengan hati-hati respon Amerika Serikat (AS) terhadap krisis Rusia-Ukraina
Menlu AS, Antony Blinken, menyalami Menlu Rusia, Sergei Lavrov, sebelum melakukan pertemuan di Jenewa, Swiss Jumat, 21 Januari 2022, yang terfokus pada isu Ukraina (Foto: voaindonesia.com/Reuters)

Jakarta – Banyak pihak di Taiwan mengamati dengan hati-hati respon Amerika Serikat (AS) terhadap krisis Rusia-Ukraina, dan melihat adanya banyak kemiripan dengan hubungan Taiwan dan China, yang menguji pertahanan udara Taiwan hampir setiap hari.

Ditanya bagaimana Taiwan akan bereaksi jika pemerintah AS hanya bertindak secara minimum atau tidak sama sekali untuk membantu Ukraina dalam menanggapi serangan Rusia, aktivis pro-Taiwan Ken Wu yakin bahwa masyarakat Taiwan akan “merasa benar-benar kecil hati dan juga kecewa. Jika China menginvasi Taiwan, maka itulah saat tepat bagi mereka menilai bagaimana AS akan memperlakukan Taiwan.”

Wu adalah wakil presiden Asosiasi Formosa untuk Urusan Publik cabang Los Angeles, yang melobi Kongres AS seputar kebijakan pro-Taiwan.

Rusia telah mengerahkan ratusan tank, howitzer, dan artileri otomatis bersama dengan puluhan ribu tentara di dekat perbatasan daratnya dengan Ukraina, bekas Republik Soviet. Rusia mencaplok Krimea, yang pernah menjadi bagian dari Ukraina pada tahun 2014.

Dalam acara NBCMeet the Press” pada 23 Januari 2022 lalu, Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, mengatakan Amerika Serikat “mempersiapkan langkah yang punya konsekuensi besar bagi Rusia jika menyerang Ukraina lagi.”

konvoi militer rusiaKonvoi militer Rusia dikerahkan di Krimea, dekat Ukraina, 19 Januari 2022 (Foto: voaindonesia.com/AP)

Penarikan AS dari Afghanistan pada Agustus 2021, mengantarkan pemerintahan Taliban yang menimbulkan pertanyaan di Taiwan dan di beberapa tempat lain di Asia tentang tekad Washington.

“Jika AS melakukan sesuatu di Ukraina, menurut saya itu akan dipandang sebagai tindakan penebusan, tetapi setelah Afghanistan, menurut saya, sangat sulit bagi negara-negara di seluruh dunia untuk sepenuhnya bergantung pada AS,” kata Oh Ei. Sun, rekan senior di Singapore Institute of International Affairs.

China mengklaim kedaulatannya atas Taiwan, meskipun kedua belah pihak telah memerintah secara terpisah sejak pihak Nasionalis yang dipimpin Chiang Kai-shek kalah dalam perang saudara dari pihak Komunis yang dipimpin Mao Zedong dan mundur ke pulau tersebut (mg/jm)/voaindonesia.com. []

Awal Konflik Antara Taiwan dan China

Presiden Taiwan: Jangan Percaya Komunis

Nikaragua Putus Hubungan Diplomatik dengan Taiwan

Presiden Taiwan Ingatkan China Bahwa Konflik Militer Bukan Jawaban

Berita terkait
Pemerintah Jerman Tolak Kirim Senjata ke Ukraina
Pemerintah baru menghadapi rentetan kritik internasional sehubungan dengan sikapnya dalam krisis Ukraina-Rusia
0
Massa SPK Minta Anies dan Bank DKI Diperiksa Soal Formula E
Mereka menggelar aksi teaterikal dengan menyeret pelaku korupsi bertopeng tikus dan difasilitasi karpet merah didepan KPK.