Survei Tunjukkan Migrasi Dipandang Sebagai Ancaman Terbesar di Tahun 2024

Sebanyak 72 persen penduduk Bumi hidup di bawah sistem otokratis, dibandingkan 46 persen pada satu dekade lalu
Ilustrasi - Gelombang migran akibat perang seperti etnis Rohingya di Aceh ini dianggap ancaman global baru. (Foto: dw.com/id - Rahmat Mirza/AP/picture alliance)

TAGAR.id - Migrasi akibat perang dan perubahan iklim kini lebih ditakuti ketimbang agresi Rusia. Survey KTT Keamanan München di tujuh negara industri maju dan BRICS juga mencemaskan eskalasi konflik di Indo-Pasifik. Frank Hoffmann melaporkannya untuk DW.

“Dunia di tahun 2024 dibayangi "tren kemunduran dalam politik global, yang ditandai dengan meningkatnya ketegangan geopolitis dan ketidakpastian ekonomi," tulis DIrektur Konferensi Keamanan München, MSC, Christoph Heusgen, dalam laporan tahunan jelang konferensi pada 16 hingga 18 Februari mendatang.

Selama tiga hari itu, perwakilan militer, akademisi dan pejabat pemerintah dari seluruh penjuru dunia termasuk di antaranya adalah Presiden Ukraina, Volodomyr Zelensky, akan membahas situasi keamanan teranyar dalam pertemuan di München, Jerman.

Pertemuan di München didahului survey yang tahun ini melibatkan 12.000 responden di Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Jerman, Jepang, Italia dan Kanada, ditambah negara-negara BRICS, kecuali Rusia. Dalam survey MSC tahun lalu invasi Rusia di Ukraina masih dianggap sebagai ancaman utama keamanan global, namun dalam suvey teranyar yang dirilis tahun ini, giliran masalah migrasi akibat perang dan perubahan iklim yang dipandang sebagai masalah terbesar bagi masyarakat.

Sebanyak 72 persen penduduk Bumi hidup di bawah sistem otokratis, dibandingkan 46 persen pada satu dekade lalu.

migran dari meksiko menuju ASRombongan migran bergerak menuju AS dari Tapachula, Negara Bagian Chiapas, Meksiko, pada 24 Desember 2023. (Foto: voaindonesia.com/AFP)

Migrasi akibat perang dan bencana iklim

Dalam survey tersebut, "migrasi akibat perang dan perubahan iklim" menempati urutan pertama sebagai sumber ancaman terbesar. Di Jerman, ancaman serangan teror oleh kelompok militan Islam kini bertengger di urutan kedua dari posisi ke16 tahun lalu.

Perang Gaza yang dipicu serangan teror Hamas di Israel diduga ikut mempengaruhi persepsi publik karena jajak pendapat yang dilakukan antarta Oktober hingga November tahun lalu.

"Sebagaimana di banyak negara lain, serangan teror Hamas pada tanggal tujuh Oktober mencuatkan kekhawatiran di Jerman terhadap terorisme kelompok radikal Islam," tulis peneliti MSC, dan menambahkan betapa "Jerman tahun ini mencatatkan kekhawatiran tertinggi terhadap migrasi dibandingkan semua negara yang disurvey."

migran asal afrikaFILE - Para migran asal Afrika yang mencoba melarikan diri ke Eropa berdesakan di perahu kecil, saat penjaga pantai Tunisia bersiap untuk memindahkan mereka ke kapal mereka, di laut antara Tunisia dan Italia, 10 Agustus 2023. (Foto: voaindonesia,com/FETHI BELAID/AFP)

Globalisasi dihambat isu keamanan

Secara umum, MSC mencatat kekecewaan terhadap kondisi perekonomian dunia sebagai dampak globalisasi. "Kendati pencapaian yang tinggi setelah Perang Dingin, negara-negara Barat dan pemerintahan otokratis terkuat di belahan Bumi selatan belum sepenuhnya puas atas status quo, atau porsi kuenya sendiri."

Akibatnya, globalisasi mencatatkan tren kemunduran di seluruh penjuru dunia, terutama di China yang mulai mencatatkan surutnya aliran dana investasi. "Sektor perdagangan juga menunjukkan gelagat restrukturisasi di sepanjang medan geopolitik," di mana arus kapital dialirkan menjauhi China.

"Pergeseran politik yang dramatis," berbenturan dengan "realita ekonomi makro," tulis MSC, yang meramalkan kemunduran pada konektivitas di dunia. "Semakin sengitnya rivalitas geopolitik mengubur harapan bahwa globalisasi yang digerakkan pasar akan mampu menjamin pemerataan yang adil."

polisi jerman awasi migran ilegalSeorang polisi federal Jerman mengawal satu kelompok migran yang masuk perbatasan Jerman secara ilegal dari Polandia, di dekat Frost, tenggara Berlin, Jerman, 11 Oktober 2023. (Foto: voaindonesia.com/Markus Schreiber/AP Photo)

China gembosi pengaruh Barat

Survey MSC juga mencatat eskalasi risiko perang antara China dan Amerika Serikat seputar Taiwan dan Laut China Selatan, sebagai sumber ancaman keamanan. Faktor ini terutama mendominasi jawaban responden dalam survey di Jepang, India, Amerika Serikat, Jerman dan Prancis.

Di negara-negara G7 "sebagian besar masyarakat meyakini bahwa tingkat kemakmuran dan keamanan mereka akan berkurang dalam sepuluh tahun ke depan," tulis direktur MSC, Heusgen. Selain itu, responden juga memperkirakan pengaruh China akan jauh melampaui Barat di negara-negara berkembang.

Namun begitu, persepsi responden bertolak belakang dengan kegiatan ekonomi. "Perusahaan Jerman masih berinvestasi besar di China dan justru melawan keinginan pemerintah di Berlin untuk mengurangi aktivitas di China," menurut laporan 2024 Konferensi Keamanan München. "Investasi langsung Jerman di China masih mencatatkan rekor di paruh pertama 2023." (rzn/as)/dw.com/id. []

Berita terkait
Buruh Migran Dipaksa Kerja Jadi Budak Penipuan di Asia Tenggara
Di Asia Tenggara, ribuan imigran disandera di tempat rahasia, di mana mereka dipaksa bekerja dalam sindikat penipuan