Hasil survei terbaru dari Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menunjukkan persaingan yang sangat ketat antara dua pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Tengah, yaitu Andika Perkasa–Hendrar Prihadi dan Ahmad Luthfi–Taj Yasin. Direktur Eksekutif SMRC, Deni Irvani, mengungkapkan bahwa jika pemilihan gubernur Jawa Tengah dilakukan sekarang, Andika-Hendi meraih 48,1 persen suara, sedangkan Luthfi-Yasin mendapatkan 47,5 persen suara.
Deni menegaskan bahwa selisih suara kedua pasangan sangat tipis dan berada dalam rentang margin of error, sehingga secara statistik belum bisa disimpulkan siapa yang lebih unggul. Namun, dalam sebulan terakhir, terjadi peningkatan signifikan pada dukungan suara pasangan Andika-Hendi, dari 36,6 persen pada September 2024 menjadi 48,1 persen pada Oktober 2024. Sebaliknya, dukungan suara pasangan Luthfi-Yasin mengalami penurunan dari 57,9 persen menjadi 47,5 persen pada periode yang sama.
Deni juga mengungkapkan bahwa dalam sebulan terakhir, kedikenalan Andika mengalami penguatan dari 60 persen pada September 2024 menjadi 67 persen di Oktober 2024. Tingkat kesukaan Andika juga meningkat dari 87 persen menjadi 92 persen. Sementara itu, kedikenalan Luthfi tidak berubah signifikan, dari 69 persen menjadi 67 persen, dan tingkat kesukaan Luthfi relatif stabil di angka 86 dan 85 persen.
Survei ini juga menyoroti persepsi publik Jawa Tengah terhadap kualitas personal calon. Pada aspek perhatian pada rakyat, Andika mendapatkan persepsi tersebut sebanyak 82 persen, sementara Luthfi 78 persen. Sebanyak 78 persen warga yang tahu menganggap Andika jujur, bisa dipercaya, dan bersih dari korupsi, sementara Luthfi 73 persen. Pada aspek tegas dan berwibawa, Andika 96 persen dan Luthfi 86 persen. Untuk kemampuan memimpin, Andika 88 persen dan Luthfi 84 persen.
Survei ini dilakukan SMRC pada 17-22 Oktober 2024, beberapa hari sebelum debat calon gubernur. Populasi survei mencakup 1.210 responden warga Jawa Tengah yang memiliki hak pilih, dengan metode multistage random sampling dan margin of error sebesar kurang lebih 2,9 persen, pada tingkat kepercayaan 95 persen. Hasil ini menunjukkan bahwa persaingan Pilkada Jawa Tengah semakin ketat dan sulit diprediksi.