Jakarta - Hasil survei terbaru menunjukan adanya penurunan elektabilitas sejumlah partai politik. Partai PDI Perjuangan dan Gerindra mengalami penurunan popularitas paling tajam di penghujung tahun 2020.
Survei Voxpopuli Research Center yang dilakukan pada 26-31 Desember 2020, menunjukkan tren penurunan itu terjadi secara berturut dalam tiga kali penelitian terakhir.
Survei ini digelar melalui telepon kepada 1.200 responden di seluruh Indonesia yang dipilih secara acak dari survei sebelumnya sejak 2019. Margin of error survei lebih kurang 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Temuan Voxpopuli Research Center menunjukkan PDIP hanya berada di angka 19,6 persen. Hal itu jauh merosot dari sebelumnya 33,5 persen (Juni 2020), dan 31,3 persen (Oktober 2020).
Sementara Partai Gerindra yang sebelumnya berada di angka 14,1 persen (Juni 2020) dan 13,9 persen (Oktober 2020), menurun hanya tinggal 9,3 persen.
Hal sebaliknya berlaku dimana elektabilitas tiga parpol dilaporkan mengalami kenaikan, yaitu Demokrat, PKS, dan Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Elektabilitas PSI naik dari 4,5 persen (Juni 2020) dan 4,7 persen (Oktober 2020) menjadi 4,9 persen. Sementara itu, PKS elektabilitas-nya naik dari 5,3 persen (Juni 2020) dan 5,6 persen (Oktober 2020) menjadi 8,1 persen. Lalu Demokrat naik dari 3,4 persen (Juni 2020) dan 3,3 persen (Oktober 2020) menjadi 5,1 persen.
"Demokrat, PKS, dan PSI mengalami kenaikan elektabilitas ketika parpol-parpol lain anjlok atau stabil," kata Direktur Eksekutif Voxpopuli Research Center Dika Moehamad dalam siaran persnya, Selasa, 5 Januari 2021.
Menurut Dika, turunnya elektabilitas parpol-parpol ada kaitannya dengan kasus korupsi yang membelit dua figur menteri dari PDIP dan Gerindra. Hal tersebut memberi keuntungan politik khususnya bagi parpol-parpol di luar pemerintahan, yaitu Demokrat dan PKS.
"Anjloknya elektabilitas PDIP dan Gerindra sebagian besar lari ke golput, dimana responden yang menyatakan tidak tahu atau tidak menjawab naik signifikan, dari 12,2 persen (Juni 2020) dan 18,3 persen (Oktober 2020) melesat menjadi 31,4 persen," jelas Dika. []