Surat Nadiem Makarim kepada Seluruh Karyawan Gojek

Founder dan mantan CEO Gojek, Nadiem Makarim menyurati seluruh karyawan Gojek setelah Presiden Jokowi resmi melantiknya.
Nadiem Makarim (tengah). (Foto: Tagar/Dok. Gojek)

Medan - Founder dan mantan CEO Gojek, Nadiem Makarim menyurati seluruh karyawan Gojek setelah Presiden Jokowi resmi melantiknya sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Rabu, 23 Oktober 2019, juga menyusul pengunduran dirinya dari perusahaan itu.

Dalam surat yang dikirimnya melalui email itu Nadiem menceritakan kenangan selama membesarkan Gojek dalam sembilan tahun terakhir. Ia juga meninggalkan pesan penting terkait kelangsungan masa depan Gojek ke depan.

Seperti dalam siaran pers yang diterima Tagar, Rabu, 23 Oktober 2019, inilah isi surat Nadiem.

"Gojek dimulai dari nol, hanya bermodal tekad yang kuat untuk membawa perubahan. Saat itu, kita melihat rumitnya lalu lintas Jakarta, padahal ada komunitas ojek yang bisa menjadi solusi jika saja ada yang mengorganisir mereka sehingga mereka dapat bekerja dengan lebih efisien.

Berawal dari tekad untuk memudahkan hidup keseharian semua orang, Gojek lahir dengan dukungan dari begitu banyak teman, partner bisnis, investor dan stakeholders. Saat ini, Gojek telah menjadi ikon untuk masa depan Indonesia dan Asia Tenggara.

Saya pamit dari Gojek dan saya percayakan kepemimpinan pada dua sosok terbaik yang paling mumpuni, yaitu Kevin Aluwi dan Andre Soelistyo sebagai co-CEO. Keduanya memainkan peran kunci dalam membawa perusahaan yang bermula dari sebuah kantor kecil di Jakarta Selatan ke panggung dunia.

Banyak keberuntungan yang memihak pada Gojek selama perjalanan ini, tapi saya percaya keberuntungan dalam menjalankan bisnis hanya punya nilai jika ada sosok-sosok brilian yang tahu cara memanfaatkannya.

Tetapi kami berdua bertekad bahwa Gojek ke depan akan semakin kuat

Kevin dan Andre adalah mentor dalam perjalanan saya menjadi seorang leader, mereka adalah talenta-talenta terbaik di Gojek. Keduanya yang menjalankan perusahaan ini selama beberapa tahun terakhir dan saya memiliki keyakinan penuh bukan hanya pada kemampuan mereka dalam hal teknis dan eksekusi, tapi juga yang terpenting, pada integritas dan komitmen di tiap langkah dan keputusan mereka.

Membangun bisnis seperti Gojek sangat menguras tenaga dan emosi, tapi Andre dan Kevin selalu menghadapinya dengan kepala dingin dan komitmen yang tidak pernah padam. Tidak ada yang lebih tepat dari mereka untuk memimpin Gojek di fase pertumbuhan berikutnya," tulis Nadiem.

Andre dan Kevin menanggapi surat Nadiem melalui pernyataan bersamanya.

"Ketika seorang teman dan mentor meninggalkan usaha yang telah Anda bangun bersama, tentu akan ada kesedihan. Tetapi kami berdua bertekad bahwa Gojek ke depan akan semakin kuat. Kami akan terus fokus untuk mencapai visi Gojek 10 tahun ke depan.

Gojek telah meningkatkan taraf hidup banyak orang di Indonesia dan di Asia Tenggara. Prioritas utama kami adalah memastikan bahwa perusahaan ini dapat terus memberikan manfaat positif untuk masa mendatang sekaligus mengharumkan nama bangsa Indonesia," demikian balasan ke Nadiem.

Dalam struktur baru, Andre akan fokus pada pengembangan strategi korporasi, meliputi pengelolaan alokasi modal, ekspansi internasional serta layanan pembayaran dan jasa keuangan.

Kevin akan fokus pada pengembangan produk Gojek serta pemasaran, pengembangan organisasi dan juga bisnis ride-hailing dan pesan-antar makanan. []

Berita terkait
Nadiem Makarim Berpamitan ke Karyawan Gojek
Mantan CEO Gojek Nadiem Makarim berpamitan kepada seluruh karyawan Gojek setelah resmi dilantik Presiden Jokowi di Istana Negara.
Celoteh Driver Gojek Ketika Nadiem Makarim Jadi Menteri
Dia merasa cemas mundurnya Nadiem Makarim dari Gojek akan mengubah kebijakan manajemen karena dikelola orang yang berbeda.
Perubahan Ekonomi Digital di Tangan Nadiem Makarim
Nadiem Makarim diharapkan mampu membawa perubahan besar terhadap ekonomi digital Indonesia dalam kabinet pemerintahan Joko Widodo.
0
Kesehatan dan Hak Reproduksi Adalah Hak Dasar
Membatasi akses aborsi tidak mencegah orang untuk melakukan aborsi, hal itu justru hanya membuatnya menjadi lebih berisiko mematikan