Padang - Aktifitas pengeksporan lobster dari Sumatera Barat (Sumbar) ke China kembali dilakukan, setelah sempat terhenti karena pandemi Covid-19.
Lobster sudah mulai masuk ke pasar-pasar China. Kerapu dan tuna belum.
Hal itu dibenarkan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sumbar, Yosmeri. Menurutnya, dampak Covid-19 membuat pengiriman sejumlah komoditi di Sumbar ke luar negeri dihentikan. Seperti lobster, ikan tuna, dan sejumlah komoditi lainnya.
"Daerah yang akan menampung juga tidak menerima karena juga terkena wabah. Bahkan ada yang lockdown, makanya sejak beberapa bulan belakangan sempat dihentikan," katanya, Rabu, 8 Juli 2020.
Sejak beberapa minggu terakhir, kata Yosmeri, aktivifas ekspor sudah kembali berjalan. Ekspor yang sudah mulai dikirim itu seperti lobster ke China. Sedangkan ikan kerapu dan tuna belum bisa dilakukan.
Yosmeri memprediksi, dalam beberapa bulan ke depan, ikan tuna dan kerapu sudah bisa diekspor. Sebab, sejumlah negara tujuan ekspor mulai membaik dari Covid-19.
"Negara tujuan ekspor lobster ke Cina. Sedangkan kerapu ke Hongkong dan juga China dan tuna ke Amerika. Mentawai penghasil lobster, Pesisir Selatan menyediakan kerapu dan tuna pada umumnya banyak di laut Sumbar. Lobster sudah mulai masuk ke pasar-pasar China. Kerapu dan tuna belum," katanya.
Yosmeri memperkirakan, ekspor lobster Sumbar baru berjalan sekitar 30 hingga 60 persen. Hal ini disebabkan tingkat konsumsi masyarakat di negara tujuan ekspor masih menurun.
"Biasanya ekspor lobster ke China itu mencapai 5 ton sebulan. Kerapu sekarang ada stok 20 ton, kemungkinan Agustus bisa diekspor. Tuna masih disimpan di pendingin, saya belum cek angkanya," katanya.
Dari terganggunya ekspor, beberapa perusahaan hanya memberlakukan kerja saat ada ikan dan dibutuhkan proses packing.
"Dampaknya itu, karyawan perusahaan seperti PT Dempo yang mengolah tuna di Bungus harus memperkejakan karyawan saat ada ikan saja. Ada ikan baru karyawan dipanggil bekerja, terpaksa seperti itu," katanya. []