Sultan Minta Kampung Pecinan Malioboro Lebih Hidup

Sultan HB X menginginkan Kampung Pecinan Ketandan Malioboro lebih hidup sepanjang tahun, tidak hanya saat gelaran PBTY saja.
Ketua PBTY Tri Kirana Muslidatun (tengah) siap membantu Pemda DIY mewujudkan Ketandan sebagai kawasan Pecinan di Yogyakarta yang semakin dikenal luas. (Foto : Tagar/Ratih Keswara)

Yogyakarta - Kampung Pecinan Ketandan di kawasan Malioboro Yogyakarta identik dengan perkampungan etnis Tionghoa di tengah kota. Di kampung itu menjadi kebudayaan Tionghoa berkembang. Rutin setiap tahun Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta (PBTY) digelar di perkampungan itu.

Pemerintah Daerah (Pemda) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) ingin menjadikan Kampung Pecinan Ketandan menjadi kawasan Pecinan yang lebih hidup sepanjang tahun. Aroma budaya dan kesenian Tionghoa tidak hanya mengemuka pada saat even PBTY saja.

Ketua PBTY Tri Kirana Muslidatun mengatakan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X menginginkan Kampung Ketandan sebagai kawasan Pecinan yang lebih dikenal lagi. “Ngarsa Dalem (sapaan lain Sultan HB X) maunya Ketandan lebih bisa dihidupkan lagi sebagai area Pecinan sepanjang tahun," katanya usia menemui Sultan HB X di Gedhong Wilis, Komplek Kepatihan, Yogyakarta, Selasa, 26 November 2019.

Menurut Ana, sapaan akbrabnya mengatakan para penduduk yang tinggal di Kampung Pecinan Ketandan diminta ikut berkontribusi mewujudkan Ketandan sebagai Pecinan di Yogyakarta. Untuk mewujudkan keinginan tersebut, kepanitiaan PBTY diminta melakukan pendekatan kepada warga di Ketandan.

Ana menyanggupi keinginan itu. Ia bahkan menegaskan jika hal itu sudah menjadi keinginan Pemda DIY, maka Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta juga bisa membantu secara teknis, seperti pembangunan lingkungannya.

Ngarsa Dalem maunya Ketandan lebih bisa dihidupkan lagi sebagai area Pecinan sepanjang tahun.

Lebih lanjut istri Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti ini mengatakan, gelaran PBTY tahun ini mengangkat tema The Cultural Colours of Wonderful Indonesia. PBTY kali ini akan diselenggarakan pada 2-8 Februari 2020 mendatang. Penyelenggaraan yang ke-15 ini juga menjadi penyelenggaraan pertama kalinya PBTY sebagai salah satu event tahunan ‘Wonderful Indonesia’ Kementerian Pariwisata RI.

Dia berharap even PBTY kali ini lebih meriah dibanding tahun-tahun sebelumnya. Dia juga berharap even PBTY semakin banyak dikunjungi, baik wisatawan domestik maupun mancanegara. Apalagi pada Februari 2020 Badara Internasional di Kulon Progo sudah beroperasi penuh,” ujar Ana.

Menurut dia persiapan gelaran PBTY 2020 sudah 60 persen. Tahapan selanjutnya yang akan dilakukan ialah menyiapkan berbagai acara hiburan yang lebih menarik dari tahun-tahun sebelumnya, sesuai arahan Gubernur DIY. “Ngarsa Dalem juga berpesan agar pertunjukan selama PBTY nanti harus banyak diubah, harus dengan inovasi yang baru," ungkapnya.

Ana mengatakan kepanitian PBTY sudah menyiapkan tujuh panggung hiburan selama even. Namun untuk panggung utama yang rencananya akan kami garap serius.

Ketua Jogja Chinese Art and Culture Centre (JCACC) Harry Setyo mengatakan penyelenggaraan PBTY setiap tahunnya selalu bagus, dan memang selalu diselenggarakan untuk Yogyakarta. “Karena yang menyelenggarakan PBTY adalah warga Yogyakarta, bukan warga Tionghoa. Semoga PBTY juga bisa menjadi ikon Yogyakarta dan semakin semakin bisa menonjolkan Yogyakarta sebagai city of tolerance,” imbuhnya. 

Pada gelaran PBTY sebelumnya, beragam atraksi kesenian dan budaya menyemarakkan acara. Antara lain parade barongsai yang menampilkan 15 grup dari Kota Yoggyakarta dan sekitarnya, Karnaval Budaya dan Jogja Dragon Festival, panggung hiburan - pameran budaya, beragam lomba, aneka bazaar dan stand kuliner, Pemilihan Koko dan Cici Jogja 2019 dan lainnya. []

Baca Juga:

Berita terkait
Raja Yogyakarta Memaknai Keberadaan Warga Tionghoa
Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta (PBTY) 2019 resmi dibuka Rabu malam (13/2).
Kesenian Tionghoa Menjadi Penguat Yogyakarta Kota Budaya-Wisata
Warga Tionghoa mengeapresasikan diri terhadap adat istiadat nenek moyangnya di Yogyakarta.
Peran Tionghoa di Yogyakarta yang Terkubur Sejarah
Warga Tionghoa sudah menempati Yogyakarta sejak ratusan tahun silam. Ini sejarahnya
0
Melihat Epiknya Momen Malam HUT DKI Jakarta Lewat Lensa Galaxy S22 Series 5G
Selain hadir ke kegiatan-kegiatan yang termasuk ke dalam agenda perayaan HUT DKI Jakarta, kamu juga bisa merayakannya dengan jalan-jalan.