Denpasar - Dua hari ini media daring dan televisi dipenuhi oleh informasi tentang demonstrasi tanggal 22 Mei 2019 yang diwarnai kerusuhan dan menyebabkan seseorang menjadi cemas dan tegang.
Psikolog dari RSUD Denpasar Nena Mawar Sari,S.Psi. mengatakan kecemasan dan ketegangan itu dipicu oleh tayangan yang dipenuhi dengan ketegangan, emosi, teriakan, tembakan dan mencekam, serta berdarah-darah.
Dampaknya akan lebih parah bagi seseorang yang telah didiagnosis gangguan cemas atau gangguan panik.
Berita tersebut tayang 24 jam dan terus-menerus, belum lagi konten kebohongan atau hoax. Meskipun begitu, kita tidak perlu menyaksikan secara keseluruhan sehingga tidak terbawa emosi.
Lalu, mengapa tayangan demo yang rusuh itu bisa memicu kecemasan dan panik?
Jawabanya adalah karena tayangan tersebut bisa menggiring persepsi penonton jika hal itu terjadi pada dirinya atau keluarganya.
Orang yang mengalami kepanikan seringkali mengalami beberapa gejala berikut ini.
- Jantung berdetak cepat.
- Merasa lemah, pusing atau pingsan.
- Kesemutan atau mati rasa di tangan dan jari-jari.
- Rasa takut akan kematian.
- Berkeringat dingin atau rasa nyeri di dada.
- Sesak napas dan kehilangan kontrol.
Enam Solusi
Apabila kita mengalami kecemasan atau panik akibat menyaksikan tayangan rusuh, berikut ini beberapa hal yang dapat dilakukan.
1. Batasi durasi menonton televisi atau media sosial.
2. Jangan mudah percaya dengan konten tertentu.
3. Yakinkan diri bahwa semua akan baik-baik saja.
4. Apabila mengalami panik dan cemas, lakukan teknik relaksasi mengatur napas.
5. Beraktivitas secara wajar.
6. Bila gannguan tersebut belum dapat diatasi, bisa menghubungi psikolog.
Psikolog Klinis & Hipnoterapis, Nena Mawar Sari bisa dihubungi di nomer telepon 081999481222 untuk membantu mengatasi masalah diatas. []
Baca juga: