Jakarta - Deja Vu adalah sebuah fenomena yang terjadi pada sebagian orang dimana mereka seringkali merasakan bahwa telah mengalami peristiwa yang baru saja terjadi di hidup mereka.
Deja Vu berasal dari Bahasa Perancis yang artinya 'pernah dilihat', hal ini sering dikait-kaitkan dengan kejadian di masa lampau.
Fenomena Deja Vu pikiran ini menjadikan banyak rasa penasaran tentang seperti apa dan bagaimana sistem pikiran kita bekerja ketika mengalami Deja Vu, dan apakah benar merupakan pertanda dari pikiran di masa lalu.
Deja Vu merupakan perasaan ‘pernah hidup melalui’ sesuatu yaitu adalah perasaan mengingat kembali.
Secara ilmiah, Deja Vu bukanlah ‘Prekognisi’ atau ‘ramalan’, namun Deja Vu adalah anomali ingatan, yang membuat kesan berbeda bahwa suatu pengalaman ‘diingat kembali’.
Ada dua jenis Deja Vu yang diperkirakan yaitu Deja Vu patologis dan Deja Vu non-patologis yang menjadi karakteristik dari orang yang sehat dan fenomena psikologis.
Menurut sebuah survei tentang Deja Vu pada tahun 2004, disebutkan bahwa sekitar dua pertiga populasi pernah mengalami Deja Vu.
Deja Vu merupakan hal yang umum terjadi, namun apabila Deja Vu terjadi berkepanjangan atau sering bahkan hingga memunculkan halusinasi, ini mungkin menjadi indikator adanya penyakit neurologis atau psikiatris.
Akan tetapi Deja Vu tidak ada hubungannya dengan gangguan mental seperti Anxiety, gangguan kepribadian, dan skizofrenia.
Secara ilmiah, para peneliti berpendapat bahwa Deja Vu merupakan sebuah anomali neurologik terkait dengan luahan listrik yang tidak wajar dalam otak hingga membuat pikiran mengalami Deja Vu.
Kebanyakan orang mengalami Deja Vu non-patologi secara teratur yang menyebabkan hentakan tiba-tiba dan menimbulkan sensasi ingatan yang keliru.
Ada 6 fakta fenomena lain yang terjadi di dalam pikiran selain Deja Vu, di antaranya adalah sebagai berikut.
1. Javais Vu
Javais Vu merpakan kebalikan dari Dejavu, ini adalah fenomena dimana pikiran seseorang tidak mengenali situasi atau merasa asing dengan sesuatu yang padahal sudah akrab dengannya selama beberapa waktu.
Kebalikan dari Dejavu ini terjadi ketika pikiran seseorang tidak mengenali wajah, kata-kata, atau tempat yang sebelumnya pernah mereka temui.
2. Deja Vecu
Deja Vecu selangkah lebih maju dari Dejavu, jika mengalami Deja Vecu maka seseorang bisa mengetahui kejadian, lingkungan sekitar, bahkan mengingat bau dengan sangat detail.
Deja Vecu juga memungkinkan orang mengetahui apa yang akan terjadi selanjutnya.
3. Deja Visite
Deja Visite dikaitkan dengan suatu tempat atau situasi geografis tertentu, seseorang yang mengalami Deja Visite merasa mengetahui sebuah rute jalan atau kota yang belum pernah mereka datangi sebelumnya.
4. Capgras Delusion
Fenomena Capgras Delusion yaitu fenomena dimana seseorang merasa keluarga atau orang terdekatnya digantikan oleh orang yang terlihat sama. Namun ini merupakan delusi yang sering dialami pengidap Skizofrenia.
5. Prosopagnosia
Prosopagnosia merupakan keadaan dimana seseorang tidak mengingat benda atau wajah yang seharusnya mereka ingat. Sehingga orang yang mengalami Prosopagnosia menggunakan media lain untuk mengenali orang terdekat mereka seperti wangi parfum, gaya rambut, gerak gerik, hingga suara.
6. Reserve Psychology
Pernahkah kamu semakin dilarang justru semakin ingin melakukan hal tersebut, ini merupakan Reserve Psychology yaitu keadaan dimana seseorang menolak upaya pembatasan kebiasaan.
Reserve Psychology memiliki tingkatan yang berbanding lurus dengan kebiasaan seseorang dan besarnya larangan yang ditujukan kepadanya. []
Baca Juga
- Corona Belum Usai, Virus Misterius Muncul di Brasil
- Mitologi Kelinci dan Telur di Hari Paskah
- Esther Park, Dokter Perempuan Pertama di Korea
- Hari Saint Patrick dan Mitologi Daun Hijau Shamrock