Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) hingga September 2021 telah menunjukan kinerja yang baik sejak perekonomian Indonesia terus mengalami perbaikan.
“Kerja keras dari APBN selain mendukung kegiatan untuk penanganan Covid-19 yang cukup berhasil, juga berhasil kembali memulihkan perekonomian secara bertahap,” ujar Sri dalam pernyataan di APBN Berikan Optimisme Pemulihan Ekonomi Nasional pada kanal YouTube Kemenkeu RI, Senin, 1 November 2021.
Hingga September, Sri menyebut APBN melanjutkan kinerja yang baik dengan terjadinya pertumbuhan belanja negara dan pembiayaan investasi yang signifikan.
Kerja keras APBN ini selain mendukung kegiatan untuk penanganan Covid-19 yang cukup berhasil juga berhasil kembali memulihkan perekonomian secara bertahap.
“Belanja negara Rp. 1.806,8 triliun dalam hal ini sedikit menurun dibandingkan tahun lalu karena memang terjadi lonjakan belanja negara yang cukup besar. Namun kalau kita lihat dikomposisinya, belanja kementerian lembaga atau pemerintah pusat yang berasal dari belanja Kementerian/Lembaga justru mengalami kenaikan 16,1 persen,” katanya.
Kenaikan pada belanja Kementerian/Lembaga (K/L) tersebut didorong oleh belanja modal (proyek infrastruktur dasar/konektifivitas, peralatan), belanja barang (vaksinasi, klaim perawatan, dan bantuan produktif), dan penyaluran berbagai program Bansos.
- Baca Juga: Sri Mulyani Revisi Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi 4,5 Persen
- Baca Juga: Kemenkeu Mengajar! Sri Mulyani: Semangat Terus Dijaga
Selain itu, terjadi pertumbuhan sebesar 8,3 persen pada belanja Non K/L yang terdiri atas pembayaran manfaat pensiun (termasuk THR pensiun), subsidi energi dan pupuk, serta program pra-kerja. Sri juga menyatakan bahwa telah terjadi kontraksi sebesar 14 persen pada Transfer Daerah dan Dana Desa.
Di sisi lain, pembiayaan investasi berhasil tumbuh signifikan sebesar 172 persen yang didorong oleh berbagai pencairan investasi pada LMAN (mendukung proyek strategis nasional), dukungan perumahan, pembangunan RS Darurat, pinjaman PEN Daerah, dan Dana Kerja sama Pembangunan internasional.
“Kerja keras APBN ini selain mendukung kegiatan untuk penanganan Covid-19 yang cukup berhasil, juga berhasil kembali memulihkan perekonomian secara bertahap. PEN telah teralisir 58,3 persen atau 433,91 triliun sudah terealisir dari 744,77 triliun pagunya,” katanya.
Terjadi pertumbuhan sebesar 16,1 persen dibanding tahun lalu pada belanja barang K/L, Sri menyebut penikmat belanja barang yang didanai APBN kepada masyarakat ini sebagian besar dipegang oleh pasien Covid-19.
Masyarakat yang mendapat suntikan vaksin, pelaku usaha mikro yang menerima bantuan, para siswa sekolah yang berada di lingkungan Kementerian Agama (Kemendag), dan volume penyaluran subsidi selisih harga biodesel.
- Baca Juga: Covid-19 Landai, Sri Mulyani: Pemulihan Ekonomi Terus Lanjut
- Baca Juga: Sri Mulyani Ungkap Penyebab Terjadinya Krisis Moneter 1997-1998
Sementara itu, pada pembelanjaan modal, Sri menyebut terjadi lonjakan yang sangat tinggi dibandingkan dengan tahun lalu, yaitu sebesar 62,2 persen yang bentuknya dapat dinikmati langsung oleh masyarakat berupa pembangunan bendungan, jaringan irigasi, jalan, jalur kereta api (KA), pembangunan rumah sakit (RS), jembatan, modernisasi almatsus dan sarpras Polri, modernisasi alutsista, non alutsista, dan sarpras pertahanan.
“Karena tahun lalu banyak kegiatan yang terhenti atau terjadi kelemahan atau kelumpuhan dari ketigatan belanja modal, tahun ini kita meluncurkan dan mengakselerasi kembali. Jadi realisasi belanja modal terlah mencapai Rp. 118,7 triliun atau naik 62,2 persen dibandingkan tahun lalu,” ujarnya.
(Eka Cahyani)