Sri Mulyani: Pendapatan Negara Positif 0,7% Februari 2021

Menkeu, Sri Mulyani Indrawati, memaparkan bahwa kondisi perekonomian di bulan Februari 2021 menunjukkan sinyal pemulihan yang semakin kuat
Menkeu Sri Mulyani Indrawati (Foto: setkab.go.id/Dokumentasi Humas Setkab)

Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati, memaparkan bahwa kondisi perekonomian di bulan Februari 2021 menunjukkan sinyal pemulihan yang semakin kuat. Hal tersebut dapat dilihat dari realisasi pendapatan negara hingga akhir Februari 2021 yang mencapai Rp 219,2 triliun atau 12,6% dari target APBN sebesar Rp 1.743,6 triliun.

“Yang menarik dan tentu positif adalah pendapatan negara kita sudah tumbuh 0,7%. Tahun lalu, sebelum bulan Februari, belum terjadi pandemi, pendapatan negara justru mengalami kontraksi 0,1%,” kata Menkeu secara daring, 23 Maret 2021.

Realisasi pendapatan negara sebesar Rp 219,2 triliun tersebut terdiri dari penerimaan perpajakan Rp 181,8 triliun, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Rp 37,3 triliun, dan hibah Rp 0,1 triliun.

Secara lebih rinci, penerimaan perpajakan tersebut tumbuh 1,7% dari tahun lalu sebesar Rp 178,6 triliun. Kenaikan tersebut ditopang oleh peningkatan penerimaan kepabeanan dan cukai yang mencapai Rp 35,6 triliun atau tumbuh 42,1% dibandingkan periode sama tahun lalu.

mendagIlustrasi: Mendag Muhammad Lutfi, Mentan Syahrul Yasin Limpo, dan Menteri BUMN Erick Thohir, serta Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa melepas ekspor produk pertanian di Teluk Lamong, Surabaya, Jatim, 12 Maret 2021 (Foto: setkab.go.id/Humas Kemendag)

Penerimaan pajak mencapai Rp 146,1 triliun atau terkontraksi 4,8% dibandingkan Februari 2020 sebesar Rp 153,6 triliun. Tapi, secara bulanan penerimaan pajak masih tumbuh lebih baik. Secara month to month (mtm), penerimaan neto mayoritas jenis pajak membaik. Selain itu, penerimaan neto mayoritas sektor usaha juga menunjukkan perbaikan.

“Berdasarkan sektor usaha dan ini juga menunjukkan sesuatu yang sangat positif dan perlu untuk kita terus akselerasi. Industri pengolahan yang selama ini memberikan kontribusi perpajakan sangat besar atau dominan, bulan Februari menunjukkan pajaknya tumbuh 10,7%, bandingkan bulan Januari yang kontraksi 4,25%. Ini berarti mengkonfirmasi berbagai impor dan manufaktur yang meningkat” ujar Menkeu.

Akselerasi program vaksinasi yang semakin meluas juga diharapkan mampu mendorong optimisme lebih lanjut dalam upaya pemulihan ekonomi dan menjaga sektor kesehatan.

ekspor sarang burung waletIlustrasi: Kementerian Pertanian mendorong ekspor sarang burung walet. (Foto:Tagar/kementan)

“Program vaksin yang akan terus diakselerasi, terutama dengan seiring meningkatnya suplai vaksin, diharapkan akan memberikan momentum pemulihan dan juga menciptakan confidence yang lebih baik kepada seluruh segmen ekonomi kita,” ujarnya.

Pemerintah juga menjaga momentum pemulihan ekonomi nasional melalui penguatan peran kebijakan fiskal dan APBN. Pemerintah terus melanjutkan stimulus fiskal untuk mendukung pemulihan ekonomi dan melakukan reformasi struktural untuk menjaga optimisme dan harapan bagi pemulihan kesehatan dan ekonomi masyarakat.

“APBN selama ini masih menjadi instrumen yang luar biasa penting dan bekerja luar biasa keras untuk melindungi rakyat, untuk menangani dan menanggulangi Covid-19, dan untuk memulihkan ekonomi. Ini adalah tiga tujuan yang luar biasa penting dan jelas ini membuat APBN harus melakukan tugas negara yang luar biasa sangat penting, menangani Covid-19, melindungi rakyat, dan memulihkan ekonomi,” tandas Menkeu. (Humas Kemenkeu/UN)/setkab.go.id. []

Berita terkait
Sri Mulyani: Pendapatan Negara Turun Jadi Rp 1.276,9 T
Menteri Keuangan, Sri Mulyani menyebutkan, realisasi pendapatan negara sebesar Rp 1.276,9 triliun atau 75,1 persen dari target perubahan APBN.