Jakarta - Motorola merilis kembali ponsel lipat Razr yang dulu pernah berjaya tahun 2004. Tapi, edisi terkini mengalami perombakan total termasuk dari segi desain.
Setelah 15 tahun, Motorola 'menghidupkan' kembali Razr dalam bentuk smartphone dengan spesifikasi kekinian.
"Ponsel ini akan memberikan kesadaran publik yang lebih besar terhadap merk (Motorola), terutama di pasar-pasar utama seperti Amerika Utara," kata COO Lenovo, Gianfranco Lanci, dikutip dari laman Bloomberg, seperti dilansir Antara, Jumat, 15 November 2019.
Lenovo pada 2014 membeli Motorola dari Google. Merk tersebut pernah menjadi ponsel yang terpopuler, termasuk di Indonesia, lewat ponsel lipat model clamshell Razr, yang pertama kali rilis pada 2004.
Motorola Razr yang dirilis pada 2004. (Foto: firstpost.com)
Motorola Razr edisi 2019 masih mengusung model ikonik mereka, ponsel yang dapat dilipat, tapi dengan layar sentuh seperti ponsel masa kini. Razr, yang berukuran 6,2 inci, masih memakai model clamshell atau yang juga sering disebut flip, ponsel dilipat secara horizontal.
Seperti ponsel flip zaman dulu, pengguna juga bisa membuka ponsel untuk mengangkat telepon. Desain yang dipakai Razr berbeda dengan ponsel lipat modern yang lipatannya mirip ketika membuka-tutup buku.
Motorola Razr berjalan dengan sistem operasi Android 9 Pie dan menggunakan baterai yang kecil hanya 2.510mAh.
Jika dibandingkan dengan kompetitor ponsel lipat keluaran Samsung atau Huawei, spesifikasi Razr cukup rendah, mereka menggunakan chip Snapdragon 710, dan tidak mendukung konektivitas 5G.
Smartphone lipat Motorola Razr 2019. (Foto: openatitude.com)
Apabila diamati dari segi harga, dengan spesifikasi tersebut, harga Motorola Razr lebih terjangkau dibandingkan kompetitor ponsel lipat, hanya 1.499 dolar AS, atau sekitar Rp 21 juta.
Dikutip dari laman resmi Motorola untuk Razr, performa ponsel ini didukung RAM 6GB dan kapasitas internal 128GB.
Untuk fotografi, Motorola hanya membekali Razr dengan kamera tunggal 16 MP di belakang dan kamera selfie 5MP. []
