Soal Aksi PA 212 - GNPF, Pernusa: Ujungnya Turunkan Jokowi

Ketum Pernusa mengaku aksi demonstrasi Persaudaraan Alumni 212 dan GNPF Ulama kecam presiden Prancis akan berujung minta Jokowi turun.
Ketua Umum Perjuangan Rakyat Nusantara (Pernusa), KP Norman Hadinegoro. (Foto: Tagar/Dokumen Norman)

Jakarta - Ketua Umum Perjuangan Rakyat Nusantara (Pernusa), KP Norman Hadinegoro mengaku setuju dengan aksi demonstrasi Persaudaraan Alumni 212 dan Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama menggelar unjuk rasa di depan kantor Kedubes Prancis, Jakarta pada 2 November mendatang.

Norman mengatakan, Presiden Prancis Emmanuel Macron telah menyinggung agama Islam. Hal itu membuat PA 212 dan GNPF bereaksi mengecam pernyataan Macron.

Semua tahu kalau mereka demo ujung-ujungnya turunkan Jokowi

"Saya setuju mereka (PA 212 - GNPF) demo karena presiden Prancis sudah menyinggung perasaan umat Islam. Pemerintah RI sudah menyatakan nota protes ke kedutaan Prancis," kata Norman dihubungi Tagar, Jumat, 30 Oktober 2020.

Dia menegaskan, sikap Macron dapat membangkitkan teroris yang terselubung agama. "Pernyataan presiden Prancis itu membangkitkan teroris Internasional yang berselubung agama," ujarnya.

Kendati demikian, Norman tak serta-merta mempercayai gerakan yang akan dilakukan PA 212 dan GNPF Ulama yang hendak membela agama.

Sebab, kata dia, aksi itu akan berujung pada penyerangan terhadap pemerintah, dan meminta Presiden Joko Widodo atau Jokowi mundur dari jabatannya.

"FPI, PA 212 kalau demo mereka tidak murni demo membela agama, ujung-ujungnya mereka menyerang Pemerintah RI. Semua tahu kalau mereka demo ujung-ujungnya turunkan Jokowi," kata dia.

Dia mengimbau, unjuk rasa bertajuk Aksi Bela Nabi sekaligus Maulid Agung Baginda Rasulullah SAW ini tidak melakukan tindakan anarkis.

"Saya sudah paham sepak terjang mereka. Silahkan. Demo tidak dilarang asal jangan anarkis atau menghina lembaga resmi maka mereka akan berurusan dengan hukum," ujarnya.

"Polri sudah paham karakter demo FPI, PA 212 yang cenderung anarkis pasti intelijen-intelijen Polri sudah antisipasi," ucap Norman menambahkan.[]

Berita terkait
PA 212: Semboyan Revolusi Mental Pernah Digaungkan Komunis
Ketua Persaudaraan Alumni (PA) 212 Slamet Maarif menyebut semboyan revolusi mental oleh Presiden Jokowi pernah digaungkan oleh komunis.
Megawati dan Jokowi Dituduh PKI karena Ribka Tjiptaning?
Pengamat politik Ujang Komarudin menilai narasi tudingan Megawati dan Jokowi bagian dari PKI, asalnya dari Ribka Tjiptaning.
Lukisan Jokowi Pakai Pakian Adat di Tempat Wisata Mamasa
Lukisan Presiden Jokowi mengenakan pakian adat Mamasa Sulbar terpampang di puntu masuk lokasi wisata. Ini tujuannya.