PA 212: Semboyan Revolusi Mental Pernah Digaungkan Komunis

Ketua Persaudaraan Alumni (PA) 212 Slamet Maarif menyebut semboyan revolusi mental oleh Presiden Jokowi pernah digaungkan oleh komunis.
Ketua Persaudaraan Alumni (PA) 212 Slamet Maarif menyebut semboyan revolusi mental oleh Presiden Jokowi pernah digaungkan oleh komunis. (Foto: Tagar/Popi)

Jakarta - Ketua Persaudaraan Alumni (PA) 212 Slamet Maarif tidak menyangka pengumuman yang dilakukan Ketua Umum Front Pembela Islam (FPI) Ahmad Sobri Lubis yang berandai-andai apabila Habib Rizieq Shihab pulang ke Indonesia akan melakukan revolusi, ternyata membuat getar dan menghebohkan Istana Negara.

Dia mengaku tidak habis pikir banyak pihak jadi mempertentangkan hal tersebut. Padahal, lanjutnya, saat kampanye Pilpres saja Presiden Jokowi juga menggaungkan 'Revolusi Mental' dan tidak ditanggapi berlebihan oleh publik.

Jadi ingat kalau Jokowi punya semboyan revolusi mental yang dulu pernah digaungkan oleh kaum komunis.

"Sampai istana bergoyang-goyang dengan kalimat revolusi. Kalimat revolusi itu sudah sering diucapkan, bahkan Pak Jokowi sendiri jargonnya revolusi mental. Anehnya, begitu yang mengumumkan orang lain, jadi sesuatu yang menggetarkan," ujarnya dalam kanal YouTube Front TV dilihat Tagar, Senin, 19 Oktober 2020.

Baca juga: Rizieq Shihab Mau Revolusi, FPI Ungkit Revolusi Mental Jokowi

Slamet menegaskan, ketika membahas konteks revolusi, maka harus dilihat dari sisi bahasanya. Dalam bahasa Indonesia, sepengetahuannya, revolusi dapat disebut perubahan secara cepat dan menyeluruh.

Menurut dia, kezaliman di Indonesia sudah terjadi luar biasa besar dan telah menyengsarakan rakyatnya. Namun, dalam hal ini ia pastikan Rizieq menghendaki perubahan dilakukan secara damai dan mengarah kepada akhlakul karimah.

"Jadi ingat kalau Jokowi punya semboyan revolusi mental yang dulu pernah digaungkan oleh kaum komunis. Maka hari ini Habib Rizieq akan menggaungkan revolusi akhlak yang diambil dari nilai Islam," ucap Slamet.

Dia menekankan, revolusi akhlak secara menyeluruh memang diperlukan untuk melawan kezaliman. Sekali lagi ia tegaskan, hal tersebut akan dilakukan secara damai konstitusional dan tidak melanggar hak asasi manusia (HAM).

Slamet pun menyayangkan, revolusi akhlak yang dimaksudkan Rizieq malah disalahartikan dan disalahgunakan, hingga menyerempet ke arah makar oleh pihak-pihak yang ia tuding sengaja menghambat kepulangan pentolan FPI itu ke Indonesia.

Baca juga: Revolusi Mental Jokowi vs Revolusi Akhlak Habib Rizieq

"Padahal, kalau kita lihat dalam kamus bahasa Indonesia, revolusi dan makar itu jauh beda. Tapi mereka mengaitkan. Ini yang kita tangkap adalah upaya untuk menghalangi kepulangan beliau kembali," ucapnya.

Secara terpisah, Pendiri Lingkar Madani (Lima) Ray Rangkuti menilai pengumuman Ketua Umum FPI Sobri Lubis yang berandai-andai jika Habib Rizieq Shihab pulang ke Indonesia untuk selanjutnya memimpin revolusi tidak ada salahnya.

Menurut dia, pemerintahan Presiden Joko Widodo supersensitif dengan diksi revolusi. Padahal, visi Jokowi saat menjadi presiden ialah salah satunya mendengungkan revolusi mental. Oleh sebab itu Ray meminta jangan sedikit-sedikit ada yang berkata revolusi kemudian dicap makar.

"Enggak, ajakan melakukan revolusi apapun boleh-boleh saja. Itu dijamin oleh konstitusi," ucap Ray Rangkuti saat menjadi pembicara di kanal YouTube Tagar TV, dilihat Kamis, 15 Oktober 2020. []

Berita terkait
Munarman FPI: Kasus Hukum Rizieq Shihab Tersangka Sudah SP3
Sekretaris Umum Front Pembela Islam (FPI) mengatakan Habib Rizieq Shihab sudah mengantongi SP3 tan[a status tersangka apabila pulang ke Indonesia.
Jangan Samakan Rizieq Shihab dengan Imam Ayatollah Khomeini
Pendiri Lingkar Madani (Lima) Ray Rangkuti memandang sosok Habib Rizieq Shihab tidak bisa disamakan dengan Sayyid Ayatollah Ruhollah Khomeini.
FPI Sebut Rizieq Shihab Pimpin Revolusi, Ray: Boleh-boleh Saja
Pendiri Lingkar Madani (Lima) Ray Rangkuti mengapresiasi pernyataan pihak Front Pembela Islam bahwa Habib Rizieq Shihab akan pimpin revolusi.
0
Massa SPK Minta Anies dan Bank DKI Diperiksa Soal Formula E
Mereka menggelar aksi teaterikal dengan menyeret pelaku korupsi bertopeng tikus dan difasilitasi karpet merah didepan KPK.