Jakarta - Badan keselamatan mobil Amerika Serikat (AS) tengah menyelediki perusahaan otomotif dan penyimpanan energi yang berbasis di California, Tesla Motors. Pasalnya, teknologi bantuan pengemudi autopilot (swakemudi) yang terdapat di Tesla Model 3 sering memicu kecelakaan.
Sistem Autopilot Tesla Model 3 sebelumnya terlibat dalam kecelakaan yang menabrak mobil polisi di Interstate 95, Norwalk, Connecticut, Amerika Serikat. Secara keseluruhan terhitung sejak tahun 2016, sistem autopilot ini telah terlibat dalam 3 kecelakaan fatal.
Dikutip dari Reuters, Selasa, 17 Desember 2019, tim investigasi kecelakaan AS telah memeriksa 12 kecelakaan yang melibatkan kendaraan Tesla. Hal ini sejalan dengan banyaknya kendaraan yang menggunakan teknologi autopilot ini.
Sebelumnya, Tesla sedang melakukan uji coba untuk teknologi autopilot-nya pada mobil. Sistem ini dilengkapi 12 sensor ultrasonik jarak jauh yang berfungsi mendeteksi lingkungan sekitar mobil, dari setiap arah, dan pada semua kecepatan.
Meskipun bernama sistem autopilot, Tesla tetap menyarankan pengemudi untuk berada di belakang kemudi. Pengemudi masih bertanggung jawab penuh terhadap kontrol utama kendaraan. Sebab Tesla mempunya sensor yang akan berbunyi jika tangan pengemudi tidak memegang setir.
Perusahaan otomotif yang didirikan Elon Musk ini akan menerapkan sistem autopilot di semua kendaraan produksinya jika memang dalam masa percobaannya, sistem autopilot ini berhasil dan mampu mengurangi angka kecelakaan. []