Sikap Sri Mulyani Soal Kesetaraan Gender di Indonesia

Sri Mulyani Indrawati: kebijakan yang peka gender dan mendukung partisipasi angkatan kerja perempuan menjadi komitmen penting pemerintah Indonesia.
Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani Indrawati dalam dalam keynote speechnya pada Webinar Platform for Collaboration on Tax (PCT)Tax & SDGs Event Series: Tax and Gender Workshop, Selasa, 15 Juni 2021. (Foto: Tagar/Kementerian Keuangan)

Jakarta - Persoalan kesetaraan gender menjadi perhatian khusus bagi Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani Indrawati, akrab disapa SMI. Menurutnya, kesetaraan gender sebagai bagian integral dari tujuan pembangunan berkelanjutan, masih belum merata.

“Indeks ketimpangan gender Indonesia, secara konsisten menurun dari tahun 2015 hingga 2019 dari 0,466 pada tahun 2015 menjadi 0,421 pada tahun 2019. Dengan tren penurunan ini, tetap terlihat indeks ini masih tinggi, kesenjangan juga masih terlihat di banyak aspek baik itu di sektor kesehatan, pendidikan dan juga dalam pengeluaran per kapita," kata SMI, Rabu, 16 Juni 2021.

Ketimpangan antara perempuan dan laki-laki, kata SMI, juga semakin terlihat akibat covid-19, sebagaimana juga dinyatakan dalam situasi global seperti yang disebutkan sebelumnya, wanita khususnya juga lebih banyak terpapar dalam resesi besar.

"Kebijakan yang peka gender dan mendukung partisipasi angkatan kerja perempuan telah menjadi bagian penting dari komitmen Pemerintah Indonesia," ujarnya.

Kementerian Keuangan dalam hal ini juga telah mengembangkan alat analisis untuk perencanaan penganggaran, serta monitoring dan juga evaluasi dalam pelaksanaan program pengarusutamaan gender.

“Kami juga mendorong keterlibatan masyarakat dalam pelaksanaannya melalui pengarusutamaan gender dan penganggaran yang responsif gender. Indonesia juga membuat peningkatan yang cukup signifikan dan membawa lebih banyak perempuan ke dunia kerja, yang sejauh ini merupakan kontribusi terbesar pada isu kesetaraan gender," ujarnya.

"Sekitar 39 persen dari jumlah angkatan kerja perempuan meningkat dari 2014 ke 2019 dan sedikit di atas rata-rata global yaitu 38 persen. Indonesia juga membuat kemajuan pesat dalam mengurangi jumlah kematian ibu akibat melahirkan," katanya.

Sebagaimana diketahui, pada tahun 2019, indeks gender Sustainable Development Goals (SDG) menemukan dalam 11 tahun lagi hingga 2030, 40 persen anak perempuan dan perempuan dunia sebagian besar tinggal di negara-negara yang belum tercapai kesetaraan gender.

Kebijakan yang peka gender dan mendukung partisipasi angkatan kerja perempuan telah menjadi bagian penting dari komitmen Pemerintah Indonesia.

Tidak ada satu negara pun di dunia yang telah mencapai titik terakhir dalam kesetaraan gender karena banyak masalah yang kompleks.

"Isu ini perlu ditangani terutama saat ini dunia menghadapi situasi yang lebih menantang di antaranya pandemi dan perubahan iklim, sehingga diperlukan kebijakan yang dapat membawa ke arah kemajuan," kata SMI. []

Berita terkait
Sri Mulyani di Forum Dunia: Pertanian Kunci Utama Pemulihan Ekonomi RI
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, Dalam beberapa tahun terakhir, pertanian tumbuh terus menerus bahkan sampai 3-4 persen.
Jokowi dan Sri Mulyani Satu Suara Soal THR untuk ASN/PNS
Deputi KSP menyampaikan, bahwa tidak benar jika ada yang mengatakan terdapat perbedaan pendapat antara Presiden dengan Menkeu terkait THR ASN.
Sri Mulyani Sebut Ekonomi Dunia Terburuk dalam 150 Tahun Terakhir
Menkeu Sri Mulyani mengatakan, dari 193 negara yang terdaftar di PBB, 170 negara diantaranya mencatatkan perekonomian yang negatif pada tahun lalu.
0
Penduduk Asli Pertama Amerika Jadi Bendahara Negara AS
Niat Presiden Joe Biden untuk menunjuk Marilynn “Lynn” Malerba sebagai bendahara negara, yang pertama dalam sejarah Amerika Serikat (AS)