Sihar Sitorus Terkagum-kagum Kearifan Lokal Lubuk Larangan

Sihar Sitorus terkagum-kagum kearifan lokal Lubuk Larangan. Ia berharap masyarakat menjaganya demi keselarasan alam dan manusia.
Sihar Sitorus Terkagum-kagum Kearifan Lokal Lubuk Larangan | Sihar Sitorus calon wakil gubernur Sumatera Utara, mengunjungi sejumlah desa yang memiliki Lubuk Larangan di Kabupaten Mandailing Natal, Selasa 29/5/2018. (Foto: Istimewa)

Madina, (Tagar 31/5/2018) - Sihar Sitorus menilai keberadaan Lubuk Larangan di sejumlah desa di Kabupaten Mandailing Natal (Madina) merupakan kekayaan budaya yang harus dilestarikan. Karena itu ia mengharapkan masyarakat tetap menjaga kearifan lokal tersebut, sebagai bentuk keselarasan hidup manusia dengan alam.

Calon wakil gubernur Sumatera Utara nomor urut dua tersebut mengaku sangat kagum setelah mengunjungi sejumlah desa yang memiliki Lubuk Larangan.

Ia melihat masyarakat memiliki prinsip keseimbangan alam yang menjadi tempat hidup manusia itu sendiri. Lubuk Larangan memiliki beragam aturan yang harus diikuti masyarakatnya. Beragam aturan bersumber dari kearifan lokal itu sudah ditata dalam aturan desa, sehingga bukan lagi sekadar aturan kesepahaman warga, tetapi sudah menjadi bagian pemerintahan.

Sihar menyebutkan beberapa kearifan lokal setempat di antaranya memanen ikan hanya boleh dilakukan pada saat tertentu, bahkan ada daerah tertentu yang ikannya tidak boleh diambil.

"Sehingga populasi ikan tetap terjaga dan alam tetap baik," ujarnya, Selasa (29/5.

Lubuk Larangan pertama yang dikunjungi wakil dari Djarot Saiful Hidayat tersebut adalah Desa Husor Tolang, Kecamatan Kotanopan. Di tempat ini, M Rahim tokoh masyarakat Madina menjelaskan bahwa ada musim dimana ikan-ikan di Lubuk Larangan itu bisa dipanen. Hasil panennya digunakan untuk kesejahteraan masyarakat termasuk untuk mengelola pondok pesantren dan menafkahi fakir miskin.

Sementara ikan tidak boleh diambil diterapkan di Desa Tambangan Jae, Kecamatan Tambang. Di desa ini ikan yang ada di Lubuk Larangan yang berada di bawah jembatan desa tidak boleh diambil sama sekali. Ikan-ikan yang sudah berukuran besar di desa tersebut diberi makan oleh pengunjung. Mereka membuat kotak sumbangan seikhlasnya bagi pengunjung. Hasil sumbangan tersebut akan dibagikan pada anak yatim yang ada di desa mereka pada saat Lebaran.

"Ikannya memang tidak bisa dipanen, karena ikan-ikan yang ada di sini untuk menjaga kelestarian alam. Dengan adanya Ikan-ikan di sungai ini, maka akan terlihat hidup serta menjadi bagian dari rekreasi masyarakat," ujar Kepala Desa Tambang Jae, Abdul Wahab Lubis.

Dalam kunjungan Sihar Sitorus ke sejumlah Lubuk Larangan itu, cawagub yang diusung oleh PDI Perjuangan dan Partai Persatuan Pembangunan tersebut juga menyumbangkan benih ikan. Dia berharap masyarakat tetap menjaga kelestarian dan keseimbangan alam yang sudah sangat baik tersebut. (Wes)

Berita terkait
0
Indonesia Akan Isi Kekurangan Pasokan Ayam di Singapura
Indonesia akan mengisi kekurangan pasokan ayam potong di Singapura setelah Malaysia batasi ekspor daging ayam ke Singapura