Seruput Kopi di Paris, Ini Penilaian Edy Rahmayadi Terhadap Kopi Lokal

Edy bercerita tentang kopi lokal dan kopi di Perancis.
Gubernur Sumatera Utara (Sumut), Edy Rahmayadi menyeruput kopi saat peresmian gerai Kopi di Medan pada Selasa (19/2). (Foto: Tagar/Reza Pahlevi)

Medan, (Tagar 20/2/2019) - Gubernur Sumatera Utara (Sumut), Edy Rahmayadi, memiliki pengalaman menarik ketika menikmati kopi di Paris, Perancis. Dia membandingkan dengan kopi produksi lokal.

Edy menceritakan, saat itu dia memesan segelas kopi produksi negeri gajah putih, Thailand. Perbandingan harga yang sangat berbeda, antara kopi luar negeri dan lokal, diutarakannya menjadi unsur penting untuk pemasaran kopi.

"Ini 25k (Rp 25 ribu) apa ini? Saya minum hanya segelas kecil (loki) di Eropa itu harganya capai 11 Euro (sekitar Rp 175 ribu)," kata Edy saat menghadiri peresmian gerai Kopi Medan di Hotel Danau Toba Internasional, Medan pada Selasa (19/2).

"Saya tanya kopinya dari Thailand. Nah kopi kita cuma Rp 25 ribu, dan gelasnya besar segini jauh lebih murah. Padahal kopinya sama-sama dari Asia," lanjutnya sambil meminum segelas kopi.

Baca juga: Manfaat Sehat Bersepeda Tiap Menit Sampai Jangka Waktu 1 Jam

Menurut Edy, dia berupaya untuk mendukung pengembangan produk dalam negeri, khususnya di Sumut. Edy menilai, saat ini, kesadaran masyarakat Sumut masih kurang untuk membudidayakan produk kopi lokal.

"Saya dalam hati berpikir, kalau kopi di Sumut ini dikembangkan bisa sampai ke mancanegara, pasti akan mendatangkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan mensejahterakan masyarakat. Ini akan kita kembangkan," ujarnya menjelaskan.

Kopi di Sumatera diketahui memiliki cita rasa nikmat. Kopi-kopi itu diambil langsung dari para petani lokal di Sumut, di antaranya dari Tanah Karo, Humbang Hasundutan, Lintong, Sipirok, Dolok Sanggul, Sidikalang, dan Simalungun.

Untuk itu, Edy meminta agar masyarakat Sumut meriset kembali kopi lokal untuk menambah daya tarik produknya. Hal itu penting dilakukan, kata Edy, sebelum melempar produk ke pasar.

"Produksi kopi di Sumatera Utara perlu dieksplorasi lagi, agar pemasaran produk bisa sampai ke mancanegara," lanjut Edy.

Direktur Of Sales Kopi Medan, Muhammad Hamzah yang mendampingi Edy menambahkan, pada dasarnya semua jenis kopi yang beredar dan dipasarkan tidak jauh berbeda. Akan tetapi, suhu dan cuaca sekitar kebun juga menjadi penentu kualitas biji kopi.

"Sebenarnya, jenisnya semua sama. Arabica dan Robusta. Tapi kalau ditanam di daerah yang berbeda akan menghasilkan rasa yang berbeda juga. Semisal di Lintong, Karo, Sipirok. Kemungkinan rasanya akan berbeda dikarenakan faktor cuaca, suhu dan kesuburan tanah di daerah tumbuhnya kopi. Semua itu bagi pecinta kopi akan memberikan rasa yang beda," terang Hamzah.

Baca juga: Suara Hujan Bisa Membuat Pikiran Rileks, Ini Alasannya

Berita terkait
0
Massa SPK Minta Anies dan Bank DKI Diperiksa Soal Formula E
Mereka menggelar aksi teaterikal dengan menyeret pelaku korupsi bertopeng tikus dan difasilitasi karpet merah didepan KPK.