Seorang Dokter Mata di Nepal Dijuluki Dewa Penglihatan

Seorang dokter mata di Nepal targetkan 500.000 operasi katarak dalam lima tahun di beberapa negara, di negaranya dia dijuluki ‘Dewa Penglihatan’
Dr Sanduk Ruit tengah melakukan operasi katarak di Tilganga Eye Center, Kathmandu, Nepal, 26 Maret 2021 (Foto: voaindonesia.com - AP Photo/Niranjan Shrestha)

Jakarta – Seorang dokter mata Nepal yang sering dijuluki "Dewa Penglihatan", berambisi memberantas katarak. Melalui yayasannya, ia menargetkan akan melakukan 500.000 operasi katarak dalam waktu kurang dari lima tahun di berbagai belahan dunia.

Tepat di sebelah kuil Mayadevi, tempat Buddha lahir lebih dari 2.600 tahun yang lalu, ratusan orang terlihat mengantre di luar sebuah rumah sakit darurat. Mereka adalah para penderita katarak, yang berharap penglihatan mereka yang pudar dapat dipulihkan.

Para biksu Buddha berjubah warna kuning kunyit, petani tua, dan ibu rumah tangga tak keberatan mengantre karena ahli bedah mata terkenal di negara itu, Dr. Sanduk Ruit, hadir di sana. Dokter yang kerap dijuluki Dewa Penglihatan ini menawarkan operasi katarak yang inovatif dan murah, yang telah memberinya banyak penghargaan.

Di pusat pengunjung yang berubah menjadi rumah sakit mata sementara di Lumbini, sekitar 288 kilometer dari ibu kota Nepal, Kathmandu, hampir 400 pasien menjalani operasi katarak hanya dalam tiga hari.

pasien menungguPasien menunggu tindak lanjut pasca operasi katarak dengan Dr Sanduk Ruit di kamp mata di Lumbini, 288 kilometer barat daya Kathmandu, Nepal, 31 Maret 2021 (Foto: voaindonesia.com/AP)

Ruit menjelaskan ambisinya memberantas katarak. “Keinginan saya adalah memastikan bahwa tidak ada orang menderita gangguan penglihatan yang tidak perlu di bagian dunia ini. Adalah penting bahwa semua menerima layanan yang adil. Bukan hanya orang kaya tapi juga orang miskin. Saya ingin memastikan bahwa semua orang menerima layanan ini," jelasnya.

letak nepalLetak geografif Nepal (Foto: worldatlas.com)

Banyak orang di Nepal, sebagian besar dari mereka miskin, memperoleh manfaat dari pekerjaan Ruit. Dokter mata itu mendirikan Tilganga Institute of Ophthalmology di Kathmandu pada tahun 1994 dan secara teratur mengunjungi desa-desa terpencil di pegunungan dan dataran rendah negara Himalaya itu. Saat berkunjung, ia membawa serta tim ahli dan peralatan sehingga dapat melangsungkan operasi di desa-desa itu.

dewa penglihatan“Dewa Pengelihatan” Nepal, Dr Sanduk Ruit memeriksa mata pasien di kamp mata di Lumbini, 288 kilometer barat daya Kathmandu, Nepal, 31 Maret 2021 (Foto: voaindonesia.com/AP)

Satindra Nath Tripathi, petani di Lumbini yang menjadi pasien Ruit, mengatakan, "Ia memberi saya kehidupan baru. Dunia sebelumnya gelap bagi saya, tetapi sekarang saya memiliki kehidupan baru dan penglihatan baru. Dokter itu adalah dewa saya. Ia memberi saya kehidupan baru."

Rama Dhari, ibu rumah tangga yang juga pasien Ruit, memiliki pandangan serupa. "Saya tidak bisa berjalan atau pergi ke mana-mana. Ketika saya mencoba, saya biasanya akan jatuh dan itu adalah masalah besar bagi saya. Saya sangat senang operasi saya berhasil, dan saya sangat berterima kasih pada Ruit."

dr sanduk profil"Dewa Penglihatan" Nepal, Dr Sanduk Ruit menyapa para pasiennya di sebuah kamp mata di Lumbini, 288 kilometer barat daya Kathmandu, Nepal, 31 Maret 2021 (Foto: voaindonesia.com/AP)

Ruit telah melakukan lebih dari 130.000 operasi katarak dan kini berniat memperluas usahanya. Dengan dukungan dana dermawan Inggris Tej Kohli, ia menargetkan 500.000 operasi katarak dalam lima tahun ke depan, tidak hanya di Nepal tapi juga di banyak negara lainnya.

Untuk mewujudkan ambisinya, ia dan Kohli mendirikan Yayasan Tej Kohli Ruit. Target utamanya adalah membuat operasi katarak secara finansial terjangkau dan mudah diakses di Nepal. Target berikutnya adalah merambah ke berbagai penjuru dunia, di mana operasi katarak dibutuhkan.

Ruit memulai pekerjaannya pada 1984 sewaktu operasi katarak dilakukan dengan mengangkat seluruh katarak yang keruh dan memberikan kacamata tebal. Dia menemukan bahwa kebanyakan orang tidak akan memakai kacamata itu dan operasi tersebut bisa menimbulkan komplikasi parah.

Ia kemudian memelopori teknik sederhana di mana ia menghilangkan katarak tanpa jahitan, melainkan melalui sayatan kecil, dan menggantinya dengan lensa buatan berbiaya rendah.

Biaya operasi rata-rata yang ditawarkan Ruit sekitar 100 dolar AS setara dengan Rp 1,5 juta. Operasi ini gratis bagi mereka yang tidak mampu. Pasien jarang harus bermalam di rumah sakit setelah menjalani operasi tersebut.

seorang pasien terbaringSeorang pasien terbaring di ranjang rumah sakit setelah menerima anestesi menjelang operasi katarak di Tilganga Eye Center, Kathmandu, Nepal, 26 Maret 2021

Nepal memiliki jumlah rumah sakit dan petugas kesehatan yang terbatas dan layanan kesehatan umumnya berada di luar jangkauan kebanyakan orang.

Katarak adalah gangguan penglihatan yang diakibatkan munculnya selaput putih yang menutupi lensa mata. Kondisi ini umumnya dialami orang tua tetapi terkadang juga menyerang anak-anak atau dewasa muda. Kondisi tersebut awalnya menyebabkan penglihatan kabur atau berkabut karena mata tidak dapat fokus dengan baik.

Pada tingkat yang parah, selaput putih itu dapat menghalangi semua cahaya ke mata. Paparan radiasi ultraviolet yang keras, terutama di dataran tinggi seperti di Nepal, merupakan faktor risiko utama (ab/uh)/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Hal yang Perlu Diperhatikan Saat Operasi Katarak
Tak perlu waswas jika Anda divonis katarak. Berikut pengalaman mereka yang pernah operasi katarak. Disarikan oleh Tagar.
Tentara Perempuan Nepal Tangani Jenazah Korban Virus Corona
Tentara perempuan di Kathmandu, Nepal, kini juga ditugaskan mengangkut jenazah korban pandemi virus corona yang selama ini tabu
0
DPR Terbuka Menampung Kritik dan Saran untuk RKUHP
Arsul Sani mengungkapkan, RUU KUHP merupakan inisiatif Pemerintah. Karena itu, sesuai mekanisme pembentukan undang-undang.