Seniman Apresiasi Dua Abad GPIB Bethel 'Simbol Toleransi' Kota Magelang

Bangunan cagar budaya Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) Bethel mendapat apresiasi sedikitnya dari 50 seniman komunitas sketsa.
GPIB BETHEL KOTA MAGELANG: Seorang seniman membuat karya sketsa sebagai apresiasi atas GPIB Bethel Kota Magelang yang pada tahun 2017 berusia dua abad, Minggu (15/10). (Foto: Ant/Hari Atmoko)

Magelang, (Tagar 15/10/2017) - Bangunan cagar budaya Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) Bethel mendapat apresiasi sedikitnya dari 50 seniman komunitas sketsa. Keunikan bangunan gereja yang terletak di kawasan Alun-Alun Kota Magelang, Jawa Tengah (Jateng) ini, usianya telah berumur dua abad pada 2017.

"Nanti karya-karya sketsa terbaik mereka, diambil 30 karya, untuk dipamerkan di kompleks ini pada 22-27 Oktober 2017. Tetapi ini bukan lomba. Kami mengemas dalam kegiatan apresiasi," kata seorang anggota Panitia Dua Abad GPIB Bethel Kota Magelang yang juga pegiat komunitas Kota Toea Magelang, Mbilung Sarawita, di sela kegiatan itu, di Magelang, Minggu (15/10).

Sedikitnya 15 penggemar fotografi juga melakukan "hunting" pemotretan di kompleks GPIB setempat dengan 30 karya mereka, yang juga akan dipamerkan di tempat itu bersama pameran sketsa tersebut.

Ia menjelaskan, objek karya sketsa dan foto boleh di dalam maupun di luar GPIB yang berstatus salah satu bangunan cagar budaya di Kota Magelang itu.

Ia menyebutkan, peserta apresiasi bangunan cagar budaya itu selain berasal dari berbagai tempat di Kota maupun Kabupaten Magelang, juga dari beberapa daerah, seperti Semarang dan Yogyakarta.

"Bangunan cagar budaya seperti GPIB yang sudah dua abad itu memiliki arti penting dalam sejarah Kota Magelang. Apalagi ini bangunan tua, belum banyak berubah, masih dipakai sejak 1817 sampai saat ini, tetap menjadi gereja Protestan yang dijaga dan dilestarikan bersama-sama," ujarnya.

Ia menyebut bangunan tersebut sebagai bagian dari simbol semangat toleransi yang tetap kuat di masyarakat setempat.

Dalam pameran karya sketsa dan foto GPIB mendatang, juga dipamerkan berbagai barang kuno gereja itu, antara lain lonceng, kursi, orgel, mimbar, serta bursa barang "lawasan".

Simbol Toleransi

Pada saat bersamaan dengan apresiasi sketsa dan "hunting" pemotretan, Minggu (15/10), peneliti sejarah yang juga tim ahli Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Harto Juwono, memberikan paparan tentang sejarah GPIB Bethel Kota Magelang yang pada tahun ini berusia dua abad.

"Keberadaan GPIB bukan hanya penting untuk umat Kristen di Magelang, tetapi juga Kota Magelang. Magelang jauh sebelum Indonesia merdeka telah menjadi simbol toleransi beragama. Di sekitar alun-alun ini, ada masjid agung, GPIB, Gereja Katolik Santo Ignatius, dan kelenteng," ujar doktor sejarah lulusan Universitas Indonesia pada 2010 itu.

Koordinator acara, Muhammad Nafi mengatakan, berbagai kegiatan lainnya dalam rangkaian peringatan dua abad GPIB Bethel Kota Magelang, antara lain "Djelajah Arsitektur Bangunan Cagar Budaya GPIB" dengan menghadirkan narasumber arsitek dan dosen Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Priyo Pratikno dan pementasan hiburan masyarakat.

Selain itu, "Panggung Rekam Jejak Dua Abad BCB GPIB" berupa "video mapping 3D" berlatar belakang bangunan GPIB. Panitia juga mengundang pemusik dari Bali, Ayu Laksmi dan artis dari Jepang, Jasmine Okubo, untuk melakukan pementasan pada puncak acara, Jumat (27/10) malam.

"Selain untuk hiburan kepada masyarakat umum, yang lebih penting momentum ini mendorong masyarakat mencintai dan melestarikan bangunan cagar budaya," ujarnya. (ant/yps)

Berita terkait
0
DPR Terbuka Menampung Kritik dan Saran untuk RKUHP
Arsul Sani mengungkapkan, RUU KUHP merupakan inisiatif Pemerintah. Karena itu, sesuai mekanisme pembentukan undang-undang.