Jakarta - Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudhistira menilai Joe Biden dapat memberikan dampak positif bagi peluang investasi Indonesia jika terpilih menjadi presiden Amerika Serikat (AS). Menurutnya, ada beberapa sektor yang bisa digenjot oleh Indonesia nantinya.
"Energi terbarukan, pakaian jadi, alas kaki, kopi, cokelat, vanila, dan sektor jasa ekonomi digital (e-commerce, fintech, agritech, edutech, dan lain-lain)," kata Bhima saat dihubungi Tagar, Jumat, 6 November 2020.
Gelontoran stimulus di AS yang lebih besar diharapkan mampu mempercepat pemulihan ekonomi global.
Situasi ini akan menguntungkan pemulihan ekspor Indonesia baik ke AS maupun sebagai pemasok bahan baku ke China. Sebab, kata Bhima, beberapa sektor tersebut masih sulit khususnya ekspor pakaian jadi. Berdasarkan data Trademap, sektor pakaian jadi hanya tumbuh rata-rata 4 persen sejak 2015-2019.
"Alas kaki juga tumbuh hanya 4 persen, kopi minus 4 persen, barang elektornik, mesin minus 7 persen, perikanan tumbuh 5 persen," ucapnya.
Selain itu, kata dia, Joe Biden juga bisa membuat eskalasi perang dagang dengan China menurun jika terpilih menjadi presiden AS. "Situasi ini akan menguntungkan pemulihan ekspor Indonesia baik ke AS maupun sebagai pemasok bahan baku ke China," ujar Bhima.
Bhima menjelaskan, Joe Biden dalam hal stimulus dinilai lebih pro terhadap kelas menengah AS yang merupakan pasar besar produk garmen dan alas kaki dari Indonesia. Ini berbanding terbalik dengan petahana Donald Trump yang pro terhadap keringanan pajak bagi kelas atas atau elit.
"Gelontoran stimulus di AS yang lebih besar diharapkan mampu mempercepat pemulihan ekonomi global," tuturnya.
Joe Biden, kata dia, juga menaruh perhatian terhadap penanganan Covid-19 yang lebih serius dengan pendekatan sains. "Ini kabar baik agar pandemi bisa segera ditekan di AS," kata Bhima. []
- Baca Juga: Efek Negatif Bagi Ekonomi RI Jika Biden Jadi Presiden AS
- Ekspor RI Diprediksi Pulih Jika Biden Jadi Presiden AS