Sekolah Mengemudi Motor Khusus Perempuan di Pakistan

Seorang perempuan di Pakistan, Marina Syed, mendirikan satu-satunya sekolah mengemudi motor untuk kaum peremuan di Pakistan
Marina Syed menunjukkan fotonya yang dipasang di salah satu papan pengumuman di Pakistan. (Foto: voaindonesia.com - Facebook/Rowdy Riders).

Jakarta – Seorang perempuan di Pakistan mendirikan satu-satunya sekolah mengemudi motor untuk perempuan di Pakistan. Marina Syed, 24 tahun, yang tinggal di Karachi, kota terbesar di Pakistan, selalu memiliki hasrat untuk bisa mengemudikan sepeda motor.

Marina selalu memiliki kesulitan yang sama saat hendak bepergian dari rumahnya ke tempat kerja dan kampus.

Syed harus bergantung pada seseorang, terkadang kakak laki-lakinya atau ayahnya, untuk mengantarnya bepergian. Ia juga mencoba untuk menyewa pengemudi becak namun mereka tidak selalu muncul.

Marina berharap akan ada seseorang yang memulai untuk membuka sebuah sekolah mengemudi motor jadi ia dapat menyakinkan orang tuanya bahwa ia dapat mengemudikannya.

marina pengendaraMarina Syeh di antara para pengendara motor perempuan di Pakistan. (Foto: voaindonesia.com - Facebook- Rowdy Rides)

"Kemudian saya berpikir, mengapa saya harus menunggu seseorang untuk mendirikan sarana di mana perempuan dapat belajar mengemudikan sepeda motor? Mengapa tidak saya saja sendiri yang melakukannya?" kata Marina mengenang awal usahanya.

Itulah awal bagaimana Syed mendirikan "Rowdy Riders", sebuah sekolah mengemudi motor bagi perempuan.

Sebagai putri seorang pengungsi Afghanistan yang pindah ke Pakistan pada akhir tahun 1980-an itu mengatakan, Marina berupaya keras melawan tabu seputar perempuan yang mengendarai sepeda motor.

Bushra Sheikh adalah salah seorang murid barunya. Ia sedang berusaha menyempurnakan keseimbangan dan membangun rasa percaya dirinya saat mengendarai sepeda motor.

marina berposeMarina Syed berpose di depan sepeda motor kesayangannya. (Foto: voaindonesia.com - IG/marina_syed)

"Sangat sulit untuk bepergian antara kampus, tempat kerja dan rumah. Ada transportasi umum dan becak. Kami juga memiliki mobil pribadi, tetapi ayah tidak selalu dapat menjemput dan mengantar saya kemana saja," kata Bushra Sheikh.

Selain kesulitan bepergian, Bushra juga memiliki alasan lain untuk belajar mengemudikan sepeda motor, yaitu karena ia memang menyukainya.

"Saya juga senang naik sepeda. Saya biasa melihat setiap orang mengendarai sepeda motor, jadi untuk alasan itulah saya bertemu dengan orang-orang di sini," komentarnya.

Kini, hampir 200 perempuan telah lulus dari sekolah mengemudi motor yang didirikan Marina Syed.

Sebagian di antaranya masih datang setiap hari Kamis sekadar untuk berkumpul dan bersosialisasi (lj/uh)/Associated Press/voaindonesia.com. []

Berita terkait
11 Perempuan Afghanistan Tewas Ketika Antre Visa Pakistan
Sedikitnya 11 perempuan tewas akibat terinjak-injak ketika ketika sedang menunggu untuk mendapatkan visa ke Pakistan
Lima Kelonggaran untuk Perempuan di Arab Saudi
Kepemimpinan Raja Salman bin Abdulaziz dianggap lebih moderat karena membawa dampak positif bagi kaum hawa di Arab Saudi.
0
Investasi Sosial di Aceh Besar, Kemensos Bentuk Kampung Siaga Bencana
Lahirnya Kampung Siaga Bencana (KSB) merupakan fondasi penanggulangan bencana berbasis masyarakat. Seperti yang selalu disampaikan Mensos.