Sekjen PBB Serukan Langkah untuk Meningkatkan Ketahanan Pangan

PBB menyerukan tindakan untuk meningkatkan ketahanan pangan bagi orang-orang yang paling rentan di dunia
Seorang perempuan Yaman memberi makan seorang anak yang menderita malanutrisi di sebuah klinik di Provinsi Hodeidah, yang dilanda perang, 7 Agustus 2021 (Foto: voaindonesia.com/AFP)

Jakarta - Dalam memperingati Hari Pangan Sedunia, Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) memperingatkan perang melawan kelaparan dunia tidak berhasil diatasi dan menyerukan tindakan untuk meningkatkan ketahanan pangan bagi orang-orang yang paling rentan di dunia.

Dalam pesannya untuk memperingati Hari Pangan Sedunia tanggal 16 Oktober, Sekretaris Jenderal PBB, António Guterres, menyerukan tindakan dan investasi kuat untuk membanyak sistem pangan lokal.


Sekjen PBB Antonio GuterresSekjen PBB, Antonio Guterres, berikan pernyataan di samping Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen (tidak tampak dalam gambar), sebelum pertemuan mereka di markas Komisi Eropa di Brussels, Rabu, 23 Juni 2021 (Foto: voaindonesia.com/AP)

Pesan itu muncul ketika hampir satu miliar orang di dunia tidak mempunyai makanan yang cukup.

PBB memperingatkan, kelaparan sedang meningkat di dunia yang didorong oleh konflik, perpindahan, perubahan iklim, dan dampak ekonomi dari Covid-19. Di antara mereka yang paling berisiko adalah para pengungsi dan mereka yang terpaksa mengungsi di dalam negeri mereka sendiri karena konflik.

PBB mengakui tujuan untuk melenyapkan kelaparan dunia pada 2030 kemungkinan besar tidak akan dicapai. Guterres mengatakan, hampir 40 persen dari penduduk dunia, yaitu 3 miliar orang, tidak mampu memenuhi kebutuhan mereka akan makanan yang sehat. Hal itu katanya, menyebabkan kekurangan gizi, baik dalam bentuk malnutrisi maupun obesitas yang berkembang luas di dunia.

“Pandemi menyebabkan tambahan 140 juta orang tidak bisa memperoleh makanan yang mereka butuhkan. Pada waktu yang sama, cara kita memproduksi, memakan dan membuang makanan sangat merugikan bumi kita. Cara itu menekan sumber daya alam, iklim, dan lingkungan alam kita, serta merugikan triliunan dolar per tahun,” ujar Guterres

Hari Pangan Sedunia menandai peringatan dibentuknya Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (Food and Agriculture Organization/FAO) pada 16 Oktober 1945, di Quebec, Kanada.

perempuan rebut makanan di ethiopiaSeorang perempuan Yaman memberi makan seorang anak yang menderita malanutrisi di sebuah klinik di Provinsi Hodeidah, yang dilanda perang, 7 Agustus 2021 (Foto: voaindonesia.com/AFP)

Pejabat Senior Program FAO di Jenewa, Patrick Jacqueson, mengatakan, lebih dari 150 negara mengadakan acara khusus setiap tahun untuk memperingati hari tersebut.

Dia mengatakan, tema tahun ini menyerukan perubahan sistem pertanian pangan untuk menyediakan makanan yang cukup terjangkau dan bergizi bagi orang-orang di mana pun.

“Dengan penduduk yang terus tumbuh, diperkirakan akan mencapai 10 miliar pada tahun 2050, kita perlu memberi makan penduduk dunia dan memelihara planet ini. Itu bukan terbatas pada tanggapan keadaan darurat, namun juga membangun ketahanan jangka panjang dan mengubah cara kita memproduksi dan mengonsumsi makanan," kata Jacqueson.

FAO mengusulkan pengembangan sistem pertanian beragam, yang katanya, lebih mampu beradaptasi dengan perubahan iklim dan ancaman pangan lainnya (ps/jm/ft)/voaindonesia.com. []

Kepunahan Lebah dan Serangga Bahayakan Pasokan Pangan Dunia

Kenaikan Harga Pangan Picu Krisis Kelaparan di Seluruh Dunia

Program Pangan Dunia PBB Dianugerahi Nobel Perdamaian 2020

Reformasi Sistem Pangan untuk Kemakmuran Dunia

Berita terkait
Reformasi Sistem Pangan untuk Kemakmuran Dunia
Sekjen PBB dorong reformasi sistem pangan untuk kemakmuran dunia dan menghapus masalah kelaparan dan kesehatan global