Kepunahan Lebah dan Serangga Bahayakan Pasokan Pangan Dunia

Kepunahan lebah dan serangga akan memiliki konsekuensi serius bagi umat manusia di Bumi dan pasokan pangan global
Peternak lebah, Yip Ki-hok, 62 menarik segenggam lebah dari kantong sebelum menempatkannya di sarang lebah di peternakannya di Hong Kong setelah mengambil madu dari sarangnya dengan tangan kosong (Foto: voaindonesia.com - Anthony Wallace/AFP)

Jakarta - Jumlah lebah yang berkurang bahkan menghilang, serangga liar, dan serangga lain yang membantu penyebaran serbuk sari akan memiliki konsekuensi serius bagi umat manusia di Bumi dan pasokan pangan global. Ini merupakan peringatan yang dikeluarkan oleh PBB, 20 Mei 2019.

“Keberadaan lebah mendukung 170.000 spesies tanaman yang pada gilirannya mendukung lebih dari 200.000 spesies hewan,” ujar Ketua Dewan Umum PBB, Maria Fernanda Espinosa, dalam menyambut Hari Lebah Dunia. “Lebah bertanggung jawab kurang lebih terhadap sepertiga hampir dari keseluruhan bahan pangan yang dihasilkan” –termasuk tomat, kopi, apel, buah badam, kakao, dan berbagai tanaman- yang dapat digunakan untuk produksi obat-obatan.

Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia PBB (FAO - Food and Agriculture Organization) mengatakan serangga yang bertanggung jawab untuk menyebar serbuk sari, termasuk lebah, keberadaannya terancam jumlahnya secara global terutama karena aktivitas manusia, terutama pemanasan global, hilangnya habitat, dan terlalu banyak penggunaan pestisida.

Hewan yang bertanggung jawab untuk menyebarkan serbuk sari yang populasinya juga terancam termasuk di antaranya kupu-kupu, burung kolibri, kelelawar dan kera, yang menyebarkan serbuk sari dari tanaman yang memiliki kemampuan untuk penyerbukan sendiri saat serangga dan primata berpindah dari satu pohon ke pohon atau di antara semak.

“Upaya mendesak dan dengan kisaran yang luas dibutuhkan untuk melindungi lebah di habitat alam liar, ladang pertanian, dan lingkungan perkotaan,” ujar Deputi Sekretaris Jenderal, Amina Mohammed.

pencinta lebah belgiaWarga Belgia, keluarga dan pecinta lebah unjuk rasa menjelang pemungutan suara Uni Eropa terkait pelarangan pestisida neonicotinoid di Place Schuman, Brussels, Belgia, 27 April 2018 (Foto: voaindonesia.com/AP)

Laporan voaindonesia.com (27 April 2018) menebutkan: Selama beberapa tahun terakhir, terjadi penurunan populasi lebah ke tingkat yang mengkhawatirkan. Ada pula kekhawatiran hal tersebut akan mulai berdampak serius bagi produksi palawija karena lebah diperlukan untuk penyerbukan dan reproduksi tanaman.

Terkait dengan hal itulah kemudian Uni Eropa telah melakukan terobosan penting untuk melarang sepenuhnya pestisida-pestisida yang membahayakan lebah sehingga mengganggu penyerbukan tanaman palawija yang dilakukan hewan tersebut.

Para pakar mengatakan perlindungan habitat lebah jadi kuncinya. Mereka merekomendasikan warga untuk menanam berbagai bunga yang ramah lebah dan menempatkan batang kayu berongga atau cabang pohon di lahan milik mereka, yang menyebutnya tampat ideal untuk serangga yang bertanggung jawab untuk penyerbukan (ww)/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Semakin Banyak Warga New York City yang Beternak Lebah
New York City di Amerika Serikat (AS) yang bising dengan deru kendaraan kelihatannya mungkin bukan tempat yang ramah lebah
Sarang Lebah Raksasa Asia Pertama Ditemukan di Amerika
Tidak diketahui bagaimana lebah tersebut tiba di Pasifik Barat Laut.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.