Sekjen PBB Serukan Agar Taliban Hentikan Serangan

PBB meminta Taliban untuk segera menghentikan serangan dan beritikad baik bernegosiasi demi Afghanistan dan rakyatnya
Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres (Foto: voaindonesia.com/Reuters)

Jakarta – Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Antonio Guterres, 13 Agustus 2021, meminta Taliban untuk segera menghentikan serangan dan beritikad baik bernegosiasi demi Afghanistan dan rakyatnya.

“Pesan masyarakat internasional kepada mereka yang berada di medan perang harus jelas: merebut kekuasaan melalui kekuatan militer adalah proposisi yang kalah,” kata Guterres kepada para wartawan. “Itu hanya mengakibatkan perang saudara yang berkepanjangan atau isolasi total Afghanistan.”

Sekjen PBB itu mengatakan situasi di Afghanistan terus memburuk dan semakin tak terkendali, karena Taliban telah merebut sekitar setengah dari 34 ibukota provinsi di Afghanistan dan sedang mengincar Ibu Kota Kabul.

“Konflik perkotaan yang terus-menerus berarti pembantaian yang berkelanjutan – warga sipil membayar dengan harga tertinggi,” ia memperingatkan sekaligus menyerukan semua pihak agar berbuat lebih banyak untuk melindungi warga sipil.

Seorang pejuang TalibanSeorang pejuang Taliban melakukan penjagaan terhadap anggota pasukan keamanan Afghanistan yang menyerah di kota Ghazni, barat daya Kabul, Afghanistan, setelah Taliban berhasil menguasai wilayah selatan negara itu (Foto: voaindonesia.com/AP)

PBB menyatakan lebih dari 1.000 warga sipil tewas atau terluka dalam sebulan terakhir dalam serangan membabi buta, terutama di provinsi Helmand, Kandahar dan Herat. Hampir seperempat juta orang lainnya telah mengungsi akibat pertempuran tersebut.

“Hanya penyelesaian dengan negosiasi politik pimpinan Afghanistan yang dapat memastikan perdamaian,” kata Guterres, mendesak diskusi substantif antara perwakilan Taliban dan pemerintah yang telah berlangsung di Doha, Qatar.

“Saya juga sangat terganggu dengan indikasi awal ketika Taliban memberlakukan pembatasan ketat terkait hak asasi manusia di wilayah yang mereka kuasai, terutama menarget perempuan dan jurnalis,” kata Guterres lebih jauh.

“Sangat mengerikan dan memilukan atas laporan mengenai hak-hak gadis dan perempuan Afghanistan yang diperoleh dengan susah payah, tapi kemudian (kebebasan itu) direnggut dari mereka,” ujarnya.

Sebelumnya, 13 Agustus 2021, juru bicara Guterres menyampaikan PBB tidak berencana untuk meninggalkan negara itu meskipun situasi keamanan memburuk dengan cepat (mg/pp)/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Kekhawatiran Akan Terjadi Migrasi Intelektual Landa Afghanistan
Program Visa AS untuk warga Afghanistan yang pernah bekerja untuk kepentingan AS di Afghanistan timbulkan kekhawatiran migrasi intelektual
Rebut Kekuasaan Dengan Kekerasan Dunia Akan Kucilkan Taliban
Uni Eropa ingatkan Taliban bahwa mereka akan dihadapkan pada pengucilan internasional jika merebut kekuasaan dengan kekerasan
0
DPR Terbuka Menampung Kritik dan Saran untuk RKUHP
Arsul Sani mengungkapkan, RUU KUHP merupakan inisiatif Pemerintah. Karena itu, sesuai mekanisme pembentukan undang-undang.