Sekjen PBB Sebut Keputusan Taliban Tangguhkan Pendidikan Anak PerempuanSangat Merusak

Guterres mendesak pihak berwenang de facto untuk membuka sekolah bagi semua siswa tanpa penundaan lebih lanjut.
Ilustrasi. (Foto:Tagar/UNICEF)

Jakarta - Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres sangat menyesalkan pengumuman Taliban yang menangguhkan pendidikan untuk gadis-gadis muda di Afghanistan, dengan mengatakan itu sangat merusak negara itu.

Dalam sebuah pernyataan, Rabu, 23 Maret 2022 Guterres mendesak pihak berwenang de facto untuk membuka sekolah bagi semua siswa tanpa penundaan lebih lanjut.

"Saya sangat menyesalkan pengumuman hari ini oleh otoritas Taliban di Afghanistan bahwa pendidikan anak perempuan dari kelas enam telah ditangguhkan sampai pemberitahuan lebih lanjut," kata kepala PBB dikutip dari News18.

Misi Bantuan PBB di Afghanistan (UNAMA) mengatakan dalam sebuah tweet bahwa mereka menyesalkan pengumuman oleh Taliban bahwa mereka semakin memperpanjang larangan tak terbatas mereka terhadap siswa perempuan di atas kelas 6 yang diizinkan untuk kembali ke sekolah.

Ketua PBB mengatakan bahwa awal tahun ajaran baru telah diantisipasi oleh semua siswa, anak perempuan dan laki-laki, dan orang tua dan keluarga.

Misi Bantuan PBB di Afghanistan (UNAMA) mengatakan dalam sebuah tweet bahwa mereka menyesalkan pengumuman oleh Taliban bahwa mereka semakin memperpanjang larangan tak terbatas mereka terhadap siswa perempuan di atas kelas 6 yang diizinkan untuk kembali ke sekolah.

Ketua PBB mengatakan bahwa awal tahun ajaran baru telah diantisipasi oleh semua siswa, anak perempuan dan laki-laki, dan orang tua dan keluarga.

Kegagalan pihak berwenang de facto untuk membuka kembali sekolah untuk anak perempuan di atas kelas enam, meskipun ada komitmen berulang kali, adalah kekecewaan yang mendalam dan sangat merusak bagi Afghanistan.

Penolakan pendidikan tidak hanya melanggar hak-hak perempuan dan anak perempuan yang sama terhadap pendidikan, tetapi juga membahayakan masa depan negara itu mengingat kontribusi luar biasa oleh perempuan dan anak perempuan Afghanistan, katanya.



Saya sangat menyesalkan pengumuman hari ini oleh otoritas Taliban di Afghanistan bahwa pendidikan anak perempuan dari kelas enam telah ditangguhkan sampai pemberitahuan lebih lanjut.



Direktur Eksekutif UNICEF Catherine Russell mengatakan jutaan gadis sekolah menengah di seluruh Afghanistan terbangun berharap bahwa mereka akan dapat kembali ke sekolah dan melanjutkan pembelajaran mereka.

Tidak butuh waktu lama bagi harapan mereka untuk hancur. Dia mengatakan bahwa keputusan pihak berwenang de facto untuk menunda kembali ke sekolah untuk anak perempuan dari Kelas 7 hingga 12 adalah kemunduran besar bagi anak perempuan dan masa depan mereka.

"Dengan keputusan ini, seluruh generasi gadis remaja ditolak hak mereka untuk pendidikan dan dirampok kesempatan untuk mendapatkan keterampilan yang mereka butuhkan untuk membangun masa depan mereka," katanya.

Kepala UNICEF mendesak pihak berwenang de facto untuk menghormati komitmen mereka terhadap pendidikan anak perempuan tanpa penundaan lebih lanjut dan meminta para pemimpin masyarakat di setiap sudut Afghanistan untuk mendukung pendidikan gadis remaja.

Semua anak berhak berada di sekolah. Ini adalah cara paling pasti untuk menempatkan negara itu pada jalan yang lebih pasti menuju perdamaian dan kemakmuran yang layak diterima rakyat Afghanistan, katanya.

Wakil Sekretaris Jenderal PBB untuk Urusan Politik dan Perdamaian Rosemary DiCarlo tweeted bahwa dia sangat prihatin dan kecewa atas keputusan yang dilaporkan oleh Taliban untuk menjauhkan anak perempuan dari sekolah menengah dan kelas diatas kelas enam.

"Ini bukan hanya penolakan hak-hak dasar. Ini bertentangan dengan komitmen pemerintah sendiri. Buka sekolah untuk semua," tambahnya. []



Baca Juga

Taliban Klaim Kemerdekaan Afghanistan Secara Penuh

Warga Afghanistan Khawatir Nasib Perempuan di Tangan Taliban

Saluran TV Milik Perempuan Afghanistan Pantang Menyerah

Perempuan Afghanistan yang Ditembak Suami Bicara di Kanada



Berita terkait
Taliban Batalkan Perintah Pembukaan Sekolah untuk Anak Perempuan
Namun, Taliban justru membatalkan rencana sekolah untuk anak perempuan beberapa jam setelah sekolah dibuka
Taliban Putuskan Perempuan Aghanistan Hanya Sampai Tamat SD
Afghanistan memutuskan untuk tidak membuka lembaga-lembaga pendidikan bagi anak perempuan di atas kelas enam
Pakar PBB Tuduh Taliban Terus Berusaha Hapus Peran Perempuan
Pakar PBB tuduh pemerintahan Taliban terus berusaha menghapus peran perempuan dan anak perempuan dari kehidupan masyarakat
0
DPR Terbuka Menampung Kritik dan Saran untuk RKUHP
Arsul Sani mengungkapkan, RUU KUHP merupakan inisiatif Pemerintah. Karena itu, sesuai mekanisme pembentukan undang-undang.