Taliban Batalkan Perintah Pembukaan Sekolah untuk Anak Perempuan

Namun, Taliban justru membatalkan rencana sekolah untuk anak perempuan beberapa jam setelah sekolah dibuka
Siswa perempuan di Afghanistan kembali bersedih lantaran tidak dapat belajar di sekolah (Foto: dw.com/id)

Jakarta - Kementerian Pendidikan Afghanistan pada pekan lalu menyebut bahwa kelas akan dibuka untuk semua siswa, termasuk perempuan. Namun, Taliban justru membatalkan rencana itu beberapa jam setelah sekolah dibuka.

Taliban meminta pihak berwenang untuk menutup sekolah menengah dan tinggi di Afghanistan pada Rabu, 23 Maret 2022, demikian menurut pemberitahuan Kementerian Pendidikan.

"Kami memberi tahu semua sekolah menengah perempuan dan sekolah yang memiliki siswa perempuan di atas kelas enam bahwa mereka diliburkan hingga ada pemberitahuan berikutnya,” bunyi pernyataan Kementerian Pendidikan.

Pengumuman itu muncul sehari setelah juru bicara Kementerian Pendidikan Afghanistan merilis video ucapan selamat kepada siswa yang bisa kembali bersekolah.

Sebelumnya, lembaga negara itu mengumumkan akan membuka sekolah untuk semua siswa, termasuk perempuan, mulai Rabu, 23 Maret 2022. Pemberitahuan tersebut juga menyebut sekolah untuk anak perempuan akan dibuka kembali setelah rencana disusun sesuai "hukum Islam dan budaya Afghanistan.”

Rekaman dari outlet media Afghanistan menunjukkan remaja perempuan menangis dan memprotes perubahan mendadak.

twit samiraTwit Samira Hamidi @HuriaSamira (Foto: dw.com/id)

1 Barat kecam perubahan oleh Taliban

"PBB di Afghanistan menyesalkan pengumuman yang dilaporkan hari Rabu, 23 Maret 2022, oleh Taliban bahwa mereka memperpanjang larangan yang tidak terbatas pada siswa perempuan di atas kelas 6 yang diizinkan untuk kembali ke sekolah,” kata Misi Bantuan PBB untuk Afghanistan (UNAMA) dalam sebuah pernyataan.

Ian McCarry, kuasa usaha untuk kedutaan Amerika Serikat di Kabul, yang saat ini beroperasi di Qatar, mencuitkan bahwa dia "sangat kecewa” dengan perintah tersebut. "Semua pemuda Afghanistan layak untuk dididik,” katanya.

2 Taliban belum memutuskan jalan keluar

Waheedullah Hashin, anggota senior Taliban kepada Associated Press, mengatakan bahwa mendaftarkan anak perempuan di pendidikan tinggi bisa mengikis dukungan keseluruhan untuk pemerintah kelompok militan.

"Kepemimpinan belum memutuskan kapan atau bagaimana mereka akan mengizinkan anak perempuan kembali ke sekolah,” kata Hashimi.

Hashimi mengatakan ada dukungan untuk pendidikan anak perempuan di pusat-pusat perkotaan, tetapi sebagian besar pedesaan Afghanistan, khususnya di daerah suku Pashtun, tetap menentang gagasan mendidikan anak perempuan.

perempuan afghanistan unjuk rasa jan 2022Para perempuan Afghanistan melakukan aksi unjuk rasa menuntut dijaminnya hak-hak perempuan di Kabul, Minggu, 16 Januari 2022 (Foto: voaindonesia.com/AFP)

3 Taliban membatasi hak-hak perempuan

Sejak naik ke tampuk kekuasaan pada Agustus 2021, setelah pasukan AS dan NATO menarik diri dari Afghanistan, Taliban telah memberlakukan sejumlah pembatasan pada perempuan, termasuk menghentikan pendidikan menengah untuk anak perempuan.

Pada Februari 2022, beberapa universitas negeri dibuka, di mana Taliban akan mengizinkan perempuan bisa pergi ke universitas selama ruang kelas dipisah dan sesuai prinsip-prinsip Islam. Namun, muncul laporan yang beragam perihal larangan perempuan masuk universitas.

Taliban melarang pendidikan bagi perempuan saat terakhir kali mereka berkuasa antara tahun 1996 dan 2001. Masyarakat internasional telah berulang kali menjadikan pendidikan untuk anak perempuan dan perempuan sebagai bagian penting dari tuntutannya karena Taliban mencari pengakuan internasional atas pemerintahannya dan bantuan asing yang lebih besar untuk negara [rw/ha (AP, Reuters)]/dw.com/id. []

Taliban Putuskan Perempuan Aghanistan Hanya Sampai Tamat SD

Warga Afghanistan Khawatir Nasib Perempuan di Tangan Taliban

Saluran TV Milik Perempuan Afghanistan Pantang Menyerah

Perempuan Afghanistan yang Ditembak Suami Bicara di Kanada

Berita terkait
Taliban Putuskan Perempuan Aghanistan Hanya Sampai Tamat SD
Afghanistan memutuskan untuk tidak membuka lembaga-lembaga pendidikan bagi anak perempuan di atas kelas enam
0
26 Pemain untuk Satu Tim di Piala Dunia FIFA 2022 Qatar
FIFA telah menyetujui 26 pemain untuk Piala Dunia FIFA 2022 tahun ini di Qatar yang merupakan perluasan dari 23 pemain sebelumnya