Jakarta - Presiden Sri Lanka, Gotabaya Rajapaksa telah menetapkan status darurat di negara itu pada Jumat, 1 April 2022 lalu.
Status darurat tersebut ditetapkan menyusul rentetan protes yang diwarnai kekerasan terhadap cara pemerintah menangani krisis ekonomi yang semakin parah.
Imbasnya, sejumlah anggota kabinet Sri Lanka telah mengundurkan diri dari jabatan mereka.
"Kami serahkan surat pengunduran diri kami kepada perdana menteri," kata Menteri Pendidikan Dinesh Gunawerdana kepada media Minggu malam, 3 April 2022.
"Presiden dan perdana menteri akan membahas dan mengambil keputusan yang sesuai," lanjut pernyataan itu, dilansir dari Reuters.
Belum jelas apakah semua anggota kabinet atau hanya sebagian menteri yang ikut mengundurkan diri.
Salah satu menteri yang mundur adalah Menteri Pemuda dan Olahraga Namal Rajapaksa, keponakan Gotabaya dan putra Perdana Menteri Mahinda Rajapaksa.
Pada Senin, 4 April 2022, Mahinda mengatakan di Twitter bahwa dirinya telah meletakkan jabatan secara langsung dengan harapan akan membantumembangun stabilitas bagi rakyat dan pemerintah. []
Baca Juga
Sri Lanka Negeri Penghasil Teh yang Mendunia
Sri Lanka Umumkan Darurat Krisis Ekonomi dan Pangan
Sri Lanka Minta Kelonggaran Utang dari China
Sri Lanka Terpaksa Lakukan Pemadaman Listrik Bergilir