Krisis Ekonomi Lumpuhkan Sri Lanka

Kelangkaan pangan dan bahan bakar meluapkan amarah warga seiring ambruknya perekonomian Sri Lanka
Warga berebut bensin seiring kelangkaan bahan bakar di Sri Lanka (Foto: dw.com/id)

Jakarta - Kelangkaan pangan dan bahan bakar meluapkan amarah warga seiring ambruknya perekonomian Sri Lanka. Pemerintah kini menerjunkan tentara untuk mengendalikan aksi protes. Bantuan diharapkan datang dari China dan India

Seorang pengemudi sepeda motor ditikam hingga tewas oleh pengemudi lain, gara-gara berebut antrian di luar stasiun pengisian bahan bakar di Colombo, Sabtu, 19 Maret 2022, malam. Pada saat yang sama, seorang lansia berusia 70 tahun meninggal dunia akibat keletihan, saat mengantri bensin. Dua lansia lain dikabarkan mengalami nasib serupa.

Kegentingan di Sri Langka akibat kelangkaan bahan bakar mulai menimbulkan korban jiwa. Ironisnya, kapal-kapal tanker berisi suplai minyak dan gas sudah sejak beberapa hari merapat di Pelabuhan Hambantota. Mereka menunggu importir yang kelimpungan mengumpulkan uang untuk membayar tagihan.

Akibatnya, pengendara di Sri Lanka terpaksa mengantri berjam-jam untuk bisa membeli bensin atau solar.

"Emosi mulai mendidih seiring semakin panjangnya antrian,” kata seorang pejabat pemerintah di Colombo kepada AFP. "Semalam diputuskan untuk menerjunkan tentara demi memperkuat tugas kepolisian. Langkah ini diambil untuk mencegah pecahnya aksi kerusuhan,” imbuhnya.

Sekelompok ibu-ibu dilaporkan menghadang sebuah bus pariwisata pada Senin (21/3), sebagai bentuk protes menentang harga minyak goreng yang terus membumbung tinggi. Adapun warga lain memicu kemacetan parah di salah satu ruas jalan ibu kota, ketika bensin dinyatakan habis di tengah antrian.

Sebab itu, tentara kini ditugaskan mengamankan stasiun-stasiun pengisian bahan bakar di seluruh penjuru negeri di Asia Selatan itu. Keberadaan aparat dinilai krusial, untuk mengamankan warga yang kini mulai menginap di pom bensin untuk menunggu datangnya kiriman bahan bakar.

penduduk sri lanka antre bbmPenduduk antre selama berjam-jam untuk bisa membeli bahan bakar (Foto: dw.com/id)

Bantuan China dan India

Krisis ekonomi di Sri Lanka antara lain dipicu pandemi corona, yang berimbas melumpuhkan sektor andalan, seperti pariwisata. Menurunnya pendapatan negara berakibat fatal, lantaran tingginya beban utang pemerintah.

Krisis kali ini diklaim sebagai yang terparah sejak kemerdekaan tahun 1948. Pemerintah dikabarkan kehabisan devisa dalam bentuk mata uang Dollar AS untuk melakukan transaksi luar negeri, dan sebabnya tidak mampu mengimpor bahan kebutuhan pokok.

Kelangkaan berbagai barang di Sri Lanka sudah sedemikian parah, hingga pemerintah bahkan harus membatalkan ujian nasional bagi tiga juta murid tahun ini, lantaran kurangnya persediaan kertas dan tinta.

Bantuan antara lain diharapkan berasal dari China. Senin, 21 Maret 2022, Duta Besar China di Colombo, Qi Zhenhong, mengumumkan, pemerintah di Beijing sedang mempertimbangkan permohonan utang tambahan senilai 2,5 miliar dolar AS dari pemerintah Sri Lanka.

"China memahami situasi mendesak yang dihadapi Sri Lanka dan penduduknya,” kata Qi di Colombo. "Otoritas terkait di China langsung mempelajari permintaan dari Sri Lanka.” Dia mengaku pinjaman yang diminta berupa 1 miliar dolar AS utang dan 1,5 miliar dolar AS kredit impor untuk mendatangkan kebutuhan pokok.

Gubernur Bank Sentral Sri Lanka, Ajith Cabraal mengakui, pihaknya mencari tambahan dana dari Beijing, sekaligus meminta restrukturisasi utang kepada China. Colombo hingga akhit tahun harus membayar utang luar negerinya senilai 4 miliar dolar AS yang jatuh tempo. Pekan lalu, India mengabulkan kredit impor senilai 1 miliar dolar AS untuk membeli bahan pangan dan obat-obatan.

Pemerintah di Colombo juga mengaku sedang menegosiasikan bantuan darurat dengan Badan Moneter Internasional (IMF) [rzn/as (afp,ap)]/dw.com/id. []

Sri Lanka Negeri Penghasil Teh yang Mendunia

Sri Lanka Umumkan Darurat Krisis Ekonomi dan Pangan

Sri Lanka Minta Kelonggaran Utang dari China

Sri Lanka Terpaksa Lakukan Pemadaman Listrik Bergilir

Berita terkait
Sri Lanka Terpaksa Lakukan Pemadaman Listrik Bergilir
Pihak berwenang di Sri Lanka menerapkan pemadaman listrik bergilir di seluruh negara pulau itu
0
Hasil Pertemuan AHY dan Surya Paloh di Nasdem Tower
AHY atau Agus Harimurti Yudhoyono mengaku sudah tiga kali ke Nasdem Tower kantor Surya Paloh. Kesepakatan apa dicapai di pertemuan ketiga mereka.