Sejarah Awal Mula Ibadah Haji Umat Islam di Tanah Suci Mekkah

Tradisi tiap iduladha, jutaan umat Islam dari berbagai negara berkumpul di Mekkah untuk ibadah haji. Bagaimana sejarah awal ibadah haji.
Sejarah Awal Mula Ibadah Haji Umat Islam di Tanah Suci Mekkah. (Foto: voaindonesia.com/AP)

TAGAR.id, Jakarta - Jutaan umat Islam dari berbagai negara berkumpul di Mekkah untuk menjalankan ibadah haji. Tradisi ini terjadi pada musim iduladha setiap tahun. Bagaimana sejarah awal ibadah haji.

Sejarah awal ibadah haji dimulai dari kisah perjalanan hidup Nabi Ibrahim As.

Pernikahan Nabi Ibrahim dengan Sarah selama puluhan tahun tidak dikaruniai anak. Sesuatu yang sangat diinginkan Nabi Ibrahmi. Anak. Nabi Ibrahim ingin mempunyai keturunan yang kelak akan meneruskan dakwahnya.

Sulit mendapat anak merupakan cobaan dari Allah SWT bagi Nabi Ibrahim dan Istrinya. Sarah, sang istri yang baik hati, mengizinkan Nabi Ibrahim menikah lagi dengan Siti Hajar.

Pernikahan Nabi Ibrahim dan Siti Hajar dikaruniai seorang anak, yaitu Nabi Ismail As. Nabi Ibrahim sangat bahagia.

Kebahagiaan Nabi Ibrahim ternyata membuat Sarah merasa bersedih. Nabi Ibrahim mengadukan permasalahan ini kepada Allah SWT. Dan Allah memerintahkan Nabi Ibrahim pergi jauh dari Palestina.

Malaikat Jibril turun ke bumi untuk mengantar kepergian Nabi Ibrahim, Siti Hajar, dan Nabi Ismail.

Sampailah mereka di sebuah tempat gersang, sepi tak berpenghuni. Nabi Ibrahim mendirikan sebuah tenda untuk berlindung anak dan istrinya. Tak lama kemudian, Nabi Ibrahim diperintahkan untuk kembali ke Palestina.

Ketika ditinggal Nabi Ibrahim, tiba-tiba Nabi Ismail menangis keras karena kehausan. Siti Hajar pun mencari-cari sumber air di antara bukit Shafa dan Marwa. Ia berlari-lari di antara kedua bukit itu selama 7 kali. Peristiwa inilah yang menjadi awal mula ritual Sa’i.


Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini negeri yang aman, dan berikanlah rezki kepada penduduknya.


Ketika Siti Hajar kembali, ia pun terheran. Karena Nabi Ismail berhenti menangis. Ketika itu pula ia melihat air mengalir dari bawah kaki Nabi Ismail.

Siti Hajar penasaran kemudian menggali pasir. Ketika sedang menggali, ada air memancar. Ternyata di situ terdapat sumber air zam-zam yang masih ada hingga saat ini.

Beberapa tahun kemudian di kala Nabi Ibrahim dan Siti Hajar sudah berkecukupan, Nabi Ibrahim mendapat wahyu dari Allah untuk menyembelih anaknya.

Di satu sisi, Nabi Ibrahim harus menjalani perintah Allah. Namun di sisi lain, ia merasa sedih karena artinya harus kehilangan anak yang sangat dicintainya.

Kemudian, Nabi Ibrahim menyampaikan perintah Allah itu kepada Nabi Ismail dan Siti Hajar. Dengan lapang hati, Ismail rela dikorbankan jika memang itu perintah dari Allah SWT.

Dan tiba saatnya Nabi Ismail disembelih. Banyak sekali setan yang mengganggu proses penyembelihan tersebut.

Dengan sigapnya, Nabi Ibrahim melempar batu ke arah setan yang menggoda proses tersebut. Dalam proses ritual ibadah Haji, ini yang menjadi asal mula prosesi lempar jumroh.

Dan saat Nabi Ibrahim ingin menyembelih leher Nabi Ismail, Allah kemudian memberi wahyu dan memberikan seekor domba sebagai pengganti Nabi Ismail. Ini menjadi awal mula Hari Raya Iduladha atau Idul Kurban.

Setelah Nabi Ismail beranjak dewasa, Allah memerintahkan Nabi Ibrahim dan Ismail untuk membangun Kabah. Kabah dibangun hingga ketinggian 7 hasta. Malaikat Jibril pun turut andil dengan menunjukkan posisi peletakan batu Hajar Aswad.

Setelah Kabah sudah terbangun, Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail melakukan ibadah Haji.

Pada tanggal 8 Dzulhijah, Malaikat Jibril kembali turun ke bumi dan menyampaikan pesan untuk menyebarkan air zam-zam ke beberapa tempat di sekitar Kabah seperti Mina dan Arafah. Hari itu disebut dengan Hari Tarwiyyah atau hari pendistribusian air.

Setelah melakukan haji dan mendistribusikan air am-zam, Nabi Ibrahim berdoa kepada Allah SWT. Sebagaimana doa yang tercantum dalam surat Al Baqarah ayat 126.

…Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdoa: “Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini negeri yang aman, dan berikanlah rezki kepada penduduknya dari (berbagai macam) buah-buahan, (yaitu penduduknya) yang beriman di antara mereka kepada Allah dan hari kemudian.” Allah berfirman: “Dan siapa yang kafir maka Aku beri kesenangan sementara, kemudian Aku memaksanya menjalani siksa neraka dan itulah seburuk-buruk tempat kembali“. (Q.S Al Baqarah : 126). []

Berita terkait
Cara Pergi Haji Tanpa Antre, Langsung Berangkat dengan Visa Furoda Seperti Meisya Siregar
Banyak yang harus nunggu 32 tahun untuk pergi haji, tapi tidak dengan Meisya Siregar. Ia bisa langsung berangkat haji dengan visa Furoda.
Sesuai UU Kementerian Agama Tidak Kelola Visa Haji Mujamalah
Sesuai dengan undang-undang, Kementerian Agama tidak mengelola visa haji mujamalah, hanya visa haji kuota Indonesia
Muslim Bosnia Akhirnya Berangkat Haji
Setelah 2 tahun terhalang pandemi virus corona (Covid-19) Muslim Bosnia akhirnya berangkat menunaikan ibadah haji
0
Sejarah Awal Mula Ibadah Haji Umat Islam di Tanah Suci Mekkah
Tradisi tiap iduladha, jutaan umat Islam dari berbagai negara berkumpul di Mekkah untuk ibadah haji. Bagaimana sejarah awal ibadah haji.