Sejak Kudeta Lebih dari 800 Tewas oleh Pasukan Junta Myanmar

Kelompok aktivis Myanmar katakan lebih dari 800 orang telah dibunuh oleh pasukan keamanan Myanmar sejak gelombang protes meletus
Demonstran terlihat sebelum bentrokan dengan pasukan keamanan di Taze, Wilayah Sagaing, Myanmar 7 April 2021 (Foto: voaindonesia.com - REUTERS)

Jakarta – Kelompok aktivis Myanmar mengatakan lebih dari 800 orang telah dibunuh oleh pasukan keamanan Myanmar sejak gelombang protes meletus di seluruh negara tersebut, setelah militer merebut kekuasaan melalui kudeta pada 1 Februari 2021.

Myanmar berada dalam kekacauan sejak militer menggulingkan pemerintahan terpilih Aung San Suu Kyi. Pemenang Nobel Perdamaian itu beserta pejabat partai Liga Nasional untuk Demokrasi ditahan.

Militer merespons protes para pendukung pro-demokrasi di kota-kota besar dan kecil dengan kekuatan penuh. Bentrok antara tentara dan pemberontak etnis di daerah perbatasan dan pasukan milisi yang baru dibentuk juga meningkat.

Aktivis Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP) mengatakan hingga Senin (17/5), sebanyak 802 orang telah tewas akibat tindakan keras junta dalam menghadapi lawan-lawannya.

Aksi unjuk rasa di MandalayAksi unjuk rasa di Mandalay, Myanmar, 16 Mei 2021 (Foto: voaindonesia.com -REUTERS)

"Ini adalah jumlah yang diverifikasi oleh AAPP, jumlah kematian sebenarnya kemungkinan besar jauh lebih tinggi," kata kelompok itu dalam penjelasannya.

Kantor Berita Reuters tidak dapat secara independen memverifikasi korban dan juru bicara militer tidak menjawab panggilan telepon untuk meminta komentar.

Para saksi mata mengatakan ribuan penduduk di kota perbukitan di barat laut Myanmar bersembunyi di hutan, desa dan lembah pada Senin, 17 Mei 2021, karena melarikan diri dari serangan militer.

Mindat pada minggu lalu mengumumkan darurat militer sebelum tentara melancarkan serangannya dengan menggunakan artileri dan helikopter melawan Pasukan Pertahanan Chinland yang baru dibentuk. Milisi, yang sebagian besar bersenjatakan senapan berburu, mengatakan mereka memilih mundur untuk menyelamatkan warga sipil dari baku tembak.

Beberapa penduduk yang dihubungi oleh Reuters mengatakan persediaan makanan menipis. Diperkirakan sebanyak 5.000 hingga 8.000 orang telah meninggalkan kota. Jalan-jalan diblokir dan kehadiran pasukan di jalan-jalan menghalangi mereka untuk kembali (ah/au)/Reuters/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Pemilu Myanmar Tahun 2020 Cerminkan Keinginan Rakyat
Pemilu Myanmar tahun 2020 cerminkan keinginan rakyat, dan militer tidak dapat dibenarkan gunakan alasan cacat pemilu untuk merebut kekuasaan
Biksu di Myanmar Beda Pendapat Tentang Gerakan Antikudeta
Biksu di Myanmar memimpin perjuangan awal melawan pemerintahan militer, tetapi terpecah pendapat mengenai kudeta yang mengakhiri demokrasi
AS dan Inggris Prihatin Terkait Pertikaian di Myanmar
AS dan Inggris menyatakan keprihatinan terkait dengan pertikaian antara sipil dan junta militer di Myanmar
0
Aung San Suu Kyi Dipindahkan ke Penjara di Naypyitaw
Kasus pengadilan Suu Kyi yang sedang berlangsung akan dilakukan di sebuah fasilitas baru yang dibangun di kompleks penjara