Sebelum Tersangka Korupsi, Karen Itu Keren, Perempuan Pertama di Puncak Pertamina

Sebelum ditetapkan sebagai tersangka korupsi oleh Kejaksaan Agung, Karen Galaila Agustiawan adalah figur yang keren, membuat banyak orang berdecak kagum.
Karen Galaila Agustiawan atau biasa disebut Karen Agustiawan adalah mantan Direktur Utama Pertamina. (Foto: Istimewa)

Jakarta, (Tagar 4/4/2018) – Sebelum ditetapkan sebagai tersangka korupsi oleh Kejaksaan Agung, Karen Galaila Agustiawan adalah figur yang keren, membuat banyak orang berdecak kagum.

Ia perempuan pertama yang menempati posisi puncak di Pertamina, badan usaha milik negara yang bertugas mengelola penambangan minyak dan gas bumi di Indonesia.

Karen menjadi Direktur Utama Pertamina dari 2009 hingga 2014. Kehadirannya di sana diharapkan dapat menyelesaikan persoalan distribusi minyak dan gas yang dianggap bermasalah. Sebelumnya, jabatan terakhirnya adalah Direktur Hulu Pertamina yang menangani eksplorasi minyak perusahaan milik negara terbesar di Indonesia tersebut.

(Baca juga: Hari Ini Tersangka Korupsi, Karen Agustiawan Mantan Direktur Utama Pertamina)

Pada 2011 Forbes, majalah bisnis dan finansial Amerika Serikat menempatkan namanya di urutan teratas dalam daftar 50 wanita pelaku bisnis paling kuat di Asia.

Forbes mengatakan daftar itu disusun berdasarkan ‘peran para pebisnis perempuan tersebut dalam manajemen perusahaan-perusahaan pencetak untung’.

"Daftar ini adalah penghargaan atas dinamisme perempuan pelaku bisnis di Asia yang berhasil mendorong pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut," kata Moira Forbes, presiden dan penerbit ForbesWoman pada tahun itu.

Mundur dari Pertamina

Pada 1 Oktober 2014 Karen mengundurkan diri dari Pertamina. Ia membuat surat pengumuman yang ditujukan pada seluruh karyawan Pertamina.

Berikut ini isi surat Karen kala itu.

"Pekerja Pertamina yang saya cintai dan banggakan, seperti mungkin sudah Anda ketahui, karena pertimbangan yang bersifat pribadi, saya sudah mengajukan pengunduran diri saya mulai 1 Oktober 2014 dari keanggotaan Direksi PT Pertamina (Persero). Sudah saatnya juga dilakukan regenerasi dalam mengisi jabatan yang sudah saya emban selama lebih dari 6 tahun.

Sama sekali bukan hal yang mudah bagi saya untuk sampai pada keputusan yang telah saya ambil. Saya bersyukur atas rahmat Allah SWT yang diberikan kepada saya, yaitu kesempatan untuk memberikan sumbangsih pada tumbuh dan berkembangnya BUMN yang kita banggakan ini, demi kemajuan bangsa dan negara yang sangat kita cintai.

Pengertian, kerja sama dan dukungan yang sudah Anda berikan kepada saya selama ini merupakan utang yang tidak akan pernah bisa saya bayar. Sebagai manusia biasa, tentunya saya tidak luput dari kesalahan. Banyak perasaan yang tanpa disengaja sudah saya singgung. Untuk itu semua, bukakanlah untuk saya pintu maaf.

Keputusan untuk menjadi bagian dari BUMN besar ini, yang saya ambil 6 tahun lalu, merupakan salah satu keputusan terbaik yang pernah saya ambil. Menjadi bagian dari keluarga besar ini telah mengajarkan saya banyak hal. Semoga yang sudah saya lakukan untuk perusahaan ini memberikan sesuatu yang baik dan bermanfaat bagi kehidupan Anda dan keluarga yang Anda cintai.

Merupakan suatu kehormatan yang luar biasa karena saya sudah diberi kesempatan untuk memimpin Pertamina yang telah lepas landas menuju cruising altitude-nya, yaitu a world class national energy company. Kita telah melalui perjalanan yang mengesankan selama beberapa tahun terakhir dan membawa Pertamina dan Indonesia mencapai tingkatan yang lebih tinggi. Kita telah meningkatkan posisi Pertamina sebagai perusahaan paling penting di Indonesia dan menjadikan Pertamina sebagai pemain penting di dalam tatanan energi global.

Hal ini hanya dimungkinkan melalui kerja keras, kerja cerdas dan kerja ikhlas serta dukungan yang Anda berikan.Pastinya, setiap perubahan dapat menimbulkan perasaan yang tidak nyaman. Namun, itu semua tidak boleh membuat Anda memutar arah untuk kembali. Itu semua tidak boleh menyurutkan tekad, Insya Allah, Anda akan sampai ke tujuan tersebut, yaitu menjadikan Pertamina sebagai World Class National Energy Company. Itulah, tugas dan pengabdian kita bersama kepada bangsa ini.

Wassalam, Karen Agustiawan, Direktur Utama"

Menjadi Guru Besar di Universitas Harvard

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan kala itu menjelaskan pengunduran diri Karen dilatarbelakangi keinginan untuk mengajar di Universitas Harvard, Amerika Serikat.

“Beliau ingin urus diri sendiri, keluarga, dan ingin karier berikutnya, yaitu beliau ingin mengajar. Beliau sudah diterima mengajar di Harvard, Boston. Beliau disurati terus oleh Harvard kapan bisa melaksanakan mengajarnya itu. Karena itu, saya tidak bisa tahan lagi,” ujar Dahlan Iskan di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (18/8/2014).

Karen lahir di Bandung, Jawa Barat pada 1958, ibunya R Asiah, ayahnya Dr Sumiyatno, utusan pertama Indonesia di organisasi kesehatan dunia (WHO).

Pada 1983 Karen lulus dari Institut Teknologi Bandung pada jurusan teknik fisika. Ia menikah dengan Herman Agustiawan, seorang mantan pegawai di Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) yang kemudian bekerja di Dewan Energi Nasional. Pasangan ini dikaruniai 3 orang anak.

Lulus kuliah, Karen memulai karier profesional di Landmark Concurrent Solusi Indonesia sebagai business development manager, kemudian di Halliburton Indonesia sebagai commercial manager for consulting and project management.

Ia kemudian berkarier di PT Pertamina (Persero) sebagai staf ahli direktur utama untuk bisnis hulu, kemudian dipercaya menjabat sebagai direktur hulu hingga ia ditunjuk oleh pemegang saham untuk memimpin Pertamina sebagai Direktur Utama PT Pertamina (Persero) pada 5 Februari 2009.

Diduga Merugikan Negara Rp 568 Miliar

Kejaksaan Agung menetapkan mantan Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Karen Galaila Agustiawan (KGA), sebagai tersangka baru dalam dugaan korupsi investasi perusahaan tersebut di Blok Basker Manta Gummy (BMG) Australia tahun 2009 yang merugikan keuangan negara Rp 568 miliar.

Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejagung, M Rum di Jakarta, Rabu (4/4/2018) membenarkan penetapan mantan Dirut Pertamina KGA tersebut berdasarkan Surat Perintah Penetapan Tersangka Direktur Penyidikan pada Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus Nomor: Tap-13/F.2/Fd.1/03/2018 tanggal 22 Maret 2018. (sa)

Berita terkait
0
Sejarah Ulang Tahun Jakarta yang Diperingati Setiap 22 Juni
Dalam sejarah Hari Ulang Tahun Jakarta 2022 jatuh pada Rabu, 22 Juni 2022. Tahun ini, Jakarta berusia 495 tahun. Simak sejarah singkatnya.