Sebelum Merapi Erupsi, Kawanan Monyet Serang Kampung

Akhir-akhir ini monyet turun gunung memasuki perkampungan di lereng Merapi. Apakah ini tanda sebelum Merapi meletus pada Minggu 21 Juni 2020 lalu?
Puluhan monyet turun ke pemikiman warga di lereng Gunung Merapi (Foto: Dok Pribadi Mas_Tri )

Sleman - Gunung Merapi meletus pada Minggu, 21 Juni 2020. Erupsi gunung yang berada di perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) ini termasuk besar sejak erupsi 2020 lalu.

Tagar mencatat sebelum erupsi yang mengakibatkan hujan abu di sebagian Kabupaten Magelang ini, kawanan monyet yang berada di hutan lereng Merapi turun ke perkampungan. Setidaknya warganet mengunggah perihal monyet turun gunung ini ke media sosial meski tidak menghubungkan tanda-tanda Merapi akan meletus.

Yang jelas, puluhan seekor kera berekor panjang tersebut terus merusak tanaman warga. Kondisi itu dikeluhkan warga sekitar, sebab monyet menjarah bahan makanan milik warga bahkan keamanannya. Hewan ini bahkan memasuki pemukiman penduduk sekitar dan mencuri makanan yang ada di dapur warga.

Kondisi itu dikeluhkan warga sekitar, sebab monyet menjarah bahan makanan milik warga bahkan keamanannya. Dalam postingan yang diunggah oleh akun Twitter @Mas_Tri berbunyi:

“Dampak Pandemi covid-19 objek wisata Kaliurang tutup sehingga mereka juga ikut terdampak. Informasi beberapa warga, sudah ada beberapa ekor yang memasuki pemukiman penduduk dan mengambil makanan apa saya yang ada di dapur”.

Salah satu warga Dusun Kaliurang, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Tentrem, 70 tahun membenarkan hal tersebut. Tentrem bercerita, semenjak penutupan wisata Kaliurang karena pandemi Covid-19, puluhan monyet-monyet yang ada di hutan Kaliurang sering turun ke pemukiman warga.

Sampai masuk ke dapur mengambil apa saja nasi telor saja mereka doyan.

Apalagi rumah tinggal Tentrem dan suaminya tepat di depan hutan tersebut. Sehingga dampaknya lebih terasa. Kata perempuan yang gemar berkebun ini mengatakan bahwa puluhan monyet itu turun untuk mencari makan.

“Setiap hari puluhan munyuk (monyet) itu turun ke sini nyari makanan. Sampai masuk ke dapur mengambil apa saja nasi telor saja mereka doyan. Tanaman di sini sering menjadi sasaran makan munyu juga,” kata Tentrem, Minggu, 21 Juni 2020.

Dia mengatakan, selain mencuri bahan makanan, monyet-monyet tersebut juga terkadang merusak perabot rumah. Tentrem bahkan pernah dilukai oleh monyet yang sedang kelaparan. Biasanya puluhan monyet itu turun kepemukiman warga pada pagi dan sore hari. Sekali mereka turun, bisa mencapai 50 monyet.

Namun, dia tetap menerima keadaan yang bertahun-tahun dilami. Sejak tahun 1963, Tentrem sudah berdomisili di rumah yang hidupnya berdampingan dengan hewan yang dilindungi itu.

Tentrem mengungkapkan, untuk mengusir hewan ini sering menggunakan ketapel dan petasan tanpa melukainya. “Ya nikmati saya mau bagaimana lagi orang rumahnya juga di dekat hutan. Kalau mengusir mereka, saya sering gunakan ketapel sama petasan. Munyu pasti pergi,” ujarnya.

Hal senada juga dirasakan oleh Agus, 50 tahun, seorang pelaku wisata di Kaliurang. Agus mengungkapkan bahwa kawanan monyet sebelumnya memang sering menjajahi barang-barang di warung sekitar lokasi wisata. Saat masa pandemi ini, puluhan monyet lebih sering turun untuk mencari makan di pemukiman.

“Monyet sering turun mau cari makan. Karena sejak awal mereka terbiasa diberi makan oleh wisatawan. Sehingga, saat wisata tutup para kera pun kehilangan salah satu sumber makanannya,” ujar Agus. []

Baca Juga:

Berita terkait
Kearifan Warga Colo Kudus Sikapi Monyet Muria
Warga Desa Colo, Dawe, Kudus punya cara tersendiri menghadapi kehadiran kawanan monyet Gunung Muria. Seperti apa?
Monyet dan Burung Ikut Demo Wali Kota Sidempuan
Syahminan Rambe membawa monyet dan burung dalam aksi demo tunggal di kantor Wali Kota Padangsidempuan.
Hibrida Babi-Monyet Pertama di Dunia Lahir di China
Ilmuwan asal China berhasil melahirkan hibrida atau persilangan antara spesies babi dan monyet.