SD dan SMP di Bandung Dilarang Merayakan Valentine

Dinas Pendidikan Kota Bandung menerbitkan surat edaran larangan merayakan hari valentine untuk siswa tingkat SD dan SMP, baik negeri atau swasta.
Anak-anak SD di salah satu sekolah yang ada di Kota Bandung. (Foto: Tagar/Fitri Rachmawati)

Bandung - Dinas Pendidikan Kota Bandung menerbitkan surat edaran yang melarang perayaan hari kasih sayang atau valentine day di semua sekolah SD dan SMP yang ada di wilayah tersebut, baik negeri maupun swasta.

"Iya betul, kami membuat surat edaran larangan merayakan valentine day. Surat itu dibuat dan disebarkan per 10 Februari 2020 ke sekolah-sekolah, dan larangan tersebut bukan yang pertama karena tahun kemarin (2019) ataupun sebelumnya (2018) Disdik Kota Bandung pun melakukan larangan tersebut," tutur Sekretaris Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bandung Cucu Saputra kepada Tagar di Bandung, Selasa, 11 Februari 2020. 

Menurut Cucu, Dinas Pendidikan Kota Bandung mengeluarkan surat edaran tersebut tentu bukan tanpa alasan yang jelas. Tetapi, ada berbagai pertimbangan sehingga surat edaran itu harus dikeluarkan dan menjadi perhatian masyarakat yang berdomisili di Ibu Kota Jawa Barat itu. 

Tak perlu dirayakan dengan seremonial di valentine day, kita juga sudah ada yang sesuai dengan nilai-nilai lokal (budaya Sunda).

Alasan pertama, didasari dari adanya imbauan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta dari Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat yang menginstruksikan untuk melarang perayaan valentine day di sekolah-sekolah. 

"Kami memang lebih awal mengeluarkan surat edaran larangan merayakan valentine day, karena biasanya surat imbauan larangan tersebut dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ataupun Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat selalu terlambat. Maka, kami berinisiatif untuk membuatnya dengan alasan mengantisipasi lebih awal agar siswa-siswi tak merayakan hari kasih sayang," kata Cucu. 

Alasan kedua, valentine day dinilai tak sesuai dengan budaya sunda, apalagi agama Islam dan agama lainnya. Sehingga, Dinas Pendidikan Kota Bandung melarang perayaan hari valentine di semua sekolah tingkat SD dan SMP di Bandung. 

Pelajar  SMAAnak-anak SMA disalah satu sekolah di Jawa Barat saat mendengarkan arahan. (Foto: Tagar/Fitri Rachmawati)

Dia menilai perayaan valentine tidak memerlukan seremonial seperti yang ada di belahan dunia.

"Karena seharusnya kasih sayang itu diberikan setiap hari, seperti dalam falsafah orang Sunda yang harus silih asah (saling menajamkan pikiran), silih asih (saling mengasihi), silih asuh (saling mengasuh atau membimbing) kepada sesama. Jadi tak perlu dirayakan dengan seremonial di valentine day, kita juga sudah ada yang sesuai dengan nilai-nilai lokal (budaya Sunda)," ujarnya. 

Dia mengkhawatirkan fenomena di masyarakat sekarang ini justru memiliki pandangan yang berbeda dalam mengartikan hari kasih sayang itu. 

"Apalagi ada sebagian pemuda-pemudi yang merayakan valentine day dengan pesta seks dan minuman keras, itu sudah sangat salah. Makanya, kita ingin memberikan edukasi kepada mereka. Kalau valentine day itu tak sesuai dengan budaya kita," ucap Cucu.

Dorong Siswa Melakukan Kegiatan Positif 

Mengantisipasi adanya siswa dan siswi di SD ataupun SMP di Kota Bandung merayakan hari kasih sayang, Dinas Pendidikan Kota Bandung sudah menginstruksikan kepada seluruh kepala sekolah untuk melakukan kegiatan positif yang disukai siswa, termasuk memberikan sosialisasi soal valentine day yang tak sesuai dengan  budaya Sunda atau agama Islam.  

"Valentine day nanti jatuh pada hari Jumat (14 Januari 2020). Tentu, kita akan lebih mengoptimalkan proses belajar dan mengajar pada hari itu, dan lebih banyak melibatkan siswa-siswi kedalam kegiatan yang lebih positif. Seperti di ekstrakulikuler-nya nanti akan diisi dengan kegiatan yang sesuai passion anak-anak," tutur dia. 

Kalaupun masih saja ditemukan siswa yang merayakan valentine day, menurut Cucu, pihaknya akan menginstruksikan kepala sekolah untuk memberikan arahan dan bimbingan yang bersifat edukasi kepada anak-anak. 

"Mendidik itu tak melulu dengan sanksi, membimbing atau mengarahkan itu proses edukasi. Kami sudah meminta kepala sekolah agar lebih bersifat persuasi dibandingkan sanksi. Bagaimana pun juga memberikan suatu pengertian atau pemahaman yang betul mengenai valentine day lebih penting dibandingkan sanksi," katanya. 

Dengan arahan dan bimbingan itu dia meyakini seluruh siswa akan memahami hal tersebut dan bisa mengubah pandangannya terhadap hari valentine itu.  

"Saya percaya, dengan begitu siswa-siswi akan paham valentine day memang tak sesuai dengan budaya Sunda, agama Islam dan agama lainnya," ujar dia. []

Baca juga:

Berita terkait
Ini Fakta Kenapa Hari Valentine Mesti Kasih Cokelat?
Kamu kasih apa ke kekasih saat Hari Valentine?
Hari Valentine, Ini Jenis Cokelat Favorit Ahok dari Orang Tercinta
Ahok dan Puput makin mesra aja~
Bupati Aceh Besar: Merayakan Hari Valentine Habis Nikah Saja
Bupati Aceh Besar Mawardi Ali menegaskan, “Tidak ada Valentine’s Day di Aceh Besar. Kalau mau pacaran atau berkasih sayang, silakan habis nikah saja.”
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.