Jayapura - Satu pasien dalam pengawasan Rumah Sakit Umum Daerah Jayapura, Papua. Pria yang tengah ditempatkan di ruang isolasi ini memiliki riwayat kontak dengan pasien positif corona yang meninggal di RSUD Moewardi Surakarta, Jawa Tengah, pada Jumat 13 Maret 2020 lalu.
Gejalanya hampir sama dengan orang yang positif corona yaitu batuk, pilek, dan demam.
Direktur RSUD Jayapura, dr. Aloysius Giyai mengatakan pihaknya telah mengambil sampel darah pasien suspect corona ini.
“Gejalanya hampir sama dengan orang yang positif corona yaitu batuk, pilek, dan demam,” kata Giyai kepada sejumlah wartawan di Kota Jayapura, Senin 16 Maret 2020.
Meski begitu, Giyai memastikan jika pasien yang diisolasi di RSUD Dok II Jayapura berbeda dengan pasien dalam pengawasan RSUD Merauke.
“Pasien yang di Merauke (orangnya) beda dengan yang kami tangani. Kondisinya masih stabil,” jelasnya.
RSUD Jayapura memfungsikan seluruh ruangan rawat inap pasien saraf sebagai ruang khusus pasien dengan gejala virus corona atau Covid-19. Sebab, ruang isolsasi saat ini sedang dalam tahap penyelesaian. Sementara, pasien di ruang saraf dipindahkan ke ruang lainnya sampai batas waktu yang belum ditentukan.
“Kami kekurangan baju pelindung diri untuk petugas kesehatan. Sementara untuk obat-obatan masih terprnuhi,” ujarnya.
Seperti diketahui, pasien yang mengalami gejala corona di Jayapura berbeda dengan di Merauke, meskipun keduanya sama-sama mempunyai riwayat kegiatan di Bogor, Jawa Barat bersama warga Solo yang meninggal akibat virus tersebut, awal Maret lalu.
Pelaksana tugas Kepala RSUD Merauke, Nevile Muskita mengatakan, pasien yang berada dalam pengawasannya tiba di Merauke pada tanggal 3 Maret. Ia pun melanjutkan perjalanan dengan pesawat ke Kabupaten Mappi, sehari kemudian.
Dia menuturkan, terdapat 10 perawat yang menangani pasien tersebut yang juga telah diisolasi. Mereka pun ditetapkan dengan status orang dalam pemantauan.
"Saat ini kami terus memantau kondisi kesehatan 10 perawat ini beserta keluarganya. Hingga kini mereka hanya berada di rumah saja untuk sementara waktu," ungkapnya.
Nevile menambahkan, pihaknya telah mengambil sampel dari pasien tersebut untuk dikirimkan ke Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan di Jakarta. []