Satu Calhaj Embarkasi Surabaya Positif Idap TBC

Penundaan pemberangkatan jemaah haji asal Nganjuk tersebut dilakukan karena positif mengidap tubercolosis (TBC).
Pemeriksaan jemaah haji Embarkasi Surabaya.(Foto: Istimewa)

Surabaya - Panitia Pelaksana Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Surabaya menunda keberangkatan satu jemaah haji asal Nganjuk, Jawa Timur (Jatim) yang tergabung dalam kelompok terbang (kloter) 41.

Wakil Kepala Bidang Kesehatan PPIH Embarkasi Surabaya, Acub Zaenal mengaku penundaan pemberangkatan jemaah haji asal Nganjuk tersebut dilakukan karena positif mengidap tubercolosis (TBC).

Bahkan PPIH Embarkasi Surabaya memulangkan jemaah haji tersebut agar mendapatkan perawatan intensif. Apalagi, di Asrama Haji Sukolilo Surabaya pada tahun ini tidak terdapat ruang isolasi untuk merawat pasien yang sakit.

"TBC merupakan penyakit menular sehingga JCH tidak diperbolehkan terbang (berangkat haji). Tapi ini bukan permanen, kita kasih kesempatan hingga akhir kloter. Yang bersangkutan bisa berobat dari awalnya TBC positif menjadi TBC negatif," tuturnya, Senin 22 Juli 2019.

Ruang isolasi tidak efektif, karena risiko penularannya cukup besar

Acub menjelaskan, untuk proses pengobatan TBC dibutuhkan waktu hingga enam bulan. Meski demikian, nantinya JCH yang mengidap TBC akan dipantau kesehatannya oleh tim kesehatan daerah hingga dua minggu ke depan.

"Kita tunggu dua minggu sampai respons positif obat terhadap tubuh. Kalau hasilnya baik, akan berangkat dengan kloter terakhir. Tapi kalau belum, terpaksa dibatalkan keberangkatannya," beber dia.

Acub juga menyampaikan, tak seperti tahun sebelumnya, PPIH Embarkasi Surabaya tak lagi mengupayakan ruang isolasi tersebut di Embarkasi Surabaya. Hal tersebut dikarenakan hasil evaluasi ternyata ruang isolasi tersebut tidak efektif.

"Ruang isolasi tidak efektif, karena risiko penularannya cukup besar. Ruang isolasi di sini bukan dalam artian ruang isolasi yang sebenarnya, sehingga risiko bercampur dengan jemaah lain sangat besar," beber dia.

Saat ini, tersisa empat jemaah yang masih ditunda keberangkatannya karena harus menjalani pengobatan atau perawatan medis. Empat jemaah ini karena mengalami sakit anemia, stroke, demam berdarah, dan hyperkalemia.[]

Baca juga:


Berita terkait