Sandiaga Ingin Politik 2018 Berjalan Seperti Pilkada DKI 2017, Pengamat: Kacau Balau

Sandiaga ingin politik 2018 berjalan seperti Pilkada DKI 2017, pengamat menilai akan kacau. "Indonesia akan terancam perpecahan antaragama," tandas Arbi Sanit.
Pengamat Politik dari Universitas Indonesia (UI) Arbi Sanit. (Foto: Ist)

Jakarta, (Tagar 12/2/2018) – Pengamat Politik dari Universitas Indonesia (UI) Arbi Sanit menganggap Pilkada DKI 2017 telah menimbulkan kegaduhan dengan adanya diskriminasi agama.

Pernyataan tersebut dikemukakan Arbi Sanit menanggapi Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno yang menginginkan tatanan politik tahun 2018 berjalan secara kondusif, rukun dan damai seperti Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI 2017 lalu.

"Saya harapkan bahwa pada tatanan di politik ini juga akan belajar dari Pilkada DKI kemarin, kita ingin suasananya kondusif, rukun, damai," ucap Sandiaga Uno di Balai Kota Jakarta, Senin (12/2).

Berbeda dengan gambaran Sandiaga Uno yang menyebutkan Pilkada DKI 2017 berada dalam suasana kondusif dan damai tersebut, Arbi Sanit justru menganggap Pilkada DKI 2017 telah menimbulkan kegaduhan dengan adanya diskriminasi agama.

"Yang damai kan dia, kemudian peserta pemilu nggak damai, orang saling ngancam kok bagaimana? Kan ada gerakan macam-macam diskriminasi agama. Ada intimidasi-intimidasi ada ancaman-ancaman," tukas Arbi saat dihubungi Tagar, Senin (12/2).

Lebih lanjut Arbi menilai, jika daerah-daerah lain meniru Pilkada DKI 2017 maka akan melahirkan tatatan politik di Indonesia rusak.

"Akan kacau balau. Indonesia akan terancam perpecahan antaragama," tandas Arbi. (ard)

Berita terkait
0
Mendagri Lantik Tomsi Tohir sebagai Irjen Kemendagri
Mendagri mengucapkan selamat datang, atas bergabungnya Tomsi Tohir menjadi bagian keluarga besar Kemendagri.