Saham di Wall Street Merosot Tajam

Harga saham turun tajam di Wall Street, 7 Maret 2022, setelah harga minyak melonjak sehingga mengancam inflasi pada ekonomi dunia
Papan harga bensin di pompa bensin di Englewood, New Jersey, AS, Senin, 7 Maret 2022. Harga bensin melonjak di atas 4 dolar AS per gallon setara dengan Rp 57.544, harga tertinggi yang dihadapi pengendara Amerika sejak Juli 2008 (Foto: voaindonesia.com - AP/Seth Wenig)

Jakarta – Harga saham turun tajam di Wall Street hari Senin, 7 Maret 2022, setelah harga minyak melonjak sehingga mengancam inflasi pada ekonomi dunia.

Saham S&P 500 turun tiga persen, penurunan terbesar dalam 16 bulan, setelah harga satu barel minyak mentah AS melonjak menjadi hampir 120 dolar AS. Hal itu disebabkan kemungkinan Amerika melarang impor minyak dari Rusia.

Pasar luar negeri juga jatuh karena terdampak pada pergerakan minyak. Harga minyak mencapai 130 dolar AS per barel.

Harga emas di Wall Street juga naik. Dow Jones Industrial Average turun 2,4% dan Nasdaq yang sarat teknologi turun 3,6%.

Bursa AsiaBursa saham Asia pada perdagangan Kamis pagi, 24 September 2020 terkena imbas merosotnya Wall Street semalam. (Foto: yahoo.com).

Ekspor Turun, Defisit Perdagangan AS Capai Rekor Baru pada Januari

Kenaikan dalam impor minyak dan mobil pada Januari digabungkan dengan penurunan tajam dalam ekspor, menyebabkan kesenjangan perdagangan Amerika melebar lagi pada Januari, menurut data resmi yang dirilis hari Selasa.

Defisit perdagangan di negara dengan ekonomi terbesar di dunia itu meningkat 9,4% dibandingkan pada Desember, ke rekor 89,7 miliar dolar AS, ini menurut laporan Departemen Perdagangan AS.

Ekspor turun 1,7% jadi 224,4 miliar dolar AS, sementara impor naik jadi 314,1 miliar dolar AS, sepeti tertulis di laporan itu.

Perusahaan-perusahaan AS berusaha untuk mengisi kembali pasokan yang habis dan mendatangkan suku cadang dan barang-barang yang sulit didapat akibat gangguan pandemi yang berdampak pada rantai pasokan dunia.

"Secara keseluruhan, arus perdagangan berada pada titik tertinggi dalam sejarah," kata Rubeela Farooqi dari High Frequency Economic s dalam sebuah analisis. Namun "defisit akan tetap tinggi untuk saat ini karena permintaan impor yang kuat."

Ekspor jasa seperti sektor perjalanan turun, sementara defisit dalam perdagangan barang juga mencapai rekor, menurut data.

Impor mobil, suku cadang, dan mesin melonjak 1,6 miliar dolar AS, sementara pembelian minyak mentah dan gas alam naik 1,5 miliar dolar AS, tetapi barang penting semikonduktor yang dibutuhkan untuk segala hal mulai dari mobil hingga ponsel, turun 600 juta dolar AS dibandingkan bulan Desember 2021 (ps/lt)/Associated Press/voaindonesia.com. []

Sejarah Wall Street, Bursa Efek Terbesar di Dunia

Hong Kong Memperingatkan Wall Street Journal Terkait Editorial

Saham di Wall Street Setelah Persetujuan Vaksin Virus Corona

Sejarah JP. Morgan yang Dianggap Raja Wall Street

Berita terkait
Krisis Ukraina Goncang Pasar Saham Wall Street
Harga saham jatuh di Wall Street setelah Rusia mengirim pasukan ke wilayah timur Ukraina yang meningkatkan ketegangan situasi antar kedua negara
0
Tinjau Lapak Hewan Kurban, Pj Gubernur Banten: Hewan Kurban yang Dijual Dipastikan Sehat
Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar meninjau secara langsung lapak penjualan hewan kurban milik warga di Kawasan Puspiptek.