Saham AS Catat Rekor Baru Pada Penutupan 1 November 2021

Indeks saham Wall Street mencatat rekor baru pada penutupan harian Senin, 1 November 2021, sore
Seorang spesialis bernama Stephen Naughton tampak mengamati pergerakan saham di Bursa Saham New York, AS, pada 29 September 2021 (Foto: voaindonesia.com - AP/Richard drew)

Jakarta – Indeks saham Wall Street mencatat rekor baru pada penutupan harian Senin, 1 November 2021, sore. Rekor tersebut memperpanjang gejolak saham menjelang pengumuman data ekonomi utama dan bank sentral pada minggu ini.

Dow Jones mencatat kenaikan sebesar 0,3% pada 35,913.84. Sementara itu, saham S&P 500 naik sebesar 0,2% dan ditutup pada nilai 4,613.67. Sedangkan, Nasdaq melonjak sebesar 0,6% mencapai 15,595.91.

Pencapaian rekor ini terjadi di tengah para investor yang menyambut gembira laporan pendapatan perusahaan yang melampaui taksiran sebelumnya. Kenaikan jumlah pendapatan tersebut di antaranya diraih oleh Pfizer dan Marriott International.

botol berlabel vaksin covidBotol berlabel \'Vaksin Coronavirus Covid-19\' dan jarum suntik terlihat di depan logo Pfizer dalam ilustrasi ini yang diambil 9 Februari 2021 (Foto: voaindonesia.com/Reuters)

Kondisi ini sejalan dengan tren positif di mana laporan tenaga kerja di Amerika serikat pada bulan Oktober diproyeksikan akan mengalami kenaikan dalam jumlah perekrutan.

Para investor juga akan mengamati pertemuan Bank Sentral yang akan berlangsung selama dua hari. Pertemuan tersebut akan diakhiri dengan pengumuman pada Rabu, 3 November 2021, bahwa Bank Sentral akan mulai menarik stimulus moneter yang sebelumnya mereka berikan selama pandemi Covid-19.

“Ada perasaan lega bahwa pasar saham berhasil dengan baik melewati hasil pendapatan minggu lalu, yang memuat laporan-laporan dari perusahaan terbesar,” demikian kata analis Patrick O’Hare dari Briefing.com. Ia menambahkan, saham-saham dapat berkembang pesat karena "takut akan kehilangan kesempatan dalam mendapatkan keuntungan lebih lanjut.”

Laporan dari Institute for Supply Management menunjukkan terjadi perluasan berkesinambungan dalam industri manufaktur, meskipun pertumbuhan terhambat oleh masalah pasokan yang disebabkan oleh pandemi, termasuk juga masalah mengenai kesulitan tenaga kerja dan kekurangan bahan baku.

papan penunjukPapan penunjuk jalan Wall Street di depan gedung New York Stock Exchange (NYSE), New York, 9 Desember 2020. (Foto: voaindonesia.com - Angela Weiss/AFP)

Para investor juga tengah memantau perdebatan di Kongres, dimana Senator Joe Manchin, yang berasal dari Partai Demokrat dari West Virginia, berusaha menghambat agenda belanja Presiden Biden yang ambisius.

Manchin mengecam Partai Demokrat di Kongres AS karena mengaitkan persetujuan RUU infrastruktur bipartisan dengan paket jaminan sosial Presiden Biden yang bernilai 1,75 triliun dolar AS (jm/my)/AFP/voaindonesia.com. []

Perang Dagang Amerika Serikat-Tiongkok Pengaruhi IHSG

Beralih Ke Emas, Warren Buffett Jual Saham Perbankan

IHSG Diprediksi Melemah, Imbas Sentimen Bursa Saham AS

Bursa Saham AS Anjlok, IHSG Ikut Drop 0,26 Persen

Berita terkait
Saham Pandora Anjlok
Saham Pandora, produsen terbesar perhiasan di dunia berdasar kapasitas produksi, turun tajam hari Senin, 1 November 2021
0
Menkeu AS dan Deputi PM Kanada Bahas Inflasi dan Efek Perang di Ukraina
Yellen bertemu dengan Freeland dan janjikan kerja sama berbagai hal mulai dari sanksi terhadap Rusia hingga peningkatan produksi energi