Saffron, Rempah Afghanistan Termahal di Dunia

Saffron atau kuma-kuma yang tubuh di Afghanistan adalah rempah-rempah sangat berharga bisa bernilai hingga 10 ribu dolar AS
Saffron yang sudah dipisahkan dari bunga saffron, Afghanistan, 21 Desember 2019. (Foto: VOA)

Jakarta - Saffron atau kuma-kuma adalah rempah-rempah sangat berharga yang harganya bisa mencapai sampai 10 ribu dolar AS setara dengan Rp 141,5 juta per kilogram. Ibrahim Rahimi melaporkan dari Khost, Afghanistan, tentang upaya negara itu menggalakkan warga menanam rempah-rempah berwarna merah yang mahal itu.

Di kawasan Ghaziabad, suatu daerah kecil di distrik Tani di Provinsi Khost, Afghanistan timur, sejumlah pakar pertanian lokal mendidik para petani tentang keuntungan finansial menanam dan mengembangkan saffron atau kuma-kuma. Salah seorang pakar itu, Fazal Rahim, mengatakan.

“Di Tani, sebagaimana juga di distrik-distrik lain, kami mendidik dan bekerja bersama mereka secara langsung untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya saffron atau kuma-kuma, dan mengajarkan praktik-praktik terbaik untuk menanam dan mengembangkan produk yang menguntungkan ini," kata Fazal Rahim, seorang pakar saffron.

Saffron atau kuma-kuma adalah sejenis bumbu yang berasal dari bunga crocus sativus atau saffron crocus, yang merupakan salah satu rempah utama dalam masakan Asia dan negara-negara di sekitar Laut Tengah. Tanaman ini biasanya tumbuh di Eropa, Iran, dan India.

para pekerjaPara pekerja memisahkan putik saffron dari bunga Saffron yang baru dipanen di pusat pemrosesan di Provinsi Herat, Afghanistan, 12 November 2018. (Foto: voaindonesia.com/AFP)

Petani setempat, Qazi Mohammadi, telah menyisakan setengah hektare lahannya untuk ditanami saffron. Ia ingin mencoba menanam kunyit karena gandum, jagung dan tanaman-tanaman lain yang ditanamnya selama 20 tahun ini tidak memberinya pendapatan yang cukup.

“Mungkin lebih baik kami menanam saffron karena tanaman lain tidak memberi kami pendapatan yang cukup. Yang bisa saya katakan adalah jika ini berhasil, seluruh daerah akan mulai membudidayakannya dan ekonomi di daerah ini akan membaik," ujar Qazi.

Melihat harga per kilogramnya, saffron dinilai sebagai salah satu rempah paling mahal di dunia. Meskipun saffron sudah sejak lama menjadi bagian dari tradisi Asia Tengah, rempah ini baru mulai berkembang di dunia Barat. Para petani dan pejabat lokal di distrik Tani ini berharap saffron dapat menggantikan dua tanaman komersil lain, yaitu opium dan mariyuana.

“Yang baik di daerah ini adalah tidak ada orang yang menanam opium. Jika saffron bisa memberikan pendapatan lebih baik dibanding opium dan ganja, saya yakin orang-orang di daerah lain juga akan berhenti menanam tanaman haram seperti opium dan ganja," ujar Qazi.

Pertanian di Provinsi Khost dikenal kerap dilanda gelombang panas dan tidak memiliki cukup curah hujan. Untungnya untuk menanam saffron di daerah ini tidak diperlukan air dalam jumlah banyak.

Dalam tujuh tahun terakhir ini Departemen Pertanian di Provinsi Khost telah menggalakkan penanaman saffron dengan menyediakan bibit dan pelatihan untuk menanam rempah paling mahal di dunia ini (em/lt)/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Perhatian Bobby Nasution untuk Bandrek, Rempah, dan Herbal
Calon Walikota Medan Nomor urut 2, Bobby Nasution memiliki perhatian serius untuk memajukan usaha UMKM bandrek, rempa-rempah dan produk herbal.
Ditjen Kebudayaan: Aceh Ujung Tombak Jalur Rempah Indonesia
Secara historis Aceh pernah memimpin jalur perdagangan rempah di masa lalu dan kini Aceh juga adalah ujung tombak dari 20 titik awal rekonstruksi.
Kuliner Iran Kaya Akan Rempah Bikin Lidah Bergoyang
Iran memiliki kuliner khas yang kaya akan cita rasa rempah dan beberapa kudapan mengugah selera.
0
Ini Alasan Mengapa Pemekaran Provinsi Papua Harus Dilakukan
Mantan Kapolri ini menyebut pemekaran wilayah sebenarnya bukan hal baru di Indonesia.