Sabun Mandi dari Minyak Goreng Bekas, Kreasi Mahasiswa UNY

Sabun dari limbah minyak goreng ini sudah dibuat serta uji standar kelayakan.
Ilustrasi minyak goreng bekas atau minyak jelantah. (Foto: Tagar/Nanda F)

Yogyakarta, (Tagar 14/1/2019) - Mahasiswa jurusan Pendidikan Kimia FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) membuat terobosan dengan menciptakan sabun mandi berasal dari limbah minyak goreng. Orang Jawa menyebutnya minyak jelantah, minyak goreng yang sudah dipakai lebih dari dua kali.

Siapa mahasiswa itu? Mereka adalah Asmi Aris, Ilyah Gistiana dan Hafiizhoh. Ketiga mahasiswa ini melakukan penelitian yang berjudul Saponification Test Triasilgliserol pada Limbah Minyak Goreng dengan Variasi Konsentrasi Alkali sebagai Upaya Pemanfaatan Limbah Rumah Tangga. Penelitian di bawah dosen pembimbing Retno Arianingrum.

Sabun dari limbah minyak goreng ini sudah dibuat serta uji standar kelayakan. Ini bisa dikembangkan menjadi sabun organik. Warga bisa menggunakannya sehingga mengurangi limbah minyak goreng. Inilah salah satu yang melatarbelakangi pembuatan sabun dari minyak goreng bekas.

Ismi mengatakan, selain mengurangi limbah minyak goreng, pembuatan sabun ini juga membuka peluang usaha. "Yang tak kaalah penting langkah ini sebagai upaya meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan dan lingkungan," katanya, Minggu (13/1).

Dia mengatakan, berdasarkan penelitian, minyak goreng sudah sudah digunakan berulang kali kualitasnya menurun. Kandungan lemak dapat dimanfaaatkan kembali dengan pemurnian, lalu diolah menjadi sabun.

Sabun mandi minyak gorengDari kiri ke kanan: Asmi Aris, Hafiizhoh dan Ilyah Gistiana saat memberikan penjelasan tentang sabun mandi yang terbuat dari limbah minyak goreng atau minyak jelantah. Keberadaan sabun ini bagus untuk kesehataan, lingkungan dan ekonomis. (Foto: Tagar/Ridwan Anshori)

Menurut dia, dalam minyak goreng bekas mengandung trigliserida yakni asam lemak bebas dan metil ester asam lemak. Trigliserida diolah dengan merode soponifikasi. Pada proses ini menggunakan jenis pereaksi basa alkali. "Sangat mudah, dan baik untuk kesehataan, lingkungan dan ekonomis tentunya," ujarnya.

Limbah minyak goreng yang digunakan merupakan minyak yang sudah digunakan berulang kali antara 3-7 kali. Minyak jelantah tersebut dibersihkan dari sisa penggorengan dengan kertas saring. "Setelah disaring lalu ditambahkan adsorben 5 perrsen berat minyak dan didiamkan 72 jam. Lalu disaring lagi untuk memisahkan dari adsorden," ungkapnya.

Ilyas menambahkan, sabun mandi yang diciptakan adalah sabut padat. Agar padat maka menggunakan basa alkali NaOH. Ada beberapa uji karakter saat pembuatan sabun padat ini. Pertama uji kadar air dengan metode termogravimetri, uji keasamaan dengan metode potensiometri, uji kadar asam lemak bebas dengan motode alkalimetri serta uji kadar alkali bebas pakai metode asidimetri.

Dia mengungkapkan, pada uji keasaman, nilai keasaman (pH) merupakan parameter penting pembuatan sabun. Alasannya erat berkaitan dengan kelayakan sabun. Percobaan yang dilakukan, berat NaOH yang ditambahkan berbanding lurus dengan Ph. 

"Jadi semakin banyak NaOH yang ditambahkan maka nilai pH semakin tinggi. Ini pengaruh dari NaOH yang bersifat basa," jelasnya.

Yang perlu diingat, rentang pH untuk sabun yang dianjurkan adalah 8-11. Variasi NaOH berpengaruh signifikan terhadap karakteristik sabun. Selain itu, pengulangan penggorengan berpengaruh terhadap kadar air dan kadar asam lemak bebas.

Berita terkait
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.