Saat Imlek, Apa yang Dilakukan Etnis Tionghoa Bukittinggi?

Menjelang Tahun Baru Imlek 2572, apa saja bentuk perayaan dari mayoritas etnis Tionghoa yang ada di Kota Bukittinggi? Berikut rinciannya.
Seorang pengendara melintas di depan Gedung HTT Bukittinggi yang tampak sepi menjelang perayaan Tahun Baru Imlek. (Foto: Tagar/Istimewa)

Bukittinggi - Sehari menjelang Tahun Baru Imlek 2572, belum terlihat adanya tanda-tanda perayaan dari mayoritas etnis Tionghoa yang ada di Kota Bukittinggi. Tradisi budaya untuk menyambut tahun baru dengan zodiak kerbau logam kali ini juga tampak sepi. 

Kendati diterpa pandemi Covid-19 dan mayoritas etnis keturunan China memilih untuk tidak melakukan perayaan secara berlebihan, ada beberapa aktivitas rutin yang mereka lakukan untuk merayakan pergantian tahun lunar itu. 

Biasanya, sehari menjelang perayaan atau setiap tanggal 11 Februari, para warga keturunan Tionghoa sudah membersihkan rumah mereka untuk menyambut kunjungan tamu. Pada sore harinya, ada juga beberapa warga yang datang ke kuil untuk melakukan sembahyang dan membakar dupa.

"Di HTT biasanya ada yang sembahyang pada sore hari, tapi beberapa orang saja. Pagi hari Imlek juga ada biasanya tapi lebih sedikit lagi," ujar Humas Himpunan Tjinta Teman (HTT) Cabang Bukittinggi, Antonius Suwanandi Leo, Rabu, 11 Februari 2021.

Rangkaian perayaan imlek biasanya digelar selama 15 hari berturut-turut menjelang bulan purnama. Atau dimulai pada malam penyambutan tahun baru Imlek yang jatuh tanggal 12 Februari dan akan diakhiri dengan festival lampion atau Cap Go Meh pada hari ke-15 atau 26 Februari.

"Tidak ada perayaan sama sekali tahun ini karena pandemi. Namun, kami sudah melapor minta ijin untuk melakukan sembahyang tengah malam pada pekan pertengahan Imlek," jelas Antonius.

Sembahyang itu, jelas Antonius, dilakukan pada hari ketujuh setelah tahun baru dan dimulai tepat pada pukul 00.00.

"Tetua himpunan dan tokoh-tokoh saja biasanya yang ikut. Tidak banyak, paling sekitar 10 orang saja," katanya.

Hal yang cukup identik dengan perayaan tahun baru Imlek, yaitu tradisi saling mengunjungi antar sesama keturunan Tionghoa. Namun, kali ini, himbauan untuk tidak saling berkunjung telah disebar agar tidak memunculkan klaster baru penularan virus Covid-19.

“Kami keturunan tionghoa yang beragama nasrani sudah mengumumkan di gereja tidak akan menyambut tamu atau menerima kunjungan. Biasanya guru-guru banyak yang datang, karena itu diumumkan lewat berbagai media demi menjaga kondusivitas di tengah pandemi Covid-19,” ujar Antonius.

Perayaan Imlek tahun ini, kata pria yang akrab disapa Pak Wawa itu, juga tidak terlalu jauh berbeda dengan kondisi di Bukittinggi tahun-tahun sebelumnya.

Imlek di Bukittinggi tidak terlalu semarak seperti di Kota Padang dan kota besar lainnya. Biasanya, selama 15 hari perayaan Imlek para anggota keluarga hanya saling berkunjung dan memberi angpao. Tidak ada penampilan atraksi dan festival di tengah kota. Juga tidak ada keramaian yang ditampilkan.

“Bisanya hanya ada beberapa orang kawula muda yang menghias tempat perkumpulan dengan dekorasi, namun, tahun ini hal itu ditiadakan,” katanya.

Secara nasional, lanjut Pak Wawa, pengurus Ikatan Kelurga Tionghoa Indonesia sudah mengeluarkan edaran untuk tidak berkerumun. Jalan lain yang ditempuh yaitu pertemuan secara virtual.

“Saya sendiri akan ikut video virtual secara nasional dengan keluarga untuk saling merayakan imlek. Secara online, nanti gabung juga dengan keluarga di Padang dan daerah lain. Ini agar tidak ada yang berkerumun dan mengurangi pertemuan tatap muka,” jelas Ketua RW 02 Kelurahan Benteng Pasar Atas yang juga satu-satunya Ketua RW beretnis Tionghoa itu.

Sekedar diketahui, jumlah penduduk Tionghoa yang menetap di Kota Bukittinggi terus mengalami penyusutan. Dari sekitar 200 orang pada tahun 2016 silam, kini jumlahnya hampir tersisa separuh.

“Kalau ditotal semua mungkin hanya sekitar 100 orang saja. Generasi muda yang sudah menamatkan pendidikan, umumnya pergi merantau ke daerah lain. Yang muda tersisa, hanya satu atau dua orang penerus usaha menjaga toko,” jelas Antonius.

Hal senada disampaikan Sekretaris Himpunan Bersatu Teguh (HBT) Cabang Bukittinggi, Jhony Aguslim yang menyebut pihaknya mengikuti himbauan pemerintah.

“Seiap tahun kami selalu ada kegiatan. Tapi karena ada himbauan dari pemerintah, kami ikut pemerintah saja,” jelasnya.

“Menjelang Imlek biasanya, khususnya di HBT pusat sudah ada bazar. Untuk tahun ini, HBT Padang, mengadakan acara donor darah, namun di Bukittinggi tidak ada sama sekali,” imbuhnya.

Guna memastikan situasi perayaan Imlek kondusif, Dinas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Bukittinggi melakukan koordinasi langsung dengan tokoh-tokoh Tionghoa setempat.

Kepala Dinas Satpol PP Bukittinggi, Aldiasnur bersama Kabid Trantibum, Muspida mengupayakan bentuk pencegahan.

“Kami sudah datangi langsung dan sampaikan arahan pimpinan. Kota Bukittinggi masuk Zona Oranye, karena itu masih sangat rawan adanya penularan Covid-19. Alhamdulillah respon dari tokoh-tokoh Tionghoa di Bukittinggi juga sepakat dengan pemerintah. Tahun ini imlek dirayakan dengan sederhana tanpa kerumunan,” ujar Muspida.

Objek Wisata Bukittinggi Ditutup

Guna mencegah penyebaran virus Covid-19 selama liburan Imlek, maka objek wisata Jam Gadang dan Seluruh Objek Wisata berbayar di Kota Bukittinggi akan ditutup.

Kapolres Bukittinggi AKBP Dody Prawiranegara, menyebut penutupan nantinya akan dilaksanakan mulai hari Jum'at 12 Februari 2021 sampai dengan Minggu 14 Februari 2021.

"Tadi siang pak Walikota hubungi saya terkait rencana penutupan tersebut, dan Polres Bukittinggi mendukung penuh rencana Pemerintah Kota Bukittinggi dalam penutupan pedestrian Jam Gadang dan Objek wisata berbayar di Kota Bukittinggi," ucap AKBP Dody, Rabu, 10 Februari 2021 malam.[]

Berita terkait
Anies Baswedan Minta Warga Rayakan Imlek di Rumah Saja
Demi mengantisipasi penularan Covid-19, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengimbau masyarakat tetap berada di rumah saat libur perayaan Imlek.
Perayaan Imlek di Aceh Dikurangi 20 Persen Pengunjung
Perayaan tahun baru Imlek 2021 di Aceh bakal dikurangi 20 persen pengunjung akibat pandemi Covid-19.
Menag Yaqut Imbau Lakukan Perayaan Imlek Secara Virtual
Yaqut Cholil Qoumas imbau umat Konghucu rayakan Hari Raya Imlek 2572 Kongzili pada 12 Februari 2021 secara virtual.