RUU Bank Sentral Tak Pengaruhi Saham Perbankan Turun

Saham perbankan di Bursa Efek Indonesia (BEI) anjlok dalam beberapa hari terakhir, namun tak terkait rencana revisi RUU Bank Sentral.
Grafik Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) 2007-2011

Jakarta - Saham perbankan di Bursa Efek Indonesia (BEI) anjlok dalam beberapa hari terakhir. Ini berdasarkan 5 dari 6 emiten perbankan besar dan likuid yang melantai di BEI, sahamnya anjlok mendekati level Auto Reject Bawah (ARB) di angka 7 persen.

Jatuhnya saham perbankan, kata pengamat pasar modal Siswa Rizali, tidak berkaitan dengan rencana revisi RUU Bank Sentral. "Kalau jatuhnya  saham perbankan saya rasa lebih karena kinerja perbankan, tidak terkait dengan UU Bank Sentral," katanya saat dihubungi Tagar, Kamis, 10 September 2020.

Yang berat bagi bank-bank kecil yang modal terbatas dan diversifikasi kredit terbatas (terkonsenterasi).

Baca Juga: Revisi UU Potensial Gerus Independensi Bank Sentral 

Turunnya saham perbankan, kata Siswa, wajar terjadi terlebih dengan adanya pandemi Covid-19 sekarang ini. "Dengan adanya pandemi ini, pasti akan banyak kredit bermasalah. Dan kalau bank-nya tidak kuat permodalan, akan tidak mudah bisnis," ucapnya.

Menurutnya, saham perbankan dari sejumlah emiten besar, seperti BBRI (Bank BRI), BBCA (Bank BCA), BMRI (Bank  Mandiri), BBNI (Bank BNI), BDMN (Bank Danamon), BNGA (CIMB Niaga), BTPN (Bank BTN), OCBC (OCBC NISP), dan lainnya masih memiliki harapan untuk pulih kembali ke depannya. "Yang berat bagi bank-bank kecil yang modal terbatas dan diversifikasi kredit terbatas (terkonsenterasi)," ujar Siswa.

Untuk itu, menurut Siswa, anjloknya saham emiten bank tidak membuat khawatir dan melihat koreksi harga sebagai peluang untuk membeli saham perbankan tertentu. Contoh, Bank BCA sangat konservatif, modal kuat, dan pencadangan kredit bermasalah sangat antisipatif (sudah disediakan sejak triwulan kedua kemarin). 

Baca Juga: PKS Minta Baleg Cermat Soal Penyusunan RUU BI

"Demikian juga Bank BRI, meski segmen UMKM mungkin akan sangat terpukul. kedua bank ini juga pernah melalui masa berat tahun 1998 dan 2008 dengan sangat baik," tutur Siswa. []

Berita terkait
PKS Minta Baleg Cermat Soal Penyusunan RUU BI
Anggota PKS menilai Baleg perlu meminta masukan dari para ahli ekonomi untuk menimbang usulan-usulan perubahan yang disampaikan Tenaga Ahli Baleg.
Revisi UU Potensial Gerus Independensi Bank Sentral
Rencana amandemen Undang-Undang Bank Indonesia dikhawatirkan bakal mengurangi ketegasan bank sentral dalam menjalankan kebijakan moneter
Masalah Perbankan, OJK dan LPS Perbaharui Kerjasama
OJK dan LPS sepakat memperbarui kerjasama dan koordinasi untuk memperlancar penanganan permasalahan perbankan khususnya di masa pandemi Covid -19.
0
Penduduk Asli Pertama Amerika Jadi Bendahara Negara AS
Niat Presiden Joe Biden untuk menunjuk Marilynn “Lynn” Malerba sebagai bendahara negara, yang pertama dalam sejarah Amerika Serikat (AS)