Rusuh di Papua, Buya Syafii Ma'arif: Ingat Sila ke-5

Buya Syafii Ma'arif menyebut kerusuhan yang terjadi di Manokwari, Papua Barat merupakan imbas dari belum terwujudnya sila ke-5 Pancasila.
Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Buya Syafii Maarif dan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh saat di rumah Buya di Perumahan Nogotirto Blok D.76, Kecamatan Gamping, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Selasa 30 Juli 2019. (Foto: Tagar/Ridwan Anshori)

Surabaya - Tokoh PP Muhammadiyah Buya Syafii Ma'arif menyebut kerusuhan yang terjadi di Manokwari, Papua Barat merupakan imbas dari belum terwujudnya sila ke-5 Pancasila, yakni Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia, terutama di Papua.

"Menurut saya yang agak terlupakan selama ini ialah melaksanakan sila ke lima yaitu melaksanakan keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia," kata Buya Syafii di depan awak media di UK Petra Surabaya, Senin 19 Agustus 2019.

"Ya orang Papua harus kita perlakukan secara adil. Orang bugis, semua harus diperlakukan secara adil," kata dia.

Orang Papua harus kita perlakukan secara adil.

Buya Syafii mengatakan, keadilan merupakan sesuatu sangat mahal, tetapi nasib sebuah bangsa ditentukan dari bagaimana melaksanakan prinsip keadilan. Ia berharap kepada mahasiswa dan generasi muda untuk mengobarkan optimisme demi kemajuan bangsa.

"Hidup sebuah bangsa, sebuah negara, akan sangat bergantung pada sampai di mana kita berhasil atau gagal melaksanakan prinsip keadilan itu," kata dia.

"Mahasiswa harus menjaga optimisme sekalipun bangsa kita menghadapi banyak kesulitan-kesulitan. Hari depan hanya tergantung kepada kalian yang muda-muda. Oleh sebab itu kibarkan bendera optimisme ditengah-tengah keraguan orang terhadap masa depan bangsa," ujarnya.

Menengok perlakuan rasisme terhadap mahasiswa asal Papua di Malang dan Surabaya, yang memantik kerusuhan di Manokwari pada Senin pagi, 19 Agustus 2019, Buya Syafii meminta kepada pihak berwenang untuk mengatasi kerusuhan untuk mencegah permasalahan menjadi kian membesar.

"Rusuh di mana-mana, itu nanti ada persoalan, harus kita atasi," kata Buya Syafii Maarif.

Diberitakan sebelumnya, kerusuhan dan pembakaran terjadi di Manokwari, Papua Barat pada Senin pagi, 19 Agustus 2019 menyusul isu terkait perlakuan rasisme yang dialami sejumlah mahasiswa Papua di Malang dan Surabaya.

Situasi di Manokwari berangsur kondusif pada Senin sore. Kapolri Jenderal Tito Karnavian memastikan pihaknya bersama TNI tidak akan berlebihan dalam menjaga keamanan di wilayah tersebut pasca-kerusuhan.

Sudah saya sampaikan kepada Kapolda Papua untuk melakukan langkah-langkah pengamanan dan tidak akan (ada) kekuatan yang berlebihan," kata Tito di depan sejumlah wartawan di Rumah Sakit Bhayangkara Surabaya, Senin, 19 Agustus 2019.

Berita terkait
Video: 'Monyet' Jadi Pemicu Kerusuhan di Manokwari?
Berikut ini video 'monyet' dan 'rasis' antara aparat dan mahasiswa Papua di Surabaya yang diduga menjadi pemicu kerusuhan di Manokwari, Papua.
Kapolri Janji Pengamanan di Manokwari Tak Berlebihan
Kapolri Jenderal Tito Karnavian memastikan pihaknya bersama TNI tidak akan berlebihan dalam menjaga keamanan di Manokwari, Papua Barat.
Ricuh di Manokwari, Tak Merembes ke Makassar
Polda Sulawesi Selatan memastikan kericuhan mahasiswa yang terjadi di Manokwari, Papua tidak akan berembes ke Kota Makassar.
0
Dalam Dua Hari, Vaksinasi PMK Tembus 58 Ribu Dosis
Pemerintah terus melakukan percepatan vaksinasi terhadap hewan ternak untuk mencegah peningkatan jumlah hewan sakit PMK.