Rumah-rumah Ibadah di India Jadi Pusat Karantina Covid-19

Rumah-rumah ibadah di India menampung siapa saja yang membutuhkan, tanpa memandang agama, kasta dan status sosial-ekonomi
Masjid Green Park, New Delhi, India, dijadikan tempat karantina Covid-19 (Foto: timesofindia.indiatimes.com)

Jakarta – Sebagai tanggapan terhadap angka kasus Covid-19 yang tinggi di India, sejumlah tempat ibadah, termasuk masjid, menawarkan diri sebagai tempat karantina. Mereka menampung siapa saja yang membutuhkan, tanpa memandang agama, kasta dan status sosial-ekonomi. 

Sejauh ini India merupakan negara dengan kasus harian terbanyak, pernah sampai 400.000-an dan sekarang di bawah 100.000-an. Jumlah kasus Covid-19 di India sampai tanggal 9 Juni 2021 dilaporkan oleh situs independen, worldometer, sebanyak 29.088.176 dengan 353.557 kematian. 

Berdasarkan jumlah kasus India ada di peringkat ke-2 dunia di belakang AS, sedangkan jumlah kematian India di peringkat ke-3 dunia di belakang AS dan Brasil.

Terletak di kawasan Green Park, New Delhi, Masjid Green Park boleh jadi merupakan salah satu masjid yang sangat populer di Ibu Kota India. Sebelum pandemi, masjid itu sering dikunjungi umat Islam yang ingin melaksanakan salat lima waktu atau berbagai kegiatan Muslim lainnya. Namun, sejak dilanda pandemi Covid-19 masjid itu seperti ditinggalkan.

Anak-anak Yahudi IndiaAnak-anak Yahudi India, anggota Bnei Menashe, yang terkena Covid-19, bermain dengan petugas kesehatan di fasilitas perawatan pasien Covid-19 di Gurudwara (kuil Sikh) di New Delhi, India, 2 Juni 2021 (Foto: voaindonesia.com - REUTERS/Adnan Abidi)

Bukan karena umat Islam enggan datang ke sana, melainkan karena kebijakan pemerintah terkait wabah. Jumlah pengunjung masjid dibatasi agar protokol kesehatan terkait Covid-19, termasuk sosial distancing, bisa diterapkan semestinya. Apalagi India, secara umum, kini bersiap menghadapi gelombang ketiga pandemi , sementara gelombang kedua belum juga berakhir.

Namun, kini ada sebuah kegiatan baru di sana. Masjid itu kini menjadi salah satu rumah ibadah yang menawarkan diri menjadi tempat karantina. Daya tampungnya memang tidak besar, yakni hanya 10 rang, mengingat kecilnya ukuran masjid itu. Namun, masjid itu siap menampung siapa saja yang membutuhkan, tanpa memandang agama, kasta dan status sosial-ekonomi.

Petugas kesehatan periksa pasien CovidPetugas kesehatan periksa pasien Covid-19, warga Yahudi India, anggota Bnei Menashe dari negara bagian Manipur, India timur laut di Gurudwara (Kuil Sikh), New Delhi, India (Foto: voaindonesia.com/REUTERS).

Mohammad Salim adalah salah satu pengurus Masjid Green Park. Ia mengatakan, apa yang dilakukan masjid itu merupakan bukti tanggung jawab sosial yang bersedia diembannya.

“Kami membuka pusat isolasi Covid-19 ini dengan tujuan meringankan beban pemerintah. Kami menyediakan obat-obatan, tapi kami tidak memiliki pasokan tabung oksigen. Kami sedang mengusahakannya meski sulit,” kata Salim.

Seorang perempuan berjalanSeorang perempuan berjalan melewati grafiti di tengah pandemi Covid-19 di Mumbai, India, 10 Mei 2021 (Foto: voaindonesia.com - REUTERS/Francis Mascarenhas)

Menurut Salim, mereka yang menjalani karantina di masjidnya mendapatkan masker, peralatan sanitasi, dan obat-obatan, selain makanan tiga kali sehari. Di masjid itu hanya tersedia 10 tempat tidur sederhana sehingga hanya bisa menampung 10 orang. Semua itu tersedia berkat sumbangan dana para dermawan Muslim dan bantuan pemerintah New Delhi.

Sebetulnya tidak hanya Masjid Green Park yang menggelar usaha itu. Beberapa masjid lain, kuil Hindu dan gurdwara atau tempat ibadah orang-orang Sikh, menggelar program serupa dan bahkan beralih fungsi seperti rumah sakit, tidak hanya di New Delhi tapi juga di berbagai kota besar di India.

Masjid Bendhi Bazar di Mumbai bahkan memiliki satuan tugas yang setiap harinya mengisi tabung-tabung oksigen dan mengirimkannya ke mereka yang membutuhkan.

Baahir Aaman, seorang sukarelawan, di masjid itu mengatakan, “Satuan tugas kami terdiri dari 25 hingga 30 orang. Kami bekerja secara bergiliran selama 24 jam sehari tanpa henti. Kami memulai usaha ini tahun lalu. Ada 350 hingga 400 pasien kami bantu setiap harinya.”

Seorang perempuan dikelilingi kerabatSeorang perempuan dikelilingi kerabatnya, menerima bantuan oksigen gratis di Gurudwara (kuil Sikh), di tengah pandemi Covid-19, di Ghaziabad, India, 6 Mei 2021 (Foto: voaindoesia.com - REUTERS/Danish Siddiqu)

Kuil Pawandham di India, sebuah fasilitas ibadah umat Hindu yang tergolong mewah di Mumbai, dilengkapi bank oksigen. Kuil itu bisa menampung ratusan orang dan kini dilengkapi banyak peralatan medis untuk pertolongan darurat. Hanya saja, kuil itu mewajibkan pasien membayar biaya perawatan.

Dhruv Vaktania, sukarelawan di kuil itu, menilai pentingnya fasilitas karantina yang dilengkapi bank oksigen.

“Dalam masa kritis seperti ini, banyak pasien kesulitan mendapatkan tempat di rumah sakit. Kami menawarkan layanan ini. Kami di sini juga memiliki suplai oksigen dan obat-obatan, yang teramat sangat dibutuhkan saat ini. Kami menawarkan layanan ini dengan harga terjangkau.”

Gurdwara Rakab Ganj Sahib di New Delhi juga turun tangan mengatasi pandemi. Komunitas Sikh di sana yang umumnya kaya raya, menyediakan 400 tempat tidur yang dilengkapi dengan ventilator.

Manjinder Singh Sirsa, ketua gurdwara itu, mengatakan, kegiatan selama masa pandemi ini merupakan usaha amal komunitas mereka yang berkelanjutan. Sebelum pandemi, gurdwara itu memiliki dapur umun yang menyediakan makanan bagi siapa saja yang membutuhkan, tanpa memandang agama, kasta dan status sosial-ekonomi (ab/uh)/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Kota-kota di India Mulai Dibuka Tak Banyak yang Keluar Rumah
Ibu Kota India, New Delhi, dan pusat finansial, Kota Mumbai, kembali membuka bisnis yang selama dua bulan ditutup karena pandemi Covid-19
Sikh di Garda Depan Perang Lawan Pandemi Covid-19 di India
Kaum minoritas Sikh India di garda depan melawan stigma dengan membantu pasien Covid-19 melalui pasokan oksigen
Stigma Anak Yatim Piatu Covid Mendera Ribuan Anak di India
Ribuan anak di India kehilangan orang tuanya akibat pandemi Covid-19, mereka diterpa stigma “Anak Yatim Piatu Covid”
0
Anak Elon Musk Mau Mengganti Nama
Anak CEO Tesla dan SpaceX, Elon Musk, telah mengajukan permintaan untuk mengubah namanya sesuai dengan identitas gender barunya